DEMISIEN 19

102 54 2
                                    

Happy reading 💐


Cukup lama Sienna menatap paper bag yang ada di atas meja belajar nya sambil tersenyum kecil. Melihat paper bag itu membuat Sienna mengingat kembali betapa baiknya Bunda Demian memperlakukan nya.

"Hari ini aku seperti melihat Mama dalam diri Bunda Demian, dia baik banget, tutur katanya juga lembut dan suka bercanda, haha ... Entah kenapa aku ngerasa nyaman banget ada di rumah itu,"

Tok!

Tok!

Tok!

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar membuat Sienna langsung tersadar dan melirik ke arah pintu.

"SIENNA, SIENNA!"

"Iya bentar!" Sienna segera bangkit dan langsung menyembunyikan paper bag itu di bawa kasur.

Setelah di rasa aman, Sienna pun berjalan untuk membukakan pintu kamarnya.

"Ada ap–"

TAK!

Sienna langsung terkejut saat tamparan keras tiba-tiba mendarat di pipinya, ia menatap pelaku yang sudah menamparnya.

"Enak kamu ya, keluar rumah gitu aja, tanpa izin pula!"

"Siapa yang izinin kamu keluar rumah hah? Kamu tuh gak mikir ya, kalau sampai ada pencuri masuk ke rumah, kamu mau tanggung jawab hah!"

Sienna menunduk tanpa berkutik sama sekali, melihat Sienna tak merespon nya Adinda langsung menarik rambut kepang Sienna menuju kamarnya.

Wanita itu mengambil ikat pinggang milik suaminya Dramendra.

"Jangan pikir karena ayah kamu pergi ke luar kota, saya jadi gak bisa hukum kamu ... Oh, jelas tidak. Malahan saya lebih berkuasa saat ayah kamu pergi," ucap Andinda sembari menggulung ikat pinggang itu.

Craak!

Adinda langsung membentangkan ikat pinggang membuat Sienna terkejut sekaligus takut.

"Ini hukuman buat kamu karena sudah pergi tanpa izin, saya kan sudah bilang kalau saya dan anak saya mau ke mall, itu artinya kamu jaga rumah bukan malah keluyuran kayak perempuan malam,"

"AYO DUDUK! DUDUK!" sentak Adinda membuat Sienna segera berlutut di depan ibu tirinya itu.

"Maafin Sienna, Mah!"

Craaakkkk!

"ARRKKHH!"

"Tidak ada kata maaf untuk mu malam ini, cambukan ku malam ini juga sebagai akibat karena omongan kosong mu waktu itu, kau tidak menepati janji mu bukan,"

"Waktu itu aku meminta mu membelikan ku produk keluaran terbaru, tapi kau pulang dengan tangan kosong ... Sekarang aku tidak mau benda apapun, yang aku mau hanya satu,"

Craaakkkk!

Adinda mengibaskan ikat pinggang ke lengan Sienna, membuat gadis itu merintih kesakitan.

"Saya hanya ingin menyiksa mu malam ini,"

Craaakkkk!

"Argkkkh,"



"Aush,"

"Sorry, gue pelan-pelan ya."

Sienna mengangguk sambil tersenyum tipis. Baru kali ini ia melihat seorang pria begitu perhatian padanya.

Melihat ketelatenan dalam mengobati luka memar di lengannya membuat Sienna merasa tenang, dia tidak tau sejak kapan perasaan tenang ini muncul dalam dirinya.

DEMISIEN (Demian & Sienna) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang