BAB 5 ☔

12 6 0
                                    

Hai hai semua......
Aku kembali dengan BAB baru 😅....

Aku selalu berharap kalau
Dia adalah kebahagiaan yang
Datang, ternyata bukan.

Karahana Falesia

~ ☔ ~


   Pagi ini Kara berangkat ke sekolah pagi pagi sekali. Dia melewatkan sarapan bersama. Sesampai di kelas, Kara duduk di bangku nya dan mengeluarkan buku diary nya.

Dear diary

Kemarin adalah hari yang menyenangkan dan juga hari yang menyakitkan bagi ku. Aku berfikir mengapa orang yang bukan dari keluarga ku lebih membuat ku bahagia ketimbang keluarga ku sendiri. Tetapi aku selalu yakin bahwa keluarga ku akan menerima ku sebagai bagian dari mereka, walau aku tidak tau kapan itu akan terjadi.....

Kara ☔

   Kara menutup buku diary nya dan memasukkannya ke dalam tas. Bertepatan dengan itu Arkan ddk datang. Arkan menyeringitkan dahinya bingung.

" Pagi banget datang? ",tanya nya sambil duduk di samping Kara.

" Nggak apa apa, pengen datang cepat aja. Tapi... Tumben juga kamu datang cepat? ",tanya Kara balik.

" Gw selalu datang cepet ,lo nya aja yang nggak tau ", jawab Arkan sambil merebahkan kepalanya, wajahnya menghadap Kara.

" Kenapa hm?, wajah lo agak pucat ",tanya Arkan .

" Aku nggak kenapa napa, cuman ya kurang tidur aja semalam ",jawab Kara.

" Kenapa bisa kurang tidur? "

" Semalam aku buat tugas ,makanya telat tidur ", jawab Kara.

   Arkan berohh mendengar jawaban Kara. Teman teman Arkan yang lain hanya memperhatikan interaksi keduanya.

" Serasa jadi nyamuk gw kalo gini ", ucap Marsel.

" Berisik lo ", pinta Bintang.

" Kalian pagi pagi udah ribut aja ,biarin aja si bos mesra sama si Kara.... Kalo iri cari pacar sana...", tutur Farzan.

   Marsel dan Bintang memutar bola mata malas. Mereka berdu membuka hp dan bermain game.

Kringgggg.....

  Bel masuk berbunyi. Pelajaran pertama di mulai. Kara membuka buku seni budaya dan menoleh pada Arkan yang tampak tertidur pulas.

   Kara menghela nafas. Dia bingung melihat Arkan yang selalu tidur di semua jam pelajaran, tetapi dia selalu bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Arkan yang merasa diperhatikan membuka matanya.

" Kenapa hm? ", tanya Arkan.

" Nngak ada ", jawab Kara gugup dan memalingkan wajahnya ke depan.

   Arkan terkekeh melihat Kara. " lucu banget pacar gw ", batinnya.

Kringg... Kringg....

  Bel pulang berbunyi. Seluruh siswa berbondong bondong meninggal kan kelas. Kara masih terduduk di tempat duduknya sambil memperhatikan hujan yang turun. Arkan yang ingin keluar kelas menatap bingung. Alhasil dia menyuruh teman temannya pergi duluan. Dan menghampiri Kara. Dia duduk disamping Kara.

" Kenapa masih diam disini? ", tanya Arkan.

  Kara menoleh pada Arkan . Dan tersenyum.

" Hujannya indah, aku suka makanya aku liatin dulu disini " ,jawab Kara.

" Lo suka hujan?, padahal hujan selalu membuat orang sakit "

" Aku selalu menyukai hujan yang turun, hujan selalu membuat Ara tenang... Ara selalu sendiri dan kesendirian Ara selalu di temani hujan ",tutur Kara.

   Dahi Arkan berkerut melihat perubahan cara bicara Kara. Biasanya dia selalu menggunakan kata "gw" ,tetapi mengapa sekarang dia menggunakan "ara" untuk menyebut namanya.

" Lo baik baik aja kan? ",tanya Arkan memastikan.

" Aku selalu baik baik aja ", jawab Kara tersenyum .

  Kara kembali memperhatikan hujan yang turun dibalik jendela. Dia tersenyum.

" Arkan jangan tinggalin Kara ya... Arkan itu kebahagiaan bagi Kara mulai sekarang ",pintanya.

   Arkan sedikit bingung ,tetapi dia tetap menjawab perkataan Kara sambil tersenyum.

" Arkan akan selalu disini buat Kara, Kara udah jatuh cinta ya sama Arkan? "

" Entah kenapa, tapi rasanya aneh kalo didekat Arkan... Mungkin Kara udah mulai suka sama Arkan ", jujur Kara.

   Arkan  tersenyum dan mengelus puncak rambut Kara.

" Yaudah yuk kita keluar keburu yang lain pulang
",ajak Arkan .

" Yuk ", jawab Kara sambil tersenyum.

Holaaa......
Sampai bawah aja 😌
Sampai sini dulu ya ...

Jangan lupa vote and komen ya ☔☔

Hujan Terakhir ( On Going ☔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang