DEMISIEN 38

41 5 0
                                    

💐 Happy reading 💐

Malam harinya Sienna yang masih dalam keadaan lemas memaksakan diri untuk mengerjakan pekerjaan dapur. Ia menyiapkan makan malam sebelum Damendra pulang agar pria itu tidak memarahinya. Apalagi tadi pagi ia sudah meninggalkan tugasnya membuat sarapan pagi jadi malam ini ia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.

Di tengah aktivitas nya memasak tiba-tiba Jafar berjalan memasuki dapur menemui Sienna.

"Na,"

Sienna menoleh ke samping menatap Jafar. Ia langsung menundukkan kepalanya merasa bersalah karena ia tau tindakannya tadi pagi pasti membuat Jafar tersinggung.

"Maafin Sienna ya Bang,"

Deg!

Jafar langsung terkejut setelah mendengar ucapan Sienna, ia bingung kenapa Sienna malah meminta maaf padanya.

"Sienna pasti udah buat Bang Jafar kesal ... Sienna gak bermaksud bentak Bang Jafar tadi pagi, Sienna minta maaf."

"Nggak, Na. Lo gak perlu minta maaf kan lo gak salah,"

Sienna mendongak ke atas. "Bang Jafar gak marah?"

Jafar mengangguk sembari tersenyum tipis

"Gue bisa ngerti posisi lo waktu itu, lo pasti trauma karena kejadian itu makanya lo anggap semua cowo sama kayak orang yang lo lihat waktu itu,"

Sienna terdiam setelah mendengar ucapan Jafar karena memang apa yang di katakannya itu benar, ia hanya trauma dengan kejadian kemarin malam jadi dia tidak sadar jika berteriak pada Jafar dan melukai perasaannya.

"Udah, lo gak usah terlalu mikirin kejadian itu, gue gapapa kok, gak usah ngerasa bersalah ya,"

Sienna mengangguk lalu tersenyum kecil pada Jafar. "Makasih Bang,"

"Sama-sama. Sini biar gue bantuin," ucap Jafar meraih pisau dari tangan Sienna namun Sienna kembali mengambilnya.

"Gak usah Bang, aku bisa sendiri kok mending bang Jafar tunggu aja di meja makan, bentar lagi makanan nya masak,"

"Gapapa nih lo masak sendiri?"

"Iya gapapa,"

Jafar menghela nafas. "Yasudah kalau itu yang lo mau, gue ke meja makan ya,"

"Iya."

Akhirnya Jafar berjalan meninggalkan Sienna di dapur sendiri. Sienna pun kembali melanjutkan acara masaknya.

Hingga beberapa menit kemudian, semua masakan telah masak dan di sajikan di atas meja makan, di saat yang sama juga Damendra telah pulang dari kantor. Akhirnya mereka semua pun bisa makan bersama yang pastinya juga bersama Sienna. Itu semua karena keinginan Jafar dan Sienna pun bisa makan bersama mereka.

Di tengah acara makan, tiba-tiba Amora bersuara menanyakan perihal pesta ulangtahun nya kepada Damendra. Ia ingin merayakan ulangtahun nya yang ke 18 tahun di rumah dengan dekorasi indah lalu di hadiri oleh teman-teman sekolahnya.

Mendengar ucapan Amora yang terlihat sangat bersemangat, Damendra tersenyum kecil lalu mengelus kepalanya.

"Kayaknya anak Papa seneng banget mau sambut hari ulangtahun nya ... yasudah kalau begitu, habis ini Papa bakal pesan pendekor pesta buat dekorasi rumah kita, besok kamu tinggal undang saja teman-teman mu,"

Mendengar ucapan Damendra Amora langsung menghentikan acara makannya.

"Yang bener, Pah? Ulangtahun Amora mau di rayain di rumah?"

"Iya dong masa Papa bohong ... udah kamu  tenang saja semuanya biar Papa yang urus, sekarang kamu habisin makanan nya, makan yang banyak ya biar cepat gede,"

DEMISIEN (Demian & Sienna) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang