Bab 4

88 11 13
                                    

Gemuruh suara petir melengkapi derasnya hujan yang turun malam itu. Sesekali Yechan tersentak kaget dan mengelus dada nya.

Jari-jarinya terus sibuk bergerak di atas keyboard laptopnya. Beberapa pekerjaan menuntutnya tetap sibuk meski sudah berada di rumah.

Pintu kamarnya terbuka, Yechan menoleh sejenak. Sebuah senyuman tersungging ketika melihat Jaehan masuk dan menghampirinya.

Mengambil tempat di samping Yechan yang sedang duduk di kasurnya sendiri. Jaehan memeluk pinggang Yechan dan mencium pipi kekasihnya yang tengah di sibukkan oleh beberpa pekerjaan.

"Apa masih kurang bekerja ? Sampai harus bekerja juga di rumah."

Melihat wajah kekasihnya yang sedang menyandarkan kepalanya di bahunya, Yechan hanya bisa tersenyum lalu mengecup kening Jaehan.

"Sedikit lagi. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, tidak banyak."

Seperti tidak mau tau, Jaehan terus menggangu. Mengendus dan menciumi leher Yechan yang sedari tadi seperti memintanya untuk menjamah. Yechan merasakan sedikit dingin ketika lidah Jaehan menjilat Lehernya, tentu membuatnya sedikit melenguh juga.

"Ehhhmm...aku harus menyelesaikan ini dulu. Hyung jangan mengganggu konsentrasi ku..."

Pantang menyerah, tangan Jaehan malah iseng mengusap paha Yechan yang sedikit terbuka karna mengenakan celana pendek saat itu.

"Bekerja saja...aku akan temani."

Berusaha setengah mati menyelesaikan pekerjaan nya yang memang tidak banyak, ketika lembut usapan tangan Jaehan terasa di perutnya yang mulus. Tak hanya itu, kadang menyapa dua titik sensitif di dadanya yang membuat Yechan terpaksa bergelinjat saat Jaehan memainkan nya.

"Hyung akan membuat ku lambat menyekesaikan nya."

"Kata mu tidak banyak."

Jaehan menutup laptop Yechan dan menaruhnya di nakas samping tempat tidur. Tak bisa menunggu lagi, Jaehan mencium bibir Yechan. Melumatnya seakan sudah sebulan tidak melakukannya, menghisab bibir bawah Yechan tak sabaran dan memasukkan lidahnya.

Tidak ada alasan untuk menolak lagi, Yechan membalas dengan hasrat yang sama. Mati-matian menahan nya sedari tadi, tangan Yechan bergerilia menyentuh tubuh Jaehan di sana-sini.

"Hyung menggangu ku, Hyung tau ??"

Tangan Yechan lancang mengusap lembut paha Jaehan hingga bagian pangkalnya. Membuat Jaehan tak berhenti bergelinjat dan mendesah, meremas bokong lembut Yechan yang masih terbungkus celana pendeknya.

"Kamu pasti lebih menginginkan aku dari pada pekerjaan mu itu, Yechan."

"Ayo selesaikan ini, agar aku bisa meneruskan pekerjaan."

Semua berjalan seperti keinginan Jaehan, Yechan memanjakan nya dengan cumbuan memabukkan. Memberi tanda di setiap tubuh Jaehan tanpa melewati nya. Setiap Hiasapan kuat mendapat desahan yang kuat juga. Belum lagi rematan yang nakal yang membuat keduanya bergerak liar.

Melucuti setiap kain penghalang tubuh mereka, tangan Yechan sudah terlatih kecepatannya. Kekasih nya sudah lama menginginkan nya, mengingat kesibukkan membuat mereka jarang melakukan nya. Terkadang, Jaehan di buat sibuk oleh Hangyeom dengan lembur karna laporan-laporan yang mesti selesai sebelum date line.

Berakhir dengan pertengkaran namun sudah mengecup bibir keesokan pagi nya. Namun kali ini, Jaehan tidak bisa menahan lagi. Rindu dengan setiap sentuhan Yechan yang membuatnya terus gelisah sepanjang hari.

Yechan memainkan tempo dengan baik di setiap gerakan, mendorong tubuhnya perlahan dan cepat kemudian. Membuat Jaehan meremang tak tahan, belum lagi tangan Yechan yang sibuk memompa milik Jaehan.

FRIENDSHIP WITH BENEFITS 🔞Where stories live. Discover now