Di sebuah hari yang cerah, Paijo, Gita, dan Eko duduk di kafe baru Paijo, menikmati secangkir kopi yang baru saja diseduh. Tawa mereka menggema di ruangan yang dipenuhi dengan aroma kopi dan suara-suara lembut dari musik jazz yang diputar di latar belakang.
Paijo, dengan senyum khasnya, berkata, "Kalian tahu, saya tidak pernah membayangkan bahwa mencuci piring bisa membawa kita ke petualangan seperti ini."
Gita, sambil menyesap kopinya, menjawab, "Iya, dan bayangkan, semua ini berawal dari Paijo yang tidak bisa menjaga piring tetap utuh!"
Eko, yang selalu siap dengan catatan detektifnya, menambahkan, "Nah, mungkin untuk bisnis selanjutnya, Paijo bisa mempertimbangkan asuransi piring—spesial untuk tukang cuci piring yang cenderung 'berbahaya'."
Ketiganya meledak dalam tawa, menyadari betapa absurdnya perjalanan yang mereka alami. Mereka menikmati momen kedamaian ini, sambil sesekali pelanggan lain menoleh karena kegembiraan mereka yang menular.
Di sudut kafe, di atas rak yang penuh dengan piring-piring berwarna-warni, piring yang tidak pernah pecah masih berdiri sebagai saksi bisu atas kejadian yang telah mengubah hidup mereka. Siapa sangka, piring yang sempurna itu, tanpa sebuah retakan pun, adalah satu-satunya yang tidak pernah mendengar raungan mesin pencuci piring yang sering kali 'menyanyi' lebih keras dari musik jazz di kafe Paijo.
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita lucu "PAIJO" ☑
HumorCerita lucu Panji indra josan alias PAIJO Menceritakan karakter paijo, siputri dan kawan-kawan di masalalu dengan konsep humor. Paijo, si raja humor di antara kumpulan manusia serius! Dengan senyumnya yang melengkung seperti karet patah, dia bisa me...
