Sendiri Tenang, Tapi Kesepian

1 0 0
                                    


-penyuka sepi, yang selalu menanti tenang, segala upaya telah dilakukan, mulai dari menyendiri, sesekali meluangkan waktu untuk merenung, tentang bagaimana hari yang berhasil terlewati. Semata untuk memahami diri sendiri lebih dalam, agar lebih lagi mencintai diri tanpa mencela, tanpa menghakimi diri sendiri.

Mulai menyadari, "mungkin jika aku lebih mengenal diriku, lebih menerima diriku, lebih, lebih menghargai diriku, mungkin ketenangan itu dapat aku rasakan."

Karena, saat itu terjadi, tidak ada lagi hal yang harus disesali secara berlarut, tidak ada lagi kesedihan yang menetap lama di hati, tidak ada lagi menyalahkan diri sendiri untuk yang telah menjadi garis takdir, yang bukan kehendak kita.

Saat engkau mulai berdamai, menerima segala yang terjadi, dan memilih fokus mengusahakan yang masih dapat diusahakan.
Maka disitu lah, rasa Tenang akan hinggap di hati tanpa engkau minta-

-orang selalu menilai, sediri berarti tidak ada yang peduli.
Nyatanya asumsi belaka tanpa pembenaran nyata.
Terkadang, seseorang sendiri bukan karena keadaan, tapi karena dia yang memilih.
Untunk mengejar ketenangan yang dia damba itu.
Yang tidak bisa didapatkan di tengah ramai manusia,
Yang hanya bisa dia rasakan saat sendiri, rasa tenang yang tidak akan dapat dirasakan manusia lain.-


Setidaknya dari sini kita tahu, ketenangan, rasa bahagia yang menciptakan adalah dirimu sendiri. Bahkan rasa sedih, frustasi, depresi, juga berawal dari dirimu yang memunculkan. Entah secara sadar atau tidak disadari.

Ditakdirkan seperti apapun hidup kita, diberikan cobaan, atau ujian yang menguji sebagai perjalanan hidup, dan cobaan yang diberikan pada kita.
Semuanya selalu memiliki tujuan untuk hidup kita, entah untuk menguatkan kita kedepannya, membuat kita lebih dekat dengan Sang Maha, atau semua itu memang skenario perjalanan hidup kita, yang harus dijalani.

Yang mendatangkan perasaan frustasi, depresi, kegelisahan hati, ialah dari pikiran kita sendiri.
Yang sebenarnya takut, menghawatirkan apa yang akan terjadi.

Jadi itulah mengapa, terlepas dari takdir kita masing-masing, segala perasaan yang kita rasakan sepenuhnya berasal dari pikiran kita, yang kemudian direspon oleh hati, batin, jiwa, fisik.

Entah dalam bentuk lelah, padahal tidak melakukan banyak aktivitas.
Atau sedih, padahal kamu merasa harimu berjalan baik dan normal.
Atau bahkan merasa gelisah sepanjang waktu, padahal menurut mu sendiri, kamu sedang tidak menghawatirkan apa-apa.

Kurang lebih, seperti itulah respon yang kita tunjukkan dan kita rasakan secara alamiah, atau secara pikiran.

Jika ingin merasa perasaan mu lebih terkendali, dan lebih sering merasakan ketenangan. Maka kendalikan segala pikiran mu, baik ataupun buruknya. Karena pemikiran selalu dapat mempengaruhi hati (perasaan).
















Jangan lupa vote komen nya yaa! ><

Semesta Dengan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang