06

39 15 2
                                    

Happy reading

Hope you enjoy the story chapter 6
Jangan lupa vote and komen❗❗





Hope you enjoy the story chapter 6Jangan lupa vote and komen❗❗••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


20 Agustus 2004

Untuk mu yang terkasih
Dahayu samatha

Surat nya memang benar berwarna merah muda dan ada tanda love di atas penutup kertas nya, tapi, jangan percaya dengan kata katanya yang ku tulis dengan waktu singkat yang menjadikan nya cakar ayam.

Mungkin surat ini sudah sampai di antara jari jari manis mu, atau tidak?
Tetapi aku harap kau sempat membaca nya walaupun terlambat.

Surat yang ku tulis dengan pulpen tua dari toko antik, dan bunga mawar putih yang ku beli dari sebrang jalan dekat toko pameran seni klasik.

Jujur saja sebenarnya mas pandu yang kau kenal ini tidak pandai merangkai kata kata manis, ya sangat sulit memikirkan nya, tetapi percaya lah bahwa ada yang ingin sekali ku lontarkan kepada mu lewat surat kecil ini. Mungkin ini akan membuat mu sedikit kecewa kepada ku.
Mungkin kau juga tidak akan senang membaca nya, tapi ini akan membuat hati ku sedikit lega, aku ingin berterus terang kepada mu. Bahwa sebenarnya, aku belum bisa mencintai mu. Cinta itu datang tanpa wacana, tanpa ada pengumuman, dia lahir dan juga tumbuh dengan sendirinya. Cinta itu hadir pada gadis kecil dengan rambut panjang nya serta bandana merah muda yang menjadi khas nya. Gadis seorang penjual bunga di kota jakarta
(Anastasya).

Maaf tentang ini, aku tahu kau akan kecewa, tapi aku akan berusaha mencintai mu walaupun itu berat, tapi pertunangan ini telah menjadi ikatan antara aku dan kau. Mungkin suatu saat cinta itu akan hadir. Jika cinta itu tidak ada... maka jangan usai, percaya lah seiring berjalannya waktu.
Nama lengkap itu akan tersimpan jelas di hati yang tak berpenghuni ini, (Dahayu samatha) suatu saat surat manis akan terus ku tulis, walaupun masih dengan kata kata yang tak tersusun rapi.

Mungkin kau masih mengingat kejadian pada empat hari yang lalu, saat detik itu ku yakini jantung mu berdetak tak normal pada biasanya, aku senang saat masih awal bertemu, kau langsung menyukai ku. Jujur saja kau tidak bisa berbohong kepada ku, mata hitam berkaca mu itu mampu memberi ku jawabannya, tidak masalah jika kau merasa gugup saat itu. Aku tahu aku tampan. Sangat senang jika mengingat nya, kau itu gadis yang lugu dan polos, jadi jaga prilaku mu. Aku tidak ingin suatu saat ada kakek kakek tua menculik mu, atau mungkin orang yang lebih tua.

Aku mungkin akan menelepon mu suatu hari, saat ini aku sedang sibuk. Jadi pakai handphone mu dengan benar, dan jangan berikan nomor handphone mu pada sembarangan orang, ingat itu!

Aku dengar ada pasar malam Minggu ini, ah maaf... aku mungkin tidak bisa mengajak mu ke sana, masih banyak pekerjaan yang harus ku urus. Kita bisa pergi lain kali, aku janji kita akan pergi bersama. Jangan berkecil hati, jika kau benar benar menginginkannya, aku akan cepat menyelesaikan pekerjaan ku.

Sekarang fokus saja pada pergelangan kaki mu itu, jangan terlalu banyak bergerak nanti bisa patah. Oh iya dan juga tidak ingin mengingat kejadian tadi siang itu, saat kau di tolong dengan pria yang tidak ku kenal, walaupun aku tahu kau sudah mengenal nya lama. Tapi kau juga harus tetap menjaga jarak mu, ingat lah bahwa pandu Dewanata adalah tunangan mu. Aku juga lebih baik dari pada dia, aku tidak marah bukan berarti aku mengabaikan mu, hanya saja aku tidak suka membentak atau memarahi wanita.

Jadi tolong jaga batasan mu dengan nya, kau harus mengerti itu, aku tidak pernah melarang siapapun untuk dekat dengan mu. Tapi tolong kau juga harus mengerti bahwa tidak pantas seorang gadis yang sudah bertunangan masih dekat dengan pria lain. Aku tahu kau tidak menyukai pernyataan ini, aku tidak marah kepada mu, aku hanya ingin kau menjadi lebih mengerti.

Untuk malam ini, dan seterusnya kau harus tinggal di rumah renjana, aku sudah berbicara dengan renjana, semua kebutuhan mu aku yang akan menanggung nya. Jangan menolak apapun pemberian dari ku, untuk tinggal sendiri di rumah tua mu itu sangat bahaya untuk gadis kecil lugu seperti mu.

Kau tidak perlu khawatir dengan rumah mu, rumah mu akan tetap aman di sana, dia tidak akan pindah karena dia tak memiliki kaki. Besok pagi Wahyu dan jai akan membantu membersihkan rumah mu. Besok ambil saja barang yang kau perlukan, jangan membawa banyak barang, itu hanya akan menjadi sampah di rumah renjana.

Dan jika kau sudah selesai membaca surat ini jangan lupa untuk menyimpan bunga mawar nya di dalam vas agar dia tetap segar.

-Pandu Baskara Septian-

Aku menutup surat kecil itu kembali dan menggenggam nya dengan erat sembari tersenyum kecil, aku tidak menyangka jika mas pandu akan menulis sebuah surat. Namun tiba-tiba ada yang menggangu pikiran ku, aku membuka kembali surat itu dan membaca di mana di bagian tulisan gadis yang menggunakan bandana.

"Jadi, dia cinta pertama mas pandu"kata ku sembari menghela nafas panjang.

"Anastasya? Aku sedikit penasaran dengan nya, mungkin lain hari aku akan menanyakan nya kepada mas pandu"kata ku sembari memikirkan kata kata yang barusan ku ucapkan.

Aku kembali memasukkan surat kecil itu ke dalam buket dan meletakkan buket bunga itu tepat di samping tempat tidur ku, aku berjalan pelan mendekati jendela kamar ku yang terbuka dan menampilkan pemandangan sore hari.

Angin bertiup kencang beberapa daun kering berterbangan di udara, hari semakin petang langit pun mulai menampakkan semburan jingga nya, yang membuat siapa pun melihat nya
tak mampu berpaling walau sekejap.

Aku menghela nafas lelah, beberapa kali aku menutup mataku seakan akan penutup nya tidak mau lagi terbuka, nafas berat ku hembuskan dengan perlahan mata ku beberapa kali menangkap beberapa orang yang berlalu lalang di jalan dengan sepeda mau pun berjalan. Bau khas dari tanah kering bercampur dengan wangi bunga mawar yang sengaja di tanam di luar jendela.

Ada juga beberapa orang yang tak segan untuk menyapa ku, aku hanya membalas dengan senyuman, aku menarik ujung jendela dan mulai menutup nya dengan rapat sampai tak ada angin yang masuk.

"Lelah sekali, tapi aku tidak tahu lelah karena apa, hidup sangat berat jika hanya terus mengeluh"kata ku seraya merebahkan tubuh ku sambil sesekali memijat dahi ku.




Yo be continued
Jangan lupa vote and komen bolo bolo kesayangan ❗

Yo be continued Jangan lupa vote and komen bolo bolo kesayangan ❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Salam hangat, Rabu 19 Juni
Pukul, 17.34

Laut Menangis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang