Bagian 5

2.1K 109 9
                                    

Uchiha Kawaki, anak pertama pasangan dari Uchiha Sasuke dan Uchiha Naruto. Ia sedang menatap bosan gadis-gadis yang setiap hari menunggu kedatangannya di sekolah. Pesonanya telah membuat para gadis untuk selalu memujanya. Hmm.. memang produk Uchiha itu tidak pernah gagal.

"KYAAA!! ITU KAWAKI!!!"

"KAWAKIIIII...!!"

Kawaki menutup kedua telinganya karena takut mendadak tuli. Sang supir yang melihat tuan kecilnya hanya bisa tersenyum. Ia akui kalau tuan kecilnya itu memang benar-benar sangat tampan.

"Ugh!! Berisik!!"

Kawaki melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kelasnya. Dan para gadis itu langsung mengikuti ke mana arah kaki Kawaki melangkah.

"Paman, apa Menma akan seperti kak Kawaki?" Tanya Menma.

Sang supir mengangguk.

"Tentu saja, tuan kecil Menma.. Anda kan tidak kalah tampan dengan kakak anda."

Menma mengangguk. Setelah itu sang supir mengendarai mobilnya menuju tempat sekolah Menma berada.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Di kediaman SasuNaru, Naruto menatap bosan layar ponselnya. Ia yang biasanya disibukkan dengan pekerjaan sekarang jadi emak-emak pengangguran. Kedua bola matanya lalu menatap Ryu yang terus mengenyot putingnya, lalu berpindah menatap Boruto yang sedang mencoret-coret buku gambar. Boruto pun tersenyum memamerkan gigi-gigi putihnya. Lalu ia berdiri dan memperlihatkan gambar yang tidak jelas itu kepada mamanya.

"Mama, yihat!! Bolu bisa gambal. Bagus cidak?" Ucap Boruto dengan nada cadelnya.

Naruto menatap gambar itu sejenak. Kemudian ia tersenyum. TUNGGU!! Naruto tersenyum?? Boruto yang pertama kali melihat senyuman mamanya pun terbengong dan menjatuhkan buku gambarnya.

"Boruto?"

Naruto menepuk-nepuk pipi Boruto pelan karena anaknya yang tiba-tiba menjadi patung. Padahal kan ia tidak mengutuk anaknya menjadi batu. Tapi kenapa anaknya bisa seperti tokoh cerita rakyat Malin Kundang??

"Boru, kau kenapa? Jangan buat mama takut." Naruto menatap Boruto khawatir.

"Hiks hiks.. Hwee..."

Tiba-tiba Boruto menangis. Dan Naruto pun segera memeluknya dan mengelus punggung mungil tersebut.

"Ada apa, sayang? Katakan pada mama."

"Bolu menangis kalena balu peltama kali liat mama telcenyum hikss.."

Naruto melepas pelukannya dan membelai pipi gembul yang penuh dengan airmata.

"Apa Boruto suka melihat mama tersenyum?"

Boruto mengangguk cepat.

"Baiklah kalau begitu mama akan sering-sering tersenyum."

"Benalkah?"

"Hm!! Tapi Boruto jangan nakal, ya.. Mama mau ke supermarket sebentar. Boruto bermain dengan bibi Shizune, ok?"

"Ok, ma.. Tapi jangan lama-lama.."

"Iya iya."

Naruto pun memanggil Shizune dan menyerahkan Ryu kepadanya yang telah tertidur. Setelah itu Naruto bergegas ke kamarnya untuk mengambil dompetnya lalu pergi menuju ke supermarket dengan supirnya.

Sesampainya di supermarket, Naruto mengambil tas keranjang dan memilih bahan-bahan untuk memenuhi kulkasnya. Saat ia ingin mengambil sebuah tomat, terdapat tangan kekar yang hendak mengambil tomat tersebut. Kedua tangan itu pun bersentuhan. Dan Naruto segera menolehkan kepalanya menatap orang itu. Dan ternyata orang itu adalah Hatake Kakashi.

ISTRIKU YANG DINGIN (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang