DEMISIEN 33

71 16 0
                                    

💐 Happy reading 💐

Demian, Mars, dan Venus berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju tempat Sienna di rawat tadi, sesampainya mereka di sana. Maya dan Seli lantas berdiri dan menghampiri mereka.

"Kalian bertiga dari mana saja?" tanya Maya.

"Habis ngusir hama," timpal Mars seraya duduk di kursi panjang bersebelahan dengan Markus.

"Ngusir hama? Maksudnya?"

"Tadi kita habis laporin bokap Sienna ke kantor polisi,"

"Hah? Seriusan?"

Maya melebarkan matanya kala mendengar jawaban Demian, ia melirik Seli yang nampak sangat terkejut. "Eh ini seriusan? Kalian udah laporin bokap Sienna ke kantor polisi? Terus gimana, di tangkap gak?" tanya Maya sekali lagi.

"Pertanyaan lucu, njir. Ya jelas lah di tangkap," ledek Mars tertawa kecil karena melihat ekspresi Maya. Sementara Maya sendiri nampak geram menatap wajah Mars yang terus saja menertawakannya di depan anggota Black Diamond lainnya.

"Diam lo!"

"Gak mau, blee!"

Mars menjulurkan lidahnya sambil terus tertawa. Tindakan itu tentu saja membuat Maya tak terima. Karena kesal Maya langsung memberikan Mars pelajaran dengan menyumpal mulut pria itu menggunakan kaos kaki miliknya.

"Rasain! Makan tuh kaos kaki gue,"

Maya tertawa puas ketika melihat ekspresi jijik Mars, bukan hanya Maya bahkan Seli, Demian dan anak-anak Black Diamond lain juga ikut menertawakan Mars.

"Dasar cewe kasar, masa mulut gue di masukin kaos kaki sih, mana bau lagi," kesal Mars mengelap-ngelap lidahnya yang masih merasakan jejak kaos kaki.

Maya berdecak. "Makanya lo kalau jadi cowo tuh jangan ember,"

"Maya di lawan," lanjutnya seraya mengibaskan rambut panjangnya yang ia ikat.

"Udah-udah, kalian gak usah bertengkar lagi," ucap Demian berusaha menenangkan pertengkaran mereka.

Setelah di rasa tenang, Demian lantas berjalan mendekati Maya.

"Mulai sekarang kalian gak perlu khawatirin keadaan Sienna, dia gak bakal di siksa lagi sama bokapnya karena sekarang bokap Sienna udah di penjara," ujar Demian menepuk pundak Maya sambil tersenyum kecil.

Maya mengangguk begitu juga dengan Seli yang berdiri di sampingnya. Melihat Demian tersenyum kecil membuat Maya kembali meragukan pandangan nya terhadap pria itu.

Dulu, ia sangat membenci Demian dan para gengnya karena mereka menyandang gelar terburuk di sekolah sebagai berandalan, bahkan guru-guru pun tak respect pada mereka dan menganggap mereka murid ternakal.

Namun sekarang, setelah melihat perhatian Demian pada Sienna, ia merasa pandangannya selama ini sudah salah besar, ia bisa melihat sisi baik dari pria-pria di depannya. Mereka tak seburuk yang pernah dia bayangkan.

"Kalian bertiga hebat banget, gue salut deh sama kalian," sahut Rimba menepuk pundak Mars lalu merangkulnya. Mars pun membalas rangkulan itu sambil tersenyum bahagia.

DEMISIEN (Demian & Sienna) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang