10

159 20 4
                                    

Milen pov..

Kurasakan oksigen dalam tubuhku menipis ketika memasuki gerbang rumah milik keluarga sang kekasih hati. Ketika mobil berhenti tepat di depan pintu utama kami langsung disambut oleh sang pemilik rumah.

Tuan dan nyonya besar atau bisa disebut orang tua kandung dari nattawin kittichat sudah menunggu kepulangan anak bungsu mereka, anak yang amat mereka cintai dan dijaga layaknya intan permata.

Aku segera keluar dari mobil mewah milik anak sulung keluarga ini, dengan melangkahkan kaki dan pandangan yang lurus datang menemui sang calon mertua serta memberi salam yang sopan atau di dalam Thailand disebut dengan wai.

"Salam tuan nyonya" ucapku

"Salam nak.. jangan panggil tuan dan nyonya, panggil saja ayah dan mama seperti natta. Kau temannya bukan?" Sambut ibu dari nattawin. Dapat Dilihat dari sinilah kecantikan nattawin berasal karena di usia yang sudah tak terbilang muda mama nattawin masih terlihat cantik sekali.

"Iya mama, saya milen"

"Milen siapa?" Ucap seseorang yang  berdiri tegap tepat disebelah ibu natta. Suara yang berat dan aura yang mencekam menjadi bukti bahwa dialah sang pemimpin dalam keluarga ini.

"Milendra Ritthirong" ucapku dengan tegas

"Silahkan masuk dulu nak.. kita ngobrol di dalam saja yuk" ucap lembut ibu natta memotong sesi perkenalan.

Ketika berada didalam rumah dengan nuansa klasik menandakan bahwa keluarga ini adalah orang berpengaruh dari zaman nenek moyang, Terbukti dari beberapa lukisan kuno keluarga terdahulu yang terpajang di dinding menambah kesan kalau mereka berasal dari kalangan darah biru.

Aku duduk pada sofa yang tersedia di ruang tamu besar keluarga ini,
Dengan disuguhkan minuman dingin dan beberapa cemilan tidak membuat rasa gugupku hilang.

"Milendra Ritthirong. Anak tunggal dan pewaris satu satunya dari salah satu perusahaan industri besar di Asia, anak dari tuan Khorn Ritthirong dan ibu berdarah china yang bernama Yan Ming Ritthirong. Aku benar kan?"
Ucap sang kepala keluarga kittichat tentang latar belakang keluargaku.

"Itu benar" jawabku singkat.

" aku sangat mengenal ayahmu, Bagaimanapun kami terhubung dalam bisnis. Tidak disangka sang putra tunggal jatuh cinta dengan salah satu anak kami"

Itu adalah fakta yang mengejutkan bagi semua orang bahwa tuan Kittichat ternyata mengenal tuan Ritthirong. Aku yang mendengar fakta itu hanya diam tak menanggapi dan menunggu kata selanjutnya yang akan keluar dari bibir sang kepala keluarga.

" dalam bisnis yang sudah terbangun belum pernah ada yang bisa melampaui kerajaan bisnis milik keluarga kittichat, bahkan keluarga Ritthirong sekalipun tak mampu mengalahkan kami. Kau sudah sangat cukup umur untuk mewarisi perusahaan bisnis yang ditinggalkan ayahmu, apabila kau bisa lampaui kami maka sepertinya aku bisa memberikan restuku padamu."

Hanya keheningan setelah mendengar perkataan dari sang calon ayah mertua.

" maaf apabila syarat yang kuberikan sangat berat, karena aku tak mau memiliki calon menantu yang miskin. Anakku yang paling ku cintai harus diperlakukan layaknya tuan putri, dia tak bisa hidup hanya bermodalkan cinta. Maka milendra berjuanglah untuk mendapatkan restu kami semua." Ucap sang tuan kittichat dengan santai sebelum beranjak pergi meninggalkanku dan putra tertua keluarga ini.

" walau ayahku mengenal ayahmu bukan berarti kau mudah mendapatkan restu keluarga ini Milendra. Kami tidak pernah bermain main soal nattawin, kalau kau ingin natta maka tunjukkan bahwa kau pantas baik dari segi manapun itu. Ayahku tak ingin calon menantu yang miskin dan aku tak ingin calon ipar yang lemah, camkan itu."

Kata kata panjang dari joss menyadarkanku bahwa sungguh tak mudah memiliki anak dari keluarga kittichat ini. Yang benar saja, aku bahkan belum membuat nattawin jatuh cinta dan sekarang harus dihadapkan berbagai syarat untuk memilikinya.

Akan tetapi usaha tidak akan menghianati hasil bukan?
Aku berharap Semoga usahaku yang begitu sulit ini dibayar dengan hasil mendapatkan si cantik idaman hati nattawin.

Lama melamun sendirian memikirkan masa depan aku dikagetkan oleh suara indah milik seseorang.

"Booo~~ hahaha kenapa melamun milen? Apa yang kau pikirkan?"

Ah.. ternyata sang pujaan hati mengagetkanku.

"Tidak apa apa.. natta ayo mengobrol sebentar" ajakku

"Okeyyy mau membicarakan apa?"

" apa natta sudah pernah memiliki pacar? Atau natta sudah pernah jatuh cinta?" Tanyaku hati hati

"Jatuh cinta? Tidak pernah. Lagian apa gunanya membuang buang waktu saja"

Jawaban singkat yang sangat menusuk hati kecil milen, apakah ia bisa membuat si cantik jatuh hati padanya?

"Bagaimana kalau ada yang menyukaimu dan membuatmu jatuh cinta? Apa kau akan menerimanya?"

"Entahlah.. kalau yang menyukaiku sepertinya banyak, buktinya banyak lamaran yang datang. tapi untuk merasakan jatuh cinta aku tak tau bagaimana rasanya." Ujarnya

"Jatuh cinta pada orang yang tepat itu sangat indah nattawin, dan apabila ada seseorang yang ingin mendapatkan cintamu apakah kau membolehkan?" Ucapku yang berusaha untuk mempermudah jalan mendapatkan cinta natta.

"Boleh... tapi harus diizinkan oleh ayah dan kakak dulu kalau tidak natta takut" ucapnya tersenyum manis.

Astaga aku tak habis pikir bisa jatuh cinta pada seseorang yang polos murni belum tersentuh seperti nattawin ini.

"Baiklah Kalau begitu izinkan milen untuk mendekati natta ya, boleh kan?"

"Boleh. Tapi apa Milen jatuh cinta pada natta? Tapi kenapa? Apa sudah dibolehkan oleh ayah dan kakak bahwa milen mau mendekati natta?" Tanyanya.

Aku menatap mata natta dengan dalam dan ku raih kedua tangannya untuk ku genggam, dengan tegas dan lantang aku mengatakan.

"Ya, aku jatuh cinta pandangan pertama pada putra bungsu keluarga kittichat ini. Orang yang berhasil membuatku gila setelah menginjakkan kaki di tanah Thailand, dan dengan izinmu aku ingin memilikimu. Tak perlu  membalas perasaanku sekarang aku mengerti bahwa kau bingung apa yang harus kau lakukan saat ini, cukup biarkan semuanya berjalan dan jangan tolak kehadiranku dalam hidupmu, apabila kau sudah merasakan hal yang sama padaku maka katakanlah bahwa kau juga mencintaiku."

Natta hanya diam mendengar perkataanku tadi aku yakin dia mengerti, natta itu tak bodoh dia hanya polos. Lama terdiam ku kecup lama tangannya sebelum berpamitan pulang.

"Aku pamit pulang, bilang pada orang tuamu ya. sampai jumpa besok" pamit ku.

Natta tetap setia dalam diamnya dan hanya membalas anggukan atas pamitanku.
Keluar dari pintu utama rumah keluarga ini ternyata sudah terparkir mobil pribadi milikku yang ku tinggalkan tadi di studio, sepertinya orang suruhan joss lah yang membawa mobilku kesini pikirku.

Ketika akan memasuki mobil aku mendengar natta meneriakkan sesuatu yang membuat senyum dan semangatku membara.

"Hati hati milen, sampai jumpa besok.
Akhir pekan nanti ayo berkencan HANYA BERDUA TANPA KAKAK"

setelah itu kulihat dia berlari masuk kedalam rumah, lucu sekali sepertinya dia malu setelah mengatakan itu.

Oh tuhan.. apakah akhir pekan masih lama? Aku sudah tak sabar.


Tbc.

Maaf kalau ceritanya boring🙏

Dan terima kasih untuk semuanya yang sudah memberikan bintang kecil untuk cerita ini.

Vote and coment ya..

Notifikasi memberi vote dan coment dari kalian menjadi penyemangat ku dalam menulis.

I love you ❤

Happy reading~~~










BALERINO and BOXING [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang