02

24 13 1
                                    

                                   
                     Happy reading                       

and I hope you enjoy this story

Enjoy aja pokoknya

{Awal pertemuan pertama dahayu dan pandu}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Awal pertemuan pertama dahayu dan pandu}





Beberapa orang menatap ku dengan lekat seakan akan sedang bertanya siapa aku, namun aku memilih untuk menghiraukan nya dan memilih untuk tetap diam seraya menghela nafas berat, hati ku masih belum bisa menerima perjodohan ini. Namun aku juga tidak bisa menolaknya, aku menatap Renjana dan Adisti yang sejak tadi sibuk menyiapkan acara prasmanan.

Beberapa menit kemudian aku mendengar suara klakson mobil dari luar rumah, seperti nya itu keluar pak teguh dewanto, orang yang terhormat dan terkenal dermawan. Aku menjadi sedikit gugup saat Simbah meninggalkan ku sendiri untuk pergi menyambut kedatangan keluarga pak teguh.

Aku menunggu mereka seraya mengelus lembut dada ku untuk menenangkan perasaan ku, sejujurnya aku benci berada di posisi ini. Namun aku harus bagaimana?
Beberapa orang yang tidak ku di kenal menatap ku dengan suka cita, aku hanya membalas dengan senyuman hangat.

"Maaf, saya sedikit terlambat"ucap seorang paruh baya itu dengan lembut.

"Tidak papa, ayo monggo silahkan masuk"balas Simbah dengan ramah.

Aku mendengar suara beberapa langkah kaki mendekat ke arah ku, suara langkah itu semakin dekat, membuat jantungku menjadi tidak aman. Aku mencoba mengatur nafas ku dengan tenang, tiba-tiba saja aku merasa telapak tangan seseorang menyentuh pundak ku membuat ku sedikit terkejut, saat aku menoleh ke belakang ternyata itu adalah Simbah, aku menghela nafas ku dengan pelan dan sedikit menampilkan senyum sopan.

Namun tiba-tiba pandangan ku menangkap seorang pria dengan postur tubuh yang lumayan tinggi, besar, serta tampan, pria itu berdiri dengan gagah di samping seorang paruh baya yang ku yakini itu adalah pak teguh. Pria itu menggunakan pakaian kemeja putih serta celana dasar hitam dan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Mata nya yang coklat pekat, hidung nya yang begitu mancung sempurna, wajah nya yang terlihat tegas dengan rahang yang sempurna. Membuat nya semakin terlihat begitu tampan, hingga dunia mampu di deskripsikan lewat tatapan matanya yang begitu mempesona.

Ya ampun aku terlalu memperhatikan nya hingga aku tidak sadar bahwa pria itu menatap ke arah ku balik, aku dengan cepat langsung menunduk kan sedikit wajah ku yang merona karena merasa tersipu. Aku sedikit melirik kearah nya untuk melihat reaksi nya namun pria itu malah menampilkan senyum smirk nya. Perasaan ini murahan sekali, bagaimana bisa aku baru bertemu dengan nya tapi dia sudah mampu membuat ku tertunduk malu. Aku mencoba untuk bersikap normal kembali dan menampakkan wajah datar ku.

Laut Menangis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang