Bab 17

221 30 12
                                    

"Lakukan"
Sebuah perintah terdengar di pagi hari, dengan patuh yang menerima perintah melaksanakannya.
Semuanya bersiap. Peralatan canggih mereka keluarkan. Mengintai mansion mewah.
Menunggu waktu yang sudah diperintahkan.

*

*

*

Nunew membuka tirai besar dan panjang, membuka jendela menikmati cahaya matahari pagi. Cahaya dan semilir angin sejuk menerpa kulit putihnya. Melihat ke bawah, seperti biasa para pengawal berjaga.

Melihat mobil yang keluar. Zee. Hari ini ia meminta izin pada tuan mudanya untuk mengambil barang di kosannya.

Kebetulan hari ini Nunew tidak ingin kemana-mana. Ia ingin berdiam saja di kamar atau taman belakang.

Dari kejauhan Nunew melihat benda hitam di udara sedang menuju ke arahnya. Tidak hanya satu tapi banyak.
Dengan cepat ia menutup jendela tetapi sebuah tembakan mengenai pinggiran jendela. Membuat dirinya terkejut dan sedikit mundur.

Sniper drone semakin mendekat dan tembakan terdengar.

Para pengawal di bawah menembaki drone tersebut, saling baku tembak di luar dan terus menembaki ke arah Nunew.

Kaca jendela pecah.

Nunew dengan cepat berlari. Mengambil senjata api di laci. Kedua tangannya dengan erat memegang senjata api.
Satu tembakan. Ia menunduk. Konsentrasi. Senjata api diarahkan ke drone. Mengenai. Tetapi yang lainnya terus menembaki dari luar dan berusaha masuk.
Nunew berjongkok di bawah jendela, menyembulkan kepala lalu menunduk kembali. Menembaki drone ingin masuk.

"Tuan muda!" Teriak Praew tangannya memegang senjata api, menembaki drone yang mulai mendekat.
Mereka saling tembak.

*

*

*

Zee belum jauh dari mansion mendengar suara tembakan, segera memutar balik. Menambah kecepatan menuju mansion.
"Tuan muda" gumam Zee khawatir.

Di luar mansion orang-orang melihat baku tembak dengan jarak jauh dan merekamnya menggunakan ponsel.

Para pengawal terus menembaki sniper drone
Zee masuk. Tembakan sudah mengarah padanya. Memarkirkan mobil tepat di depan pintu masuk.

Sial. Ia tidak membawa senjata api. Dengan keberaniannya ia keluar. Menunduk masuk ke dalam. Di dalam juga terlihat pengawal menembaki drone yang sudah berhasil masuk.

Pengawal melihat Zee.
"Aku harus menyelamatkan tuan muda" ucap Zee menunjuk ke atas. Pengawal tersebut melempar salah satu senjata api yang ia pegang untuk Zee. Mereka menghentikan drone yang mencoba menargetkan Zee.

Zee berlari menaiki tangga. Menunduk. Satu tembakan mengenai pundaknya. Berbalik menembaki drone dengan terus berlari.

Nunew dan Praew tidak bisa keluar karena tembakan terus mengarah ke pintu. Mereka berada di dekat jendela. Nunew sudah kehabisan peluru.

"Tuan!" Teriak Zee melihat drone berada diambang jendela.
"Hati-hati" ucap Nunew
Terkejut melihat darah yang keluar dari pundak kiri Zee. Kemeja putihnya bercampur dengan darah yang mengalir.

Dengan cepat ia membombardir tembakan dibantu dengan Praew.
Melempar dirinya ke belakang sofa. Mencoba mendekati posisi Nunew. Menunduk.

Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara sirene polisi dapat dipastikan masih jauh dari mansion dan tidak lagi terdengar tembakan. Zee mengintip dari balik sofa.
"Khun Zee hati-hati" Praew memperingati karena takut sebuah jebakan agar mereka bergerak dari tempat.

LOVE isn't REQUESTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang