||Sebelum baca jangan lupa vote||
Cerita ini di mulai pada tahun 2004,
Cerita yang bertutur tentang kisah seorang gadis yang kehilangan ke dua orang tua nya karena sebuah penghianatan, seorang pria yang harus merasakan kekosongan di dalam dadanya, k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dan untuk sekali lagi, terimakasih telah menjadi perban hari hari ku"-Dahayu
"Kita mau kemana?mas?"tanya ku yang sudah bingung dengan arah tujuan mas pandu yang sedari tadi hanya berkeliling-liling saja.
Mas pandu tidak menjawab pertanyaan ku, ia hanya melirik ke arah ku sebentar sebelum kembali fokus pada jalan raya.
Setelah beberapa menit, mas pandu menghentikan mobil nya tepat di area parkiran mobil, aku melihat keluar jendela mobil,"pantai?"aku merasa heran kenapa tiba-tiba mas pandu membawa ku ke sini.
"Turun,"kata nya.
Aku turun dari mobil, dan menunggu nya untuk ikut keluar.
Mas pandu keluar dari mobil nya dengan membawa sebuah sapu tangan hitam, di tangan kanan nya. Ia berjalan mendekat ke arah ku, ia berdiri menjulang tinggi di hadapan ku. Aku mendongakan kepala ku ke atas agar bisa menatap nya.
Matanya menatap tajam ke arah ku, ia tampak menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskan nya perlahan.
Lantas tangan kanan nya yang sedari tadi menggenggam sapu tangan itu kini ia angkat tepat di hadapan wajah ku, aku terdiam saat ia mulai menutup mata ku dengan sapu tangan nya.
"Aku mau kamu tidak membuka sapu tangan ini, sampai aku menyuruh mu untuk membuka nya"katanya sambil menggenggam erat tangan ku.
Aku tidak bisa melihat apa-apa, selain merasakan sepoian angin dan ombak pantai yang beberapa kali menerpa kaki ku, sepertinya saat ini mas pandu sedang menuntun ku berjalan di bibir pantai.
Aku merasakan mas pandu mendekat saat aku bisa merasakan deru nafas nya di tengkuk leher ku, tiba-tiba ia langsung menggendong ku seperti pasutri, ia membawa ku ke sebuah tempat yang tidak jauh dari pantai.
"Aku selalu ingin untuk memberikan sebuah hadiah kepada mu, mungkin ini hadiah yang tidak terlalu mewah, tapi aku tahu mungkin kamu akan menyukai nya."katanya sambil perlahan membuka sapu tangan yang sedari tadi menutup mata ku.
Aku perlahan membuka mata ku, aku langsung mendapati mas pandu yang duduk di samping ku dengan membawa sebuah gitar.
Aku melihat sekeliling seolah-olah masih tak percaya dengan ini semua, beberapa lampu-lampu kecil warna warni yang terpasang rapi di tiang pondok, api unggun yang sudah menyala dan sebuah pernak-pernik kecil yang menghiasi pondok menambah kesan yang sangat istimewa.
"Mas sendiri yang siapin ini semua?"tanya ku masih tak percaya.
"Tidak, aku menyuruh jai dan wahyu, mereka ada di sana"kata nya sambil menunjuk dua orang yang berdiri cukup jauh dari tempat kami berdua.