05. Riku Berulah Lagi

58 6 0
                                    

Pukul 10 pagi Reina melihat dari atas menyaksikan Riku sedang kaprol di tengah lapangan. Entah apa yang merasuki jiwa Riku sekarang, gadis itu tengah menukikkan alisnya. Riku bergerombol dengan teman-teman himanya, bukannya ke sekre mereka mahal haha hihi gak jelas, disana ada Sion. Tetapi mata Reina berfokus ke Riku yang sedang berulah ditengah lapangan, entah mengapa dirinya ikut malu?!

"sial banget gue kena dare." Celoteh Riku sambil menutup wajahnya, tanpa disengaja ia melihat Reina diatas dengan wajah yang tidak dapat ia baca.

anjir diliatin

"udah gue malu anj," Riku kepinggir menuju selasar kelas tentu disusul oleh Sion. Masih dengan tawanya yang belum mereda, Sion merangkul bahu temannya itu.

"gak usah belagak badmood lo!"

"gak, gue malu doang."

Sion mengernyitkan alis, "biasanya lo buat onar kan? ngapain malu?", Riku melemparkan tatapan sinisnya. Seandainya wajahnya itu tak tampan, pasti Riku akan mencabik-cabiknya.

Dengan menghembuskan nafas laki-laki itu menyugar rambutnya kebelakang tak lama ia melangkahkan kaki ingin berbelok ke sekre tetapi gagal, seseorang  menarik kerah bajunya dari belakang.

"ANJER KAGET BANGSAT" Pekik Riku yang cukup menggema dilorong kelas.

Reina segera menggeplak kepala Riku, "mulut lo?!",
Sion melirik dan tersenyum saat melihat kehadiran Reina, Sion lebih dulu menyapa dengan lembut.

"Halo Rei? abis dari mana?"

"habis ketemu Wonbin, proposal kita delegasi udah di acc Dekan. Jadi persiapan kita aja lagi Sion."

Riku berdecak malas karena pembahasannya tidak menyangkut dirinya toh "lo narik gue, tapi lo ngobrol sama Sion. Dah gue pergi aja."

laki-laki itu berlagak merajuk.

Reina kembali menarik kerah baju Riku, "Ih bentar dulu, kita ada urusan."

"apa elah" Ucapnya yang sambil mengibas tangan Reina dari kerah bajunya itu. Rasanya ingin tercekik saja.

"sabar dong!"

"Sion nanti kita meeting minggu depan sama anak anak buat persiapan delegasi bisa kan?" Sambung Reina dan tentu disetujui Sion.

"oke kalo gitu, gue minjem Riku bentar" Reina melambaikan tangannya kepada Sion, berbeda dengan Riku hanya pasrah diseret seret Reina. Gadis itu hanya ingin mengajaknya makan siang bersama sebagai gantinya malam tadi, namun caranya cukup brutal membuat Riku hanya diam.

Namun ditengah jalan mereka tercegat, oleh adik tingkat siapa lagi kalau bukan adel? Reina sempat mengerjap namun Riku langsung menyapa gadis itu. Wajah Riku benar-benar tersenyum sumeringah, Reina melepaskan genggaman tangannya dari kameja Riku. Ia mundur beberapa langkah agar mereka berbicara dengan nyaman terlebih dahulu, tapi Riku mencekalnya terlebih dahulu.

"Punten Aa, adel teh mau ngasih tau sesuatu kalo Adel gak perlu di anter ya a? nanti biar bareng temen yang lain aja."

Riku menganggukkan kepalanya, "bareng siapa?"

"temen A."

"cewe apa cowo."

Adel tergelak, "cewe A aman, btw ini aku bikinin pagi tadi makan siang buat Aa Riku sebagai ucapan terimakasih. Diambil ya Aa jangan dibuang loh." Ucapnya sembari menyerahkan satu rantang bekal, Riku tentunya menerima dengan senang hati.

"aduh repot-repot, makasih ya Aa makan kok." Tangan Riku terulur dan mengusak rambut gadis yang lebih kecil darinya itu. Reina berdecih saat melihat adegan tak berbobot, maka ia menyeletuk tanpa malu.

"biasanya lo emang ngerepotin kan Rik?!"

Riku melirik tajam dan tersenyum masam ke Adel, "maaf ya dia lagi tantrum soalnya", Reina mendengar kok namun ia memilih diam dan tak mau ikut campur lagi. Adel melihat itu hanya tertawa ringan, "yaudah adel lanjut kelas ya A, dadahh Aa, punten Teh"

"Dahh adel hati-hati!" Pekik Riku.

Reina berdecih, saat Riku membalik diri gadis itu melangkah cepat dan meninggalkan Riku. Laki-laki itu kebingungan ia pun mengejar Reina.

Langkah laki-laki itu tentunya dapat mengejar Reina dengan cepat, Riku meraih tangan dan membalik Reina dengan penuh tenaga. Akhirnya gadis itu terjatuh ke pelukan Riku, sial Riku salah menggunakan tenaganya kali ini.

"awhs!" Reina mengaduh pasalnya dahinya terpentok leher Riku, Laki-laki itu pun tak kalah sakitnya alih-alih sakit ia mengecek Reina terlebih dahulu.

"lo ngajak gue kemana tadi? kok malah kabur si!?" Tanyanya membuat gadis itu melongoskan matanya, "mau pulang"

"tadi lo nyeret-nyeret gue cuman pengen pulang?" Hal itu digelengi oleh Reina. Membuat Riku kesal setengah mati, "yang bener aja lo Rei?!"

"gak jadi Rik, males liat lo."

"kenapa males?"

"mau tau aja lo"

"jawab dulu kenapa? gue ngebosenin?"

"jamet mana sih lo? mukak lo tuh emang ngebosenin setiap saat!" Ucapnya sambil ingin meraup wajah tampan itu, Riku dengan cepat menghindar. Laki-laki itu pun menghela nafas dan segera menarik Reina ke arah mobilnya.

Dengan penuh perjuangan Riku berhasil membawa Reina walaupun mereka sempat menjadi sorotan publik kampus, memalukan emang.

"lo makin berisik yang ada lo makin diliatin orang anjir," Riku menutup pintu disebelah Reina dan segera mengelilingi kap mobil dan duduk disamping Reina.

"Rik, gue pulang naik motor."

"yang nganterin lo pulang siapa deh? jangan geer makanya" Riku menoyor kepala Reina, ia membuka bekal yang dikasih Adel. Harum dan menarik perhatian, diam-diam Reina berdecih.

"mangsa lo keberapa kali ini Rik?" Riku tertawa sambil mengambil satu suapan dan menggeleng singkat, nampak tak mau menjawab pertanyaan Reina melainkan ia menyuapi gadis itu dengan makanan ditangannya.

"makan, jangan banyak bacot lu"

"ih gak mau! itu kan buat lo"

"Rei, lama-lama lo makin anak-anak ya dimata gue."

"hah? maksud lo apaan?"

"gue jadi gemes," Ucap Riku dengan pelan, Reina diam dan tak menyahut. Namun Riku tetap memaksa gadis itu makan bareng.

Satu suapan terbang diangan-angan, "makan Rei, gue tau lo ngambek. Dia bukan siapa siapa gue kok."

"KENAPA GUE HARUS NGAMBEK???!!!" Reina memekik tidak terima, namun wajahnya bersemu merah. Riku tentu tertawa gemas, detik berikutnya Reina menerima suapan itu dengan terpaksa.

"udah puaskan lo?!"

"lagi dong Rei makannya, jangan sekali doang"

"males"

"sini Aa suapin"

"gue bukan mangsa lo Rik."

"iya bukan mangsa tapi calon sini ayo"

"apa sihh udah lo makan aja sendiri, gue kenyang."

Riku pun tersenyum jahil, ia menyuapi dirinya sendiri kemudian bersuara dengan mudahnya.

"yakin nih gak mau yang?"

Reina menendang tulang kering Riku membuat sang empu kesakitan, "RESE BANGET JADI ORANG!!"

"ADUH REII SAKITTT!!"

"MAKANYA JANGAN NGACO JADI COWOK!"

Bersambung

My Enemy My Boyfriend - Riku NCT WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang