Dua puluh satu

4.1K 276 20
                                    

Malam hari adalah waktu yang tepat untuk beristirahat setelah seharian bekerja dan melakukan aktifitas. Tapi waktu istirahat orang tua tiga anak ini di ganggu oleh putri bungsu mereka sendiri.

Kiana terbangun, dan langsung saja menangis diikuti gumaman yang tidak jelas, membangunkan Alvias dan Darla. Alvias sudah mencoba bertanya tapi dia tidak mendapat jawaban yang jelas.

"huaaa! kiaa nna mau abang bubunn, kacihan cettali abang na kia!" Teriak Kiana di tengah-tengah tangis nya.

"Abang siapa, nak? Jangan teriak begitu nanti tenggorokan kia sakit.." Ucap Darla berusaha memberhentikan tangis dan teriakan putri nya. Suara kiana sudah serak karena terus menangis.

Alvias tak tega melihat sang putri yang terus menangis, jadi dia menggendong kiana dan menenangkan nya di luar kamar. Selang beberapa menit akhirnya putri nya tenang walaupun masih tersisa sesegukan kecil Kiana.

Kiana kembali di bawa ke kamar dan sekarang ia sudah berada di pelukan sang bunda.

"Adek sudah tenang? Mau cerita dengan bunda kenapa Kia menangis kencang?" Tanya Darla lembut sambil ia usap pipi tumpah tumpah kiana.

Si kecil hanya menatap sang bunda lalu mulai mengeluarkan suara kecil nya.

"kia mimpi abang al nna kia cedih, bis tu dia di tuk tuk spelti ni ni" Jelas kiana sembari memperagakan penjelasan nya, memukul udara.

"tlus abang nna nanis hue hue kalna kia main cama abang gapin telus. Kia mau minta maap, bubunn.. mau bobo cama abang al caja" Lanjut nya membujuk Darla agar ia dapat tidur dengan Albern.

Darla mendengar penjelasan putri nya langsung menatap sang suami. Dia tidak tau harus menjawab apa, pada bungsu nya. Jika dia menjawab tidak pasti Kiana akan kembali terisak, tapi disisi lain Albern sedang masa menjalani masa hukuman.

Melihat wajah sang putri yang sudah memerah, Alvias merasa iba. Di bujuk menggunakan jelly kesukaan si kecil juga di tolak,  dengan berat hati kepala keluarga itu menggendong putri nya ke luar menuju kamar Albern.

Sebelum ia sampai, ia menyuruh beberapa bodyguard disana untuk membawa Albern dan membiarkan Galvin kembali ke kamar nya.

ꕤꕤꕤ

Si kecil melihat sekeliling kamar sang kakak yang tidak ada kehidupan di sana. Ingin bertanya pada diri sang ayah, tapi mulut nya malas bergerak dan memilih untuk menatap sang ayah. Alvias mengerti dengan tatapan itu lalu tersenyum kecil lalu mengelus rambut pendek putri nya.

"Tunggu sebentar, ya? Mungkin Abang Al lagi di kamar mandi" Ucap nya pelan dan tanggapi anggukan pelan dari sang empu.

Akhirnya orang yang di tunggu-tunggu memasuki kamarnya. Kiana senang akhirnya sang kakak sudah datang dan langsung berontak turun dari pangkuan ayah nya, berlari memeluk kaki panjang Albern.

Tubuh nya sedikit mundur kebelakang akibat dorongan mendadak dari adik nya. Albern menatap wajah datar sang ayah dengan takut.

"Malam ini Kiana tidur dengan kamu."

Hanya kalimat singkat itu yang di ucapkan Alvias sebelum keluar meninggalkan kedua anak nya. Albern merasakan celananya basah lalu berjongkok melihat adik nya. Terlihat wajah mereka si kecil yang masih menangisi sang kakak.

"Kamu kenapa nangis, gendut" Tanya nya di ikuti kekehan geli karena menurut nya Kiana lucu sekali jika sedang menangis.

"hiks kia itu lancing, abang! kia minta maap yah.. soalna hiks kia mimpi, abang cedih waktu kia main cama bang gapin tlus.. abang di tuk tuk cama om cakamata itam" Jelas si kecil yang masih sesegukan melihat wajah tampan Albern luka.

Bukan nya sedih atau terharu Albern malah tertawa mendengar kalimat cadel Kiana, dan apa itu 'cakamata' adik kecil nya ini benar-benar menggemaskan membuat Albern tak tahan untuk  menciumi seluruh wajah adik gendut nya. Dia tidak tahu bahwa sang adik bisa sampai memimpikan nya.

"shh don't cry, baby.. abang tidak marah pada kia, tapi lain kali jangan main dengan minyak GPU itu terus, abang cemburu" ucap nya lembut sambil memeluk dan membelai rambut tebal adik nya.

Dengan lembut Albern angkat gumpalan lemak itu ke pelukan nya, lalu ia menyalurkan kehangatan di setiap elusan pada punggung berlemak adik nya.

Mereka di posisi tersebut selama beberapa menit hingga Kiana benar-benar terlelap dan di pindahkan Albern ke atas kasur. Dia memandangi wajah lucu adik kecil nya itu, bibir merah nya terbuka menandakan buntalan lemak itu tertidur nyenyak.



































































"abang mau mana? duduk cini ajaa no no pigi"

Sejak kejadian semalam Albern dan Kiana semakin dekat, Kiana bahkan tidak membiarkan Albern jauh dari nya walaupun hanya ke kamar mandi, dia harus berada di sisi sang kakak. Tentu saja ada oknum lain. Yang tidak senang dengan kedekatan mereka berdua, yaitu Xavier dan Galvin.

"Abang tidak pergi kemana-mana, gendut. Kamu main sama kakak vier dulu, ya?"

"um? nda ah, kaka viel setelus telus pigi kelja!" Gerutu nya mengingat beberapa hari yang lalu Xavier mendiami nya ketika bermain.

"Kak vier hari ini lagi libur, Abang mau bantu bunda dulu. Main nya sama kak vier aja oke?" Bujuk Albern seraya mengelus pipi lembut Kiana.

"umm okei deh!" Jawab Kiana sebelum tubuh bulat nya berlari menaiki tangga.

ꕤꕤꕤ

"ughh cucah cekali! napa cemua pintu panjang cekali!" Ujar si kecil menanggapi pintu yang tidak memiliki salah dengan bocah gendut itu. Setelah berusaha akhirnya pintu terbuka tetapi itu Xavier yang mendengar suara kiana di Xavier kamar nya.

"Halo cantik nya kakak, kenapa ke kamar kakak, hum? butuh sesuatu?" Ujar Xavier yang langsung menggendong sang adik. Kiana hanya menggeleng pelan lalu memeluk leher sang kakak.

"kia nna mau main cama kaka, boleh nda? kaka lagi cibuk kelja nda?"

"Mau main bersama kakak? Boleh dong! Demi cantiknya kakak pekerjaan itu di buang dulu" jawaban Xavier senang karena adik nya sudah memilih nya untuk bermain. Xavier membawa kiana masuk ke dalam kamar nya dan mendekap gumpalan lemak itu erat.

Terlalu nyaman dengan pelukan sang kakak selang beberapa menit dengkuran halus sudah terdengar oleh Xavier, yang membuat nya terkekeh pelan.

"Dasar anak gendut nya Alvias"



































haloO hai semua !
ak suda update nieeee
jangan lupa vote dan komen nyaaa banyak banyak!

kalo dikit tak update kan lama, heheheheheehehehe
bercanda ~

love you all 💕

KianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang