Jeda yang sedang ku ambil kali ini ternyata tidak sebentar, meski di awal hanya ingin untuk sesaat. Nyatanya rasa berat membuatnya menjadi rumit dan lama hingga waktu berganti tidak terasa.
Meski sudah berulang kali terjadi, aku masih belum saja menemukan dengan segera bagaimana cara untuk memperbaiki. Lamanya siang dan malam yang berganti pun tak cukup untuk menghampiri bagaimana untuk membenahi.
Terkadang sudah dirasa cukup untuk bisa tetap melanjutkan yang sudah terjadi, sebab memang jeda yang sudah membantu menyertai. Namun tatkala persoalannya kembali, tiba-tiba merasa kurang dan bahkan merasa tak ada yang dimiliki untuk meringkus gelabah yang membenamkan diri.
Aku sadar benar, bahwa perjalanan membutuhkan banyak waktu sehingga banyak dan panjang pula langkah yang harus direngkuh. Dan jika membutuhkan waktu yang sebentar, mungkinkah akan disebut sebagai perjalanan?
Mari sembuh tanpa harus bercerita kepada banyak manusia.
Mari sembuh tanpa harus mencari ke mana harus berbagi.
Mari kita bersembunyi pada misteri kemagisan yang telah diberi.
Meski jeda mungkin saja lama akan memberi reaksi, hingga di saat itulah aku tak lagi merasa takut untuk menghampiri yang terjadi dan berani melanjutkan perjalanan yang berulang kali sempat terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku | Bagian 2: Perpisahan
Poetry"Entah bagaimana bisa menelan dan mengartikan perpisahan, sebab memang sangat rumit untuk diikhlaskan. Bahwa kenangan yang membuatnya tetap menjadi hidup, tak selamanya bisa menjadi harap,- dan mungkin semakin meredup"