Chapter 11

39.2K 1.1K 74
                                    

Haiii..........
Terima kasih udah sangat-sangat sabar dengan aku yang jarang update cerita.
Terima kasih untuk yang udah ngasih vote, kritik, saran dan komentarnya.

Terima kasih buat temen aku, author fycheese yang udah kasih supportnya dan juga ngebantui ngebuat chapter ini. Baca juga cerita dia yaa judulnya best mistake ceritanya keren rugi deh kalo kalian nggak baca, baca juga cerita dia yang lain bagus bagus kok.

Pokonya terima kasih buat semuannya yang udah menyemangati aku untuk melanjutkan cerita ini yaa.

Silahkan langsung baca aja dehh
Happy reading yaa.....

===================================================

One month later

Satu bulan sudah sejak kejadian Kak Aga yang mulai besikaf baik kepadaku. Aku pun mulai menghapus ingatan tentang perbuatan Kak Aga sebelumnya yang telah menyakitiku, menghilangkan keinginanku untuk mengakhiri pernikahan kami dan memulai segalanya dari awal dengan Kak Aga, begitu lah pemikiranku sekarang. Walau pun aku tidak mengetahui apa alasan dibalik sikap Kak Aga ini, tapi bagiku sekarang sudah lebih dari cukup, aku hanya memerlukan Kak Aga tetap disampingku aku tidak memerlukan hal lain lagi mungkin aku telah dibutakan oleh cinta sampai-sampai melupakan segalanya. Apakah pilihanku ini sudah benar....

Tapi mungkin bila kejadian yang lebih parah kembali terjadi aku akan memikirkan ulang rencana awalku.

-----BAGAS POV----

Satu bulan berlalu setelah Elysia a.k.a istriku melihat aku dengan seorang wanita di sebuah cafe. Setelah kejadian itu aku baru pulang keesokan harinya. Aku pulang dalam keadaan demam, walaupun aku bersikaf kasar padanya aku tetap khawatir dengan keadaannya karena sendiri di rumah.

Saat baru saja aku memasuki apartemet dia langsung bertanya kepadaku yang hanya aku balas dengan kata- kata yang menusuk. Tanpa ku sangka-sangka dia memintaku menghamilinya yang membuat kepalaku semakin pusing, tentu aku menolak permintaannya namun tanpaku sadari sebenarnya aku senang dengan permintaannya.

Mendengar penolakanku kemarahannya pun meledak dan mengatakan aku menikahinya karena kekayaannya walaupun semua yang dikatakannya benar tetap saja itu membuatku sangat marah. Keadaanku yang memang sudah lemas karena sakit semakin bertambah mendengar pernyataannya. Aku menyuruhnya menenangkan diri terlebih dahulu sebelum kami kembali berbicara.

Setelah mengatakannya aku keluar dari kamar menuju dapur untuk mengabil minuman. Saat aku memegang gelas ingin mengambil air, pengliatanku semakin buram setelahnya aku tidak mengetahui lagi apa yang terjadi aku hanya merasakan kegelapan di sekelilingku.

Aku melihat seberkas cahaya di ujung kegelapan itu, karena penasaran aku pun mulai berjalan munuju cahaya itu tanpaku sangka di balik cahaya itu, aku melihat Elysia dengan perutnya yang membuncit, di depannya berdiri seorang laki- laki yang tak dapat kulihat rupanya karena berdiri membelakangiku.

Laki-laki itu sedang memegang pisau yang diarahkan ke perut Elysia. Tubuhku hanya dapat terpaku melihat hal tersebut seperti ada yang menahan kakiku sampai tak dapat bergerak. padahal Elysia sedang memohon kepadaku untuk menolongnya.

Darah pun mulai mengalir turun di perutnya, mataku hanya dapat terbelalak melihat hal tersebut. Dia meringis kesakitan saat pisau itu semakin menusuk perutnya sambil berkata, 'aku mohon jangan membunuhnya ini anakmu.' Katanya kepada laki-laki yang menusukkan pisau tersebut.

Cruel groomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang