part 5: kecurigaan fanya, benar?

121 14 0
                                    

Nì Haô, mommy update nih
Moga suka y

 

 
                        ☆---------------------☆
                         ♡happy reading♡
                         ☆---------------------☆






04:30

Seperti biasa fanya akan bangun pagi untuk menyiapkan sarapan atau melakukan pekerjaan rumah sebelum berangkat kekantor

Saat ini fanya sudah selesai mandi dan berpakaian, ia berencana untuk menyiapkan sarapan

Baru saja keluar kamar ia melihat dokter zico sudah menuruni tangga dengan tergesa gesa, saat fanya akan memanggilnya, zico sudah terlebih dahulu keluar rumah

Fanya berpikir apa yang zico lakukan dirumahnya sepagi ini?. Ah tapi ya sudahlah nanti ia akan bertanya pada Raksa

Saat ia melewati kamar Raksa, sang empu membuka pintu dengan wajah panik serta lio yang tampak tak sadarkan diri dalam gendongan Raksa

"Asa, lio kenapa" Tanya fanya saat melihat wajah pucat pasi milik lio

"Lio demam tinggi ma, ini Asa mau bawa kerumah sakit" ucap Raksa sembari berlalu melewati fanya

Raksa nampak sangat panik dan terburu buru tapi bukan itu yang menjadi fokus fanya, yang menjadi fokus fanya adalah leher Raksa yang terdapat cakaran dan bibir lio yang sedikit terluka di ujungnya serta tanda kepemilikan dileher lio

Fanya tak bodoh untuk tidak mengetahui tanda apa itu, tapi yang terpenting sekarang bukan memikirkan tanda milik siapa itu, yang terpenting sekarang adalah kondisi lio

Tak mau terlarut memikirkan hal yang aneh aneh,Fanya bergegas kembali kekamar miliknya mengambil kunci mobilnya dan segera menyusul Raksa ke rumah sakit,  ia penasaran pada tanda itu tapi ia lebih cemas dengan kondisi lio saat ini




Sesampainya fanya dirumah sakit ia segera menanyakan kamar rawat lio pada resepsionis

"Ada yang bisa kami bantu nyonya" ucap resepsionis itu dengan sopan

"Dimana kamar rawat atas nama Raden Lio Dirgantara" ucap fanya dengan nafas yang naik turun tak beraturan, sungguh ia sangat cemas sekarang

"Kamar tuan muda Raden Lio Dirgantara berada dilantai 6 kamar VVIP kelas 1 nomor 267 Nyonya" ucap resepsionis itu dengan sopan

Tanpa banyak bicara fanya langsung bergegas menaiki lift khusus Direktur untuk mencapai kamar rawat Lio, ya lio dibawa kerumah sakit swasta milik keluarga wardana

Fanya dengan cemas menunggu satu persatu lantai terlewati saat lift sudah menunjukan angka enam dan pintu lift sudah terbuka fanya bergegas keluar, berlarian dilorong rumah sakit yang sepi sembari melihat nomor yang tertera pada masing masing pintu ruang rawat

Fanya berhenti di depan ruang rawat di ujung koridor rumah sakit, pintu dengan nomor 267 ruang VVIP kelas satu ada dihadapannya sekarang. Tangan putih nan cantik milik fanya siap menggapai gagang pintu dan bersiap membukanya, namun niatnya harus ia urungkan demi bisa mendengar percakapan samar samar antara dua orang dibalik pintu bercat putih tersebut

"Sa,Darah yang lo lihat waktu lo nerobos 'masuk'  itu bukan darah dari anal lio"

"Maksud lo?"

"Gue juga kaget awalnya waktu dokter zian meriksa perut Lio, dan Lio dinyatakan keguguran dengan usia kandungan kurang dari satu bulan"

"Gak usah ngaco zic, gak lucu tau gak"

CRAZY BROTHER || ON GOING. Slow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang