BAB 4 ☔

13 6 0
                                    

Holaa semuaaa.....
Aku kembali dengan BAB baru....
Apakah semua akan baik baik saja?.... Mari kita lihat.. 😅

Happy readers ☔

  Pagi hari dia hari minggu ,Kara membersihkan kamarnya. Kakanya Kara - Erika membuka pintu kamar Kara.

" Dek, lagi ngapain? ",tanya Erika.

" Aku lagi beresin kamar kak, kakak butuh bantuan? ", jawab Kara.

" Kakak mau pergi ke rumah teman mau ngerjain tugas bareng, kamu bisa tolongin cuciin piring nggak? Takutnya pas ayah pulang kakak kena marah ",tanya Erika.

" Hmm... Bisa kak ,nanti aku cuci ", jawab Kara.

" Piring ntar malam biar kakak yang cuci ,makasih adek....", ucap Erika senang dan menutup pintu kamar Kara.
 
   Kara tersenyum simpul melihat kepergian kakanya. " ya kali kakak kena marah sama ayah, setiap kesalahan kakak aja selalu aku yang jadi pelampiasan ayah untuk marah " batin Kara. Dan melanjutkan pekerjaannya.

   Setelah semua pekerjaan selesai. Kara merebahkan dirinya di kamar. Dia membuka roomchat. Terdapat nomor Arkan disana.

Arkan ☔

Arkan

Hm..ada apa sayang?

Kamu lagi ngapain?

Lagi nongkrong sama
teman teman, ada apa hm?

Nggak ada
Lagi bosan aja mama papa nggak ada dirumah

Yaudah kesini aja

Hah?

Main kesini,
Gw jeput lo kerumah
tunggu gw...

Iya, nanti tunggu aja
di dekat halte bus yang di jalan pelangi

Okey

👌

  Arkan pergi melesat keluar markas untuk menjeput Kara. Sesampai di halte, Arkan melihat Kara. Dia tersenyum dan menghentikan motornya tepat di depan Kara.

" Yuk naik ", suruh Arkan.

  Kara tersenyum dan naik ke atas motor Arkan. Sesampai di markas ,Arkan memarkirkan motornya. Mereka berdua turun dari motor.

" Arkan ,ini dimana? " tanya Kara bingung.

" Masuk aja dulu, didalam banyak anak anak yang lain " jawab Arkan.

" Anak anak? " Kara bingung.

" Temen gw ", jawab Arkan

   Kara hanya ber oh menanggapi jawaban Arkan. Mereka berdua masuk ke dalam markas dan disambut oleh anak anak inti geng Alanka.

" Yuhuuu...si bos bawa cewe...", sorak salah satu dari mereka. Namanya Arganta Fareza.

" Yaiyalah bawa cewe ,emang lo jomblo ",ejek Fariq, Alfariq Fauzana.

" An*** lu... mentang mentang gw jomblo seenaknya lo ejek gw ", marah Farez.

" Udah cukup, jangan berantem ",lerai Farzan, Farzan Zeidan.

   Suasana di markas cukup heboh oleh Farez dan Fariq ,ditambah duo partner gelud, Marsel dan Bintang yang sedang mabar ML.

   Kara menghela nafas. Arkan menarik tangan Kara untuk duduk di sebelahnya.

" Nggak usah di dengerin, mereka emang gitu tiap hari...heboh ",ucap Arkan.

" Eh..iya ",jawab Kara.

" Lo kenapa? ,kok mukanya gitu? ",tanya Arkan.

" Aku nggak apa apa kok ", jawab Kara.

" Serius ? "

" Iya Arkan... "

" Oke deh, lo mau sesuatu? ", tanya Arkan sambil merebahkan kepalanya di atas paha Kara.

" Nggak, kesini aja udah cukup seneng buat aku ", jawab Kara.

  Teman teman Arkan yang melihat itu langsung memutar bola mata.

" Totalitas banger si bos mainnya ", ucap Bintang.

" Biarin aja dah ",jawab Marsel.

Mereka semua nelanjutkan aktivitas sendiri sendiri.

~ ☔ ~

  Pulang dari markas ,Kara pergi membersihkan diri ke kamar mandi. Setelah itu dia pergi ke lantai bawah untuk makan bersama.

   Setelah makan malam selesai. Kara mengemas semua piring dan Erika memcucinya. Mama dan papanya sudah masuk ke kamar. Setelah semua beres Kara pergi ke kamar meninggalkan kakaknya yang sedang cuci piring.

Pranggg......

   Piring terjatuh, papa kara - Ruha yang mendengar itu langsung ke dapur untuk mengecek.

" Ya ampun sayang, apa yang terjadi? ", tanya Ruha.

" Aaku tidak sengaja menjatuh kan piring nya, pa ", jawab Erika.

" Jauh kan tangan mu dari pecahan itu sayang, kau bisa terluka ", ucap Ruha menarik tangan putri kesayangannya itu.

" KARA...... ", panggil Ruha.

" Iya pa aku datang ", jawab Kara di kamar dengan panik.
Kara menuruni tangga dan melihat Ruha dan Erika.

" Iya pa ada apa? ", tanya Kara.

Plakkk....

  Satu tamparan mendarat di pipi Kara. Kara meringis sambil memegang pipinya yang memerah. Erika yang melihat itu oun kaget.

" Kenapa kakak kamu yang mencuci piring? ,bukankah kamu yang seharusnya mencuci piring? " tanya Ruha marah.

" Kakak yang minta pa ", jawab Kara.

" Jangan banyak omong, jika kakak mu minta seharusnya kamu menolaknya, mengerti!!! ", tekan Ruha.

" pa sudah pa ,Kara nggak salah ", pinta Erika.

" Tapi sayang ,adik kamu ini selalu saja buat papa marah ", ucap Ruha lembut.

  Ruha menoleh kepada Kara dengan mata yang menakutkan.

" Bereskan semua ini, PAHAM!!! ", suruh Ruha yang diangguki Kara.

  Ruha pergi dari sana sambil menarik tangan Erika. Kara yang melihat kepergian papa nya hanya menatap nanar.

" Aku juga ingin diperlakukan seperti kakak, pa ", ucap Kara lirih sambil membersihkan pecahan Kaca.

Haii semua....
Sampai sini dulu ya....😅

Jangan lupa vote and komen ☔☔

Hujan Terakhir ( On Going ☔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang