07

34 15 2
                                    


Annyeonghaseyo
Hope you enjoy the story
Jangan lupa vote and komen
❗❗






••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Pagi sekali kamu bangun,yu?"tanya renjana seraya memainkan handphone nya yang bermerek Nokia.

"Iya, soalnya aku mau pulang ke rumah sebentar."

"Ya sudah aku ikut"kata renjana dengan suara semangat.

"Ren, kemarin kamu gak jadi ajak Adisti, ya?"

"Kemarin sudah ku ajak, tapi dia ada urusan katanya."

"Ya sudah aku siap siap dulu, kamu tunggu aja di luar."

Beberapa menit aku selesai berpakaian aku langsung pergi menghampiri renjana yang sudah siap menunggu di luar, sebelum pergi renjana tidak lupa untuk mengunci pintu rumah nya. Di jalan beberapa kali kami bertemu orang yang sudah berlalu lalang siap untuk memulai pagi nya dengan bekerja maupun pergi ke pasar.

Dari rumah renjana menuju rumah ku jarak nya tidak terlalu jauh mungkin hanya memakan waktu 25 menit. Dari kejauhan aku melihat Wahyu mengendarai sepeda dengan Jai yang duduk di belakang, mereka berdua mengarah menuju rumah ku.
Karena aku tahu bahwa Jai menyukai renjana aku mulai menggoda nya dengan beberapa kali menyebut nama Jai. Terlihat tak senang dari raut wajah renjana yang mulai memerah, "apasih yu, jangan ngomong yang aneh aneh"desis renjana dengan penekanan memperingati ku.

"Jangan marah, ren, nanti muka mu jadi tomat"kata ku meledek nya.

Renjana menghiraukan perkataan ku ia memilih berjalan lebih cepat dari ku, padahal aku hanya bercanda tapi renjana adalah orang yang paling serius di dunia, karena hanya hal sebiasa apapun dia akan menganggap nya hal serius dan menyebabkan pangkal keributan. Bahkan jangan biarkan nyamuk merubungi kaki nya karena itu akan menyebabkan kehebohan yang panjang.

Jai dan Wahyu sampai lebih dulu di rumah ku, mereka berdua mulai siap untuk membersihkan rumah ku yang sudah ku tinggalkan empat hari. Jai tak lupa melepas jaket kesayangan nya yang selalu ia pakai kemanapun ia pergi, Wahyu hanya menatap diam seraya mendesis"mungkin tidak pernah di cuci", yang di dengar langsung oleh Jai yang langsung mengeluarkan tatapan julid nya.

"Tebak Ambu?"tanya ledek renjana yang tak segan langsung mendapatkan tatapan sinis dari Jai.
Wahyu hanya diam mengamati seraya menahan tawa nya.

"Ambu kue, mambu bosok"sarkas Jai dengan puas.

"Kue mambu badeg"desis renjana seraya memutar bola matanya.

Laut Menangis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang