Reina Oktaviani tengah bergelut dengan pikirannya, sekarang ia sedang dirumah teman — seorang pemuda. Tentu saja bukan kekasihnya, ia tidak gampang jatuh hati kok. Sekali ia jatuh cinta ia kerap sekali gagal dalam percintaannya itu. Entah mengapaa~
Rambut coklat bergelombang menjuntai menhampiri pinggang sang gadis, tangannya mengulur secara lentik dipelipis kepalanya. Melihat aksi teman didepannya membuat kepala gadis itu sedikit berdenyut.
Pemuda yang didepannya sekarang kerap menempelinya dulu ia sering bertemu karena mereka sepasang perwakilan duta kampus organisasi ke Malaysia, sekarang bukan lagi. Tetapi Reina sering direpotkan oleh pemuda itu.
Namanya Laksamana Riku, Reina sering menertawai namanya itu. Bukannya jelek, hei ini sekarang Era Gen Z. Namanya mungkin masih terdengar melokal tetapi, laksamana?
"seriusan nama lo laksamana Riku?!"
"iyaa, langka banget kan nama gue. Dulu Mama gue pengen namain Laksamana Maeda Riku. Tapi Laksamana Riku doang akhirnya, kenapa?"
"oh kayak tokoh sejarah yak! gue kira mama lo ngidam sambil denger lagu zapin."
Riku memikirkan lagu zapin yang mana Reina maksud?
"yang mana dah btw?"
"laksamana rajaa dilautt~"
"oh bangsat bukan ege."
sekarang lihatlah laki-laki yang tengah belenggak-lenggok di tengah ruang tamu rumahnya sendiri seakan sedang fashion show disebuah brand besar. Reina memijat kepalanya sebentar, ia pun bingung mengapa dirinya setuju-setuju aja saat diajak kerumahnya hanya perkara baju.
"bantu milihin oi, dari tadi gak ada yang gue srek" Celetuk riku saat melihat Reina hampir memejamkan matanya. Gadis itu berdecak dan kembali berdiri, kepalanya sudah dipusingkan oleh dosennya yang terus terusan memberi tugas tanpa jeda. Sekarang Riku malah mengajaknya pusing berkali-kali lagi.
Reina meraih jas yang ada dipunggung sofa, disana banyak berbagai warna dari warna gelap hingga terang. Reina memilih warna gelap yang akan menonjolkan warna kulit riku lebih keliatan.
Sebenarnya Reina pun terpikir mengapa dirinya ikut capek-capek mikir begini?! Reina pun menghela nafas dan mendorong satu stel outfit untuk Riku.
"buru! waktu gue udah hampir dua jam disini." Riku melayangkan tatapan kesal, ia sempat melihat wajah Reina namun ia pun menurut untuk memakai setelan jas pilihan temannya itu.
tidak lama Riku keluar sembari mengusak tambutnya yang sedikit berantakan, lengan kirinya menenteng pakaian yang ia gunakan tadi. Kemudian berjalan mendekati Reina, gadis itu tidak dapat mengedipkan matanya sampai Riku menjentikkan jarinya saat itu.
"ganteng gak gue?" Celetuk Riku kepada Reina, Sang gadis hanya menatap lekat dan berucap dengan santainya, "ganteng kok." Reina melihat bagaimana riku menggunakan turtle neck hitam dan dibaluti jas abu. Sangat menawan.
Riku mengembangkan senyumannya, "udah pasti lah dari lahir juga" Ucapnya sembari mengibas-ngibaskan jas di area bahunya.
Gadis yang memiliki mata yang bulat sempurna itupun hanya memutar bola matanya dengan malas,"Iya dari lahir, Rik."
"Udah naksir belum?"
Reina menaikkan salah satu alisnya, "Tuh ngomong sama tembok sampai kiamat pun gak bakal mau gue sama lo." Riku merenggut kesal, kemudian melepas sendal rumahnya dan menimpuk kepala Reina tidak keras kok.
"kena karma lo ntar!"
Reina membalasnya dengan menjinjit telinga Riku hingga kepalanya ikut terjinjit, "aduh lepasin anjing, le-lepasinn!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Boyfriend - Riku NCT WISH
Teen Fiction"ganteng gak gue?" Celetuk Riku kepada Reina, Sang gadis hanya menatap lekat dan berucap dengan santainya, "ganteng kok." Riku mengembangkan senyumannya, "udah pasti lah dari lahir juga" "Iya dari lahir, Rik." "Udah naksir belum?" Reina menaikkan sa...