Happy reading
Sebelum baca jangan lupa untuk voteWangi harum aroma bumbu yang tercium menyengat itu, merangsang indra penciumanku, bumbu yang tercampur dalam satu wadah, yang terpadu dengan santan cair yang baru saja di peras dari parutan kelapa tua, aroma itu juga mendorong langkah kaki ku untuk melangkah menunju dapur, saat sampai di ambang pintu dapur. Dan benar saja di sana sudah ada Adisti dan renjana yang sibuk memasak dengan resep mereka masing-masing, mereka berdua terlihat sibuk dan hanya mondar mandir di sekitar meja makan, aku menghampiri mereka berdua dan duduk di kursi sembari mengupas kulit kentang yang seharusnya itu pekerjaan renjana tapi dia malah sibuk dengan ikan bakar nya, yang akan hampir gosong akibat api yang terlalu besar.
"Jadi...sebenarnya, masak ikan bakar atau opor ayam?"tanya ku sembari mencuci kentang di basin.
"Tanya saja, pada renjana"kata Adisti, dengan mengelap keringat yang mulai membanjiri area dahi nya.
Aku berjalan menghampiri renjana yang sibuk membolak-balik ikan nila nya yang mulai hangus, aku ikut duduk di samping nya dan berbisik di telinga nya, "Pye to, iso gosong koyo ngono"bisik halus ku, yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari nya, aku menahan tawa ku saat beberapa noda hitam terdapat pada wajah renjana.
"Taik kucing, karep ku"kata nya dengan nada marah.
Aku tertawa terkekeh-kekeh mendengar respon nya.
Renjana berjalan mendekati rak piring, dan mengambil sebuah piring yang berukuran cukup besar. Dia mulai memindahkan ikan bakar yang sudah hangus setengah, dia mendengus kesal, "bisa di makan gak, ya"kata nya dengan beberapa kali memperhatikan ikan bakar nya.
"Nih, coba"renjana mengambil potongan kecil dari bagian ikan nya dan menyodorkan nya ke mulut ku.
Aku mulai mencoba nya dengan sambil menutup mata ku, aku mulai merasakan beberapa paduan bumbu yang tercampur menjadi satu di dalam ikan bakar itu. Aku beberapa kali meresapi setiap bumbu yang tercampur untuk memastikan apakah rasa nya sudah pas atau belum, "sebenarnya kurang asin sedikit, tapi tidak masalah, ini sudah cukup enak, walaupun sedikit hangus" komentar ku.
Renjana hanya mengangguk-angguk kan kepala nya mendengar komentar ku.
Aku kembali masuk ke dapur dan mulai sibuk mencicipi opor ayam yang baru saja matang, aku melihat Adisti yang mulai sibuk dengan kue kering nya.
"Ti, kemarin kamu sibuk apa, tumben banget ada urusan mendadak gitu?"tanya renjana dengan menatap julid ke arah Adisti yang masih sibuk dengan menghias kue nya.
"Kepo banget kamu"balas galak Adisti.
"Urusan taik kucing, alesan saja, bilang saja kamu tidak mau membantu ku kemarin"kata ku dengan mengelapkan telapak tangan ku ke celemek Adisti yang masih ia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Menangis
Teen Fiction||Sebelum baca jangan lupa vote|| Cerita ini di mulai pada tahun 2004, Cerita yang bertutur tentang kisah seorang gadis yang kehilangan ke dua orang tua nya karena sebuah penghianatan, seorang pria yang harus merasakan kekosongan di dalam dadanya, k...