Seandainya

2 0 0
                                    

-

-

-

Mungkinkah seandainya itu dapat tersemogakan

-jika bisa pergi, pergilah jangan mencoba singgah terlalu lama, memberatkan kepala rasanya. Aku tahu singgah mu untuk mengingatkan, namun disisi lain begitu menyiksa-

-

-

-


Hal yang kerap terpikir disaat fase fase terberat tengah dihadapi, saat rasa frustasi lebih mendominasi,
Pikiran tak lagi jernih, penuh dengan andai berandai yang tak tahu apakah dapat menjadi nyata.

Dimana,
Membayangkan andai bisa,
bagaimana jika dapat berdiri di atas tebing menjatuhkan semua nya hingga lebur tak berbentuk.

Jika segala resah hati itu, pemikiran buruk itu, dugaan menakutkan itu, gelisah yang mengusik itu dapat ku hancurkan hingga lebur dari ketinggian, mungkin akan kulakukan.

Mata memandang langit, seolah olah bertanya pada hembusan angin,
Sampai bila? Ingin membatin lelah, banyak yang lebih lelah, tak seharusnya mengadu kepada yang memikul..

Berfikir pantaskah diri ini merasa lelah? Atau bahkan berkeluh dengan beban yang tidak seberapa.

Sedangkan, coba menyadarkan pada diri, beban orang lain juga sama beratnya atau lebih.

Tapi mereka tidak berisik, kenapa diri ini yang baru menginjak fase ini sudah merasa tidak sanggup?

Usaha belum seberapa merasa gagal, tekad belum kuat nyatanya hati masih meragu melangkah, sadar itu mengapa masih menyalahkan orang lain? Takdir? Atau bahkan Tuhan? Padahal tidak jauh, kesalahan terletak diawal, dan itu bermula dari diri sendiri.

Kerap memaki diri berkali kali karena merasa lemah,
Ingin menyerah dengan bisingnya kepala. dipukul tak mau berhenti malah semakin menjadi, pening singgah dengan hati yang gundah. Gejolak yang selalu berusaha terendam akhirnya juga muncul kepermukaan, tak lagi dapat dibendung dengan kata penenang.

"Kenapa segini aja udah ngeluh sih?"

"Orang yang ini loh gk seberapa, masa gk bisa!"

"Masa gk bisa menghadapinya?"

"Kenapa harus ngerasa gagal! Usaha aja belum seberapa!"

"Kenapa gk coba cara lain sih?"

"Bodoh banget!"

Dan bila bla Bla

Menyiksa tapi pemikiran itu seakan enggan meninggalkan.

Namun, dibalik itu, perdebatan dengan akal sehat tak dapat terelakkan, berusaha memutuskan stigma yang membelenggu itu.

"Makian tidak ada gunanya jika tidak ada pembenahan,
Makian hanya memperburuk pemikiran, suasana hati, dan berdampak pada tindakan kedepannya, bisa memberi resiko sebuah kesalahan atau lebih dari itu?
Merasa bersalah akan pemikiran, atau tindakan diri itu berhak, dan tidak salah, namun jika berkelanjutan dan berlebihan. Sama saja memberi rasa sakit karena tekanan pada otak dan batin."





xxx

Hidup, tidak selalu berjalan mulus, tidak selalu dengan apa yang kita inginkan, tidak selalu sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Adakalanya rencana kita digagalkan oleh sang Maha, karena rencananya lebih baik untuk kita. Sang Maha tahu, apa yang kita perlukan di hidup kita. Maka janganlah berkecil hati jika rencana mu tak sesuai, jika pilihan mu tak banyak, jika opsi yang kamu jalankan tidak berjalan semestinya. Semuanya pasti memiliki alasan.

Disaat fase terberat itu singgah dihidup mu, tetaplah tegar, walau nyatanya dirimu bergetar. Tak kuasa sanggup menjalani semuanya. Selalu mengkhawatirkan, apakah setelah ini baik-baik saja. Atau selanjutnya bagaimana. Tegar lah untuk dirimu seorang.

Jika, kamu tidak memiliki alasan untuk kuat, jadikan dirimu sendiri sebagai alasan untuk kuat, kuat bertahan, menjalani semua ini sampai selesai.

Menyelesaikan apa yang kamu mulai, mempertahankan apa yang kamu jaga, memperjuangkan apa yang kamu inginkan.

Bertahanlah untuk hal hal kecil, untuk hal kesukaan mu, untuk harapan mu, atau.. untuk menyaksikan seberapa mana kamu kuat bertahan, sampai kamu melihat bagaimana hidup mu di masa depan.

Bertahanlah dengan berbagai alasan. Ketika kamu memiliki banyak alasan untuk menyerah.

Percayalah hidup mu akan membaik, cepat atau lambat, nanti atau sekarang.

Pegang lah keyakinan itu, jadikan itu alasan mu bertahan lebih jauh lagi, lebih lama lagi.










Terkadang berfikir, pergi ketempat baru, dengan ingatan baru itu lebih baik, dari pada menetap dengan sejuta pemikiran yang menyiksa, perasaan takut yang membelenggu enggan melepaskan untuk sekedar tenang.


Jangan lupa vote nyaaa >.<

Semesta Dengan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang