Chapter 8

39K 1.4K 84
                                    

Hai semua maaf aku baru bisa update hehehe. Aku baru aja dapet ide buat chapter ini hari minggu kemarin dan langsung deh ngetik. jadi makanya baru bisa update sekarang mohon maaf yang sebesar besarnya yaa.

Kemarin aku ada baca komentar "Thor digantungin itu nggak enak loh" sebenarnya aku juga nggak mau ngengantungin ceritanya tapi mau gimana lagi aku nggak punya ide buat chapter ini hehehe. Ohh iya chapter ini aku buat panjang lo dari chapter-chapter sebelumnya.

Aku nggak marah kok kalian komentar kaya gitu, malah komentar yang kaya gitu yang ngebuat aku semangat nulisnya, tapi ingat komentar yang ngebangun loh yaa.

Aku juga pembaca jadi aku ngerti ngimana rasanya nunggu cerita yang aku tunggu-tunggu ehh nggak update-update. Pede amat ya aku kaya ada aja yang nunggu nihh cerita hahaha.

Semoga masih ada yang nunggu cerita ini yaa.
Terima kasih yang udah memberi kritik, saran dan commentarnya ya plus terima kasih yang udah kasih votenya aku sayang kalian semua.

Jangan lupa kritik, saran dan commentnya aku tunggu banget loh itu ngebuat aku makin semangat buatnya.
Ohh iya jangan lupa juga votenya yaa hehehe.

Untuk chapter berikutnya harap sabar yaa dan Maaf kalo ada kata kata yang menyinggung kalian.

Silahkan langsung baca aja deh
Happy reading yaa
============================================================

"Maksut lo Elysia, dia bukan bini gue. Gue nikahin dia karena gue nggak mau resort gue jadi milik Oric dan gue mau dapetin harta tuh cewek." Kata-kata Kak Aga tersebut terus tergiang di kepalaku seperti kaset rusak yang mengulang-ulang hal yang sama.

Saat ini aku baru saja sampai di apartemant kami atau lebih tepatnya apartemant Kak Aga. Setelah tadi aku mendengar Kak Aga mengatakan aku bukan istrinya aku bergegas keluar dari restoran tempat aku berkeluh kesah kepada Neta, yaa aku meninggalkan Neta setelah dia memintaku untuk menceraikan Kak Aga. Setelah selama 3 jam aku berkeliling dengan tujuan tidak jelas aku memutuskan untuk kembali saja ke apartemnt ini tapi saat aku memasuki apartement, aku tidak menemukan siapapun di dalam sini.

Karena teringat kembali dengan permintaan Neta di restoran tadi, aku pun mencoba untuk menghubungi pengacara Rendra Grup Om Aji yang sudah aku anggap papaku sendiri, karena sejak aku datang ke rumah megah milik papa kandungku hanya Om Aji yang sangat baik padaku dia tidak pernah mencaciku karena aku hanya anak haram tidak seperti keluarga papa kandungku yang lain.

"Assalamu'alaikum om."

"Walaikumsalam, Lyly ada masalah apa nggak biasanya kamu nelpon om ?" Tanya Om Aji to the point. Kalian pasti bingung kenapa Om Aji memanggilku Lyly, karena menurutnya Lyly adalah pangilan yang mencerminkan seorang gadis kecil polos tanpa dosa dan aku memiliki sifat yang menurutnya sangat manis ketika saat berumur 8 tahun aku bertanya kepadanya kenapa memanggilku Lyly.

"Aku cuman mau tanya misalkan, misalkan loh om." Kataku menegaskan hal tersebut berusaha supaya Om Aji tidak curiga bahwa aku ingin menceraikan Kak Aga yang menurutnya sangat bertanggung jawab sebagai suamiku.

"Iya misalakan apa Ly ?"

"Begini om anggap aja si a perempuan dan si b cowok ya om, nah si b ceritanya nikah om sama si a, lalu ternyata si b nikahin si a itu cuma mau nyelametin bisnisnya sendiri dan sekaligus mau ngambil harta keluarganya si a. Kalo misalnya a minta cerai, harta keluarganya si a bisa balik lagi nggak om ?" Tanyaku dengan ragu.

Cruel groomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang