Setelah mengantarkan Sakuya ke sekolahnya, akhirnya Riku dan Reina segera menuju kampusnya. Sebenarnya masih ada waktu tersisa 1 jam untuk mulai rapat
Namun mereka memutuskan untuk bersantai dikampus terlebih dahulu, setelah mendaratkan mobil diparkiran. Riku dan Reina turun bersamaan, awalnya baik-baik saja namun ditengah koridor mereka lagi-lagi dicegat oleh gadis, yang Reina ketahui namanya Adel.
"Aa?! aduhh rapi banget mau kemana? kok nggak ngabarin kalo ada kelas pagi" Riku mendengar celoteh Adel hanya bisa tersenyum simpul, tangannya terulur ke pucuk kepalanya. Reina melihat itu hanya bisa diam, rupanya Riku akan memperlakukan semua wanita seperti ini.
"aduh cantik pisan, iya nih Aa ada rapat bukan kelas sih,"
"oh gitu ya A?" Riku mengangguk, namun Adel mengalungkan lengannya di lengan Riku membuat Reina merasa terasingkan sekarang.
"buru-buru nggak A?"
"n-nggak sih masih 50 menitan lagi."
"kalau gitu temenin sarapan ya?ya?ya." Riku sempat melirik Reina yang rautnya sudah kusut banget. Bahkan lebih kusut dari pagi, "duh gimana ya neng, Aa ada janji sama temen Aa nih"
Riku menunjuk Reina, sedangkan yang ditunjuk hanya tersenyum canggung, Adel merenggutkan bibirnya kemudian ia melepaskan rangkulan tangannya.
"Yaudah deh A, gak jadi.." Lirih anak itu, Riku yang tidak tega pun akhirnya meraih tangan gadis itu dengan cepat.
"yaudah Aa temenin."
"YEY!!"
"dia siapa lo sih Rik sebenarnya?" Entah kelepasan atau bagaimana Reina tidak tahan dengan mereka berdua. Ini melebihi masa mangsa Riku, Reina yakin mereka sedang—
"Kita pacaran kan A?" Hal itu membuat Riku dan Reina seketika mematung.
Reina menatap Riku seakan minta penjelasan karena kemarin—disisi lain apa gunanya dirinya meminta penjelasan? emangnya Reina siapanya Riku?!
"adel maksud Aa—"
"iya aku tau, tapi tetep aja kan?" Riku menghela nafas dan tidak dapat berkutik lagi, ia hanya membiarkan Adel seperti itu toh tidak ada gunanya ia menjelaskan baik-baik.
"Teteh, aku pinjem Aa Rikunya ya? nanti dijamin gak telat deh."
Adel menyeret Riku dan membiarkan Reina mematung sejenak, barusan apaan? Reina terkekeh dan hatinya teremat begitu saja.
Reina dengan cepat beranjak dari sana agar tidak melihat sepasang kekasih itu, Riku bahkan sempat menengok ke belakang memastikan Reina baik-baik saja.
Setelah punggung Reina menghilang dari pandangannya, Riku menarik tangannya dengan cukup keras.
"IH ANJIR GEMES GUE!"
"Aa jangan teriak nanti ketahuan Teh Reina"
"dia gak ada reaksi apa-apaan, Del nurut kamu bakal berhasil gak? kok Aa jadi ragu."
"aduhh A itu liat gak wajah Teh Reina kusut banget, udah nanti next time lebih dipanasin deh." Ucap Adel meyakinkan Riku, entah ide darimana Riku ingin mengerjai Reina, namun ternyata semua itu gagal.
"au ah bejirr."
"Aa suka ya sama Teh Reina?" Tanya Adel yang sedikit cekikan membuat Riku tersenyum malu, laki-laki itu menggaruk tengkuknya.
"gak tau del, Aa juga ragu."
"hmm begini nih akibat suka permainkan hati cewek, ntar dipermainkan teh reina juga ntar nyesel lhooo."
Riku memanyunkan bibirnya,"ihh kok jahat?"
Adel tergelak hebat, "Hahaha jelek muka Aa, yaudah mending Aa balik aja ntar perang lagi sama Teh Reina, nanti kalau ada apa-apa kabarin aja oke?"
"makasihh banget ya del,"
"Iya A sami-sami" Adel pun melangkahkan kakinya dengan anggun, Riku menarik nafasnya kemudian melangkahkan kakinya menuju sekretariat sebelum itu ia melipir dulu ke koperasi untuk membeli air mineral kemudian dengan cepat ia kembali ketujuan utamanya.
Disana ia dihadirkan dengan beberapa temannya begitu juga Reina yang tidak menatapnya, Gadis itu duduk tepat disebelah Sion. Riku yang melihat itu hanya bisa diam dan tak berdaya.
kok jadi gue ya yang dikerjain sihh
Wonbin sempat menyenggol siku Riku buat kembali fokus, Akhirnya Riku memandang papan tulis dengan guratan guratan spidol yang entah mengapa matanya mengarah Ke Reina bersama Sion.
"pertanyaan saya, mengapa delegasi itu harus kita laksanakan juga. Karena mengingat minggu depan kita udah ngewakilin delegasi pemecahan masalah untuk hal yang sedang membelunjak sekarang, kan kalian bisa tuh nyelesaiinnya disana?" Wonbin tetap kekeh pada pendiriannya, Riku sempat melirik.
"izin ya bin, Menurut saya tetap dilaksanakan karena mengingat untuk deklarasi diskusi aja butuh waktu lama di sini, apalagi sama anak-anak daerah lain. Bisa kebayang kan ya mumet nya gimana?" Reina menjawab dengan percaya diri, hal itu disetujui oleh Riku, Kemudian laki-laki itu pun angkat bicara.
"kemarin sudah didiskusiin sama Sion juga Reina, biar lebih ada keputusan setelah diskusi itu Bin. Karena delegasinya cuman 2 hari, mereka baru bisa nampung aspirasi doang, terus penetapan keputusannya belum. Supaya kita lebih dikenal orang luar jadi kita berinisiatif untuk melaksanakan delegasi kedua dengan penetapan keputusan."
Rapat itu berjalan dengan cukup alot namun terselesai dalam waktu satu setengah jam. Riku menghampiri Reina, membuat gadis itu melirik heran.
"Rei"
Gadis itu tak menjawab, bahkan melirik pun tidak sudi. Riku pun memilih menarik tangan Reina membuat gadis itu sedikit terhuyung. Sion sempat memekik karena Reina hampir terjatuh.
"Rik hati-hati!"
"Yaaaa gue tau!"
"LEPASIN BEJIR NANTI DILIAT ORANG BABI."
Riku pun berhenti dan menatap lekat kearah Reina, namun pada akhirnya laki-laki itu dibuat tidak berdaya hanya dengan tatapan gadis itu. Mata Reina yang terlihat sayu lebih biasanya membuat hati laki-laki itu berdesir hebat.
"buruan ngomong!"
"gue mau jelasin sesuatu—"
"buru anjir, kita kayak berduaan tau gak?! tuh anak-anak pada liatin." Reina menunjuk beberapa anak meihat mereka dari jangkauan ruang sekre. Apalagi ia bisa melihat Sion ingin melangkah lebih dekat.
Riku menghela nafas dan mengucapkan kata maaf namun didetik berikutnya ia membawa bahu Reina kedalam dekapannya. Hatinya terasa sakit saat melihat Reina begitu dekat dengan Sion. Namun Riku terlalu egois untuk memihak Reina seperti itu.
Gadis itu hanya bisa melototkan matanya bahkan ia tidak bisa melakukan apapun, namun ia bisa merasakan pelukan itu penuh dengan getaran.
"maaf.."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Boyfriend - Riku NCT WISH
Novela Juvenil"ganteng gak gue?" Celetuk Riku kepada Reina, Sang gadis hanya menatap lekat dan berucap dengan santainya, "ganteng kok." Riku mengembangkan senyumannya, "udah pasti lah dari lahir juga" "Iya dari lahir, Rik." "Udah naksir belum?" Reina menaikkan sa...