Chapter 6

37.3K 1.1K 30
                                    

Masih adakah yang nunggu kelajutan cerita nggak jelas ini, saya harap masih ada 😄😄

Mohon kritik dan sarannya, saya akan sangat menghargai kalau kalian mau memberi saya kritik dan saran dan jangan lupa vote dan commentnya saya tunggu.

Mohon maaf 🙏🏻🙏🏻 kalau saya lama nggak update ini cerita dan maaf 🙏🏻🙏🏻 kalau tulisan saya berantakan karena saya masih baru belajar nulis cerita.

Terima kasih untuk vote dan commennya di chapter-chapter sebelumnya, semoga kalian kada dulak (nggak bosen) kalau kata orang banjarmasin hehehe.

Makasih udah mau buang waktu kalian untuk baca cerita nggak jelas dari saya 😘😘

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Aga sayang, malam ini kamu dan istrimu nginap di rumah mama papa aja yaa," kata Nyonya Adhyasta penuh harap.

"Mama nggak usah gangguin mereka deh, kayak nggak tau pengantin baru aja ini kan malam pertama mereka, pasti mereka mau ngelakuin itu, kalau mereka nginap disini nanti kita malah jadi ganggu mereka," kata Tuan Adhyasta dengan tampang menggoda kedua pengantin baru tersebut. Membuat pipi Elysia merona merah karena digoda oleh mertuanya.

"Aduh papah jangan ngomong gitu, coba liat tuh mukanya Ely udah kayak kepiting rebus, Ely cantik nanti kalau mau belajar bilang aja sama mama pasti mama ajarin," balasan nyonya Adhyasta yang ambigu makin membuat pipi Elysia merona.

"Mah, pah sudah cukup jangan goda istri Bagas lagi. Aga ada pekerjaan besok dan kantor lebih dekat dari apartemen dari pada dari sini," balas Bagas dingin.

"Ciee liat deh mah ada yang sedang ngebela istrinya," kata Tuan Adhyasta makin antusias menggoda kedua pengantin baru itu.

"Apa kamu besok kerja ?!?! Kamu nggak ngambil cuti ? Harusnya kamu ngambil cuti buat honeymoon, ini malah besok langsung kerja," kata Nyonya Adhyasta berapi-api, tidak menanggapi perkataan suaminya yang masih saja menggoda kedua pengantin baru tersebut, lebih tepatnya menggoda Elysia, karena Bagas tidak menanggapi hal tersebut.

"Iya besok Aga masuk kerja, Aga nggak bisa ngambil cuti mah, jadwal Aga penuh sampai 2 bulan kedepan," kata Bagas lagi dengan cueknya.

"Karyawan kamu kan banyak Ga masa gak bisa gantiin kamu untuk beberapa hari aja sih," kata Nyonya Adhyasta dengan jengkel karena anaknya yang super duper cuek dan dingin itu.

"Aga harus nemuin investor baru mah, kalau Aga berhasil membuat investor baru itu setuju untuk kerja sama, hal ini akan membuka peluang besar untuk perusahaan.

"papah sih terserah padamu saja, tapi ingat Aga sekarang kamu sudah menikah, kamu memiliki seseorang yang menunggumu di rumah jadi papah harap kamu bisa mengurangi kesibukanmu mulai dari sekarang dan untuk Ely papah harap kamu bisa bersabar dengan sifat keras kepala suami kamu ini," kata Tuan Adhyasta serius sambil mamberi masukkan kepada Bagas dan Elysia.

"Insyaallah P... Pah," balas Elysia dengan canggung memanggil mertuanya dengan sebutan papah yang sudah lama tidak di ucapkannya.

"Hmm, udah deh pah mah kami pulang ke apartemen dulu, kalo ada waktu nanti Aga akan mengunjungi mama dan papa, ini sudah larut malam Ely juga kelihatan sudah mengantuk," kata Bagas sambil meperhatikan Elysia yang dari tadi melamuan lalu menguap kelihatan sedang ada sesuatu hal penting yang di pikirkan tapi mengantuk.

"Ya sudah hati-hati di jalan, Aga kamu jangan ngebut dan Ely sayang kalau suami kamu berbuat macam-macam bilang sama mamah biar nanti mamah marahin dia," kata Nyonya Adhyasta sambil mengantar kedua pengantin baru tersebut ke depan rumah.

"Iya mah, pasti Ely akan bilang sama mamah kalau kak Aga berbuat macam-macam" balas Elysia dengan manja pada mertuanya itu yang membuat Bagas langsung mendelikan matanya tajam.

"Cuihh... Dasar manja, beneran nih kamu mau ngaduin aku sama mama, sayang ?" Balas bagas sambil memeluk pinggang Elysia dari samping, membuat pipi Elysia kembali memerah karena godaan suaminya tersebut, tapi juga bingung dengan sikaf suaminya yang berubah-ubah tadi sangat dingin dan sekarang mereka seperti pengantin pada umumnya yang sedang bahagia usai pernikahan.

"Bye mah pah, Aga pulang dulu," Kata Bagas setelah membukakan pintu mobil untuk istrinya.
"Hati-hati bawa mobilnya Ga," balas Nyoya Adhyasta mengingatkan lagi.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Untuk sementara kita tinggal di apartemen ini dulu. Sekertarisku belum mendapat rumah yang cocok untuk kita tinggal," kata bagas kembali ke sikaf aslinya dingin seding es di kutup utara.

"Terserah kak Aga aja dan ada yang ingin ku tanyakan. Apa yang dikatakan temanmu saat kita di pelaminan tadi benar ?" Tanya elysia langsung ke hal yang mengganggu pikirannya sejak tadi.

"Menurutmu ?" balas Bagas dingin.

"Aku tidak tahu makanya aku bertanya, kalau aku tahu aku tidak akan bertanya kak !!" Semprot Elysia.

"Tidak usah kamu pikirkan, pergi tidur sana. Aku mau keluar cape dengerin kamu nanya ini itu," kata bagas sambil mengambil jaket yang ada di samping pintu depan. Mereka sudah melepas baju pengantin saat pernikahan selesai diadakan karena merasa tidak nyaman memakai pakaiaan tersebut.

"Kak aga mau kemana ?"

"Terserah aku mau kemana, kamu nggak usah ikut campur."

"Tapi ini kan malam pengantin kita, kak."

"Kamu pikir, aku bakal nyentuh kamu ? nggak akan pernah terjadi. Jadi jangan mimpi. Udahlah aku pergi, braakkk," kata bagas sambil menutup pintu dengan kencang.

Baiklah kak, aku tidak akan ikut campur urusan kak aga, tapi aku akan tetap menjalankan kewajibanku menjadi seorang istri, batin elysia.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa vote dan commentnya yaa 😘😘

Cruel groomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang