Bab 19

236 37 11
                                    

Zee pergi ke rumah sakit sesuai yang di perintahkan oleh Nunew. Ia mengobati lukanya dan membeli obat untuk luka Nunew. Memperbaiki topi yang ia pakai untuk menghindari dari orang-orang yang mengenalinya.

"Tuan" Kamnan dan Siwat menundukkan kepala saat melihat Zee yang telah menunggu mereka.
Mereka bertemu di taman. Zee sudah memeriksa lokasi yang tidak tertangkap cctv.

"Bagaimana?" Tanya Zee

Kamnan menjelaskan keadaan saat mereka mengikuti orang-orang yang tidak di kenal. Menyerang kediaman Nadech.

"Mereka mengetahui ku" gumam Zee. Berfikir siapa yang selama ini memperhatikannya.

"Apa ada yang tuan curigai?" Tanya Siwat
Zee menggeleng.
"Aku tidak menemukan hal yang mencurigakan."
Mereka diam berfikir.

Zee beberapa hari terakhir mengawasi orang-orang yang berada di mansion dan tidak ada orang yang menarik perhatiannya untuk dicurigai.

Aaron. Ia tidak bisa leluasa mengawasi gerak-gerik Aaron karena selalu berada di samping Nadech. Tetapi dia pasti akan membunuh Zee jika mengetahui apa yang telah dilakukan Zee. Dia sangat patuh terhadap Nadech dan dilihat dia juga menyukai tuan mudanya.

Praew. Orang yang merekomendasikan dirinya pada Nadech. Bukannya dia patut dicurigai. Tapi jika dia melakukan penyerangan, kenapa mereka sampai melukai tuan mereka.

"Kita biarkan saja siapa "orang" yang memerintahkan mereka, asal mereka tidak melukai kalian dan adanya mereka bisa membantu kita secara tidak langsung."
Jelas Zee berfikir selama mereka tidak merusak rencananya, ia akan membiarkannya.

"Ini alamat yang harus kalian bereskan." Zee memberikan lembaran kertas pada Kamnan.
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Ambil semua uang yang ada di sana."
Zee mendengar Nadech mengambil uang tunai untuk melakukan pemilihan daerah. Dan uang tersebut berada di rumah salah satu pejabat.
"Lakukan malam ini."
"Baik tuan"
"Tuan harus hati-hati di sana" ujar Kamnan
Zee mengangguk.
"Kalian juga harus hati-hati"

Zee segera pergi karena cukup lama meninggalkan Nunew sendiri.

*

*

*

Aroon melihat cctv, mobil sedang hitam keluar dari lingkungan sekitar mansion. Tetapi saat di perhatikan cctv tersebut mengulang rekaman yang sama.
"Sialan!" Kesal Aroon mengetahui cctv di retas.

"Bodoh! Kalian tidak menyadari cctv sedang diretas. Apa yang kalian lakukan di sini hah!?"

Dengan kesal Aroon melempar layar dengan asbak. Mereka terkejut, takut tapi hanya bisa diam.

Aroon menerima telpon hasil pelaporan plat mobil-mobil tersebut tetapi plat yang mereka gunakan tidak ada dalam daftar kendaraan.

"Kalian cari sekitar terakhir area mobil terakhir terekam. Cepat!" Perintah Aroon pada empat pengawal yang bersama dirinya.

Aroon mengingat sesuatu, segera pergi untuk bertanya langsung sekaligus membuktikan kecurigaannya.

*

*

*

Zee membuka pintu kamar Nunew dengan pelan. Tuan mudanya terlelap tidur. Zee tersenyum karena Nunew baru bangun tidur dan sekarang tidur lagi.

Zee perlahan duduk di pinggir kasur, memperhatikan wajah Nunew.
"Apa tidur sangat membantu mu lebih tenang?"
Mengusap pelan kepala Nunew. Menundukkan kepala. Memberikan kecupan di kening Nunew.
Menatap lembut wajah pulas Nunew.

Pesan masuk. Zee merogoh sakunya mengambil handphone. Beranjak dengan hati-hati agar tidak membangunkan Nunew.

Zee membuka pintu. Aaron sudah duduk, mendongakkan kepala menatap Zee. Amarah terpancar pada matanya.

LOVE isn't REQUESTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang