17. *PERCAYA*

134 11 2
                                        

Halo minna hehe

Happy Reading semua..

𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙

█▒▒▒▒▒▒▒▒▒10%

████▒▒▒▒▒▒30%

█████▒▒▒▒▒50%

████████▒▒80%

██████████100%

𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙

▒▒▒▒▒▒▒▒▒10%

Kelopak mata yang hampir 1 bulan lebih tertutup kini perlahan terbuka, menampakkan manik merah indahnya yang sayu. Seluruh perban ditubuhnya menjelaskan sejauh mana luka yang ia dapatkan saat pertarungan. Air mata menetes meluruh, mimpi yang begitu panjang pun sangat mengharukan.

Tak bisa menahan, setetes air luruh dibalik matanya yang sayu. Dengan kepala yang berdenyut nyeri, manik itu perlahan kembali tertutup.

"Sedihnya..."

Pemuda itu kembali membuka mata, ruangan yang ditempatinya tampak sepi, tak ada siapapun di sana. Mentari hangat dengan kicauan burung lah yang menemani sadar nya.

Perlahan mengingat, sebuah nama pun ia panggil dengan pelan. Berharap sang gadis mendengar walau itu tak akan pernah terjadi.

"(Name)-chan..."

Tanjiro ingat. Saat itu pertarungan di distrik merah, pertarungan yang begitu sengit dan diakhiri dengan ledakan yang begitu dahsyat, semua menyatu.

Tanjiro sendiri tak menyangkan bahwa sang kekasih yang kabarnya belum sadar malah mendatangi nya dengan kondisi yang tak baik.

Ia merasa gagal. Menjaga seorang gadis yang berharga di hidupnya saja ia tak mampu melakukannya.

Perasaan bersalah pun menghampiri perasaannya.

"Maafkan aku (Name)-chan... Maafkan aku..."

Ia kembali menangis, dengan kepala yang berdenyut denyut. Tanjiro ingin bangun dan mencari sang kekasih. Namun sayangnya, tubuhnya tak bisa diajak kompromi.

Lemas. Ia tak punya tenaga sedikitpun. Dan Tanjiro tak suka itu. Sekuat apapun ia mencoba, tubuhnya tak akan bisa ia gerakkan dengan mudah.

Kembali menutup kedua mata, Tanjiro merasa ada seseorang yang masuk ke ruangannya.

"Oh, bangun juga kau. Aku kira sudah mati."

Tanjiro menoleh, menatap sayu sosok pemuda bersurai putih diambang pintu. Berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan jangan lupakan tatapan angkuh di wajah tampan nya.

"Siapa?" gumam Tanjiro pelan.

Tanjiro tak kenal, tapi ia merasa familiar dengan wajah dan surai si pemuda.

Pemuda diambang pintu mengernyit tak suka. "Siapa aku? Ternyata selain bodoh kau juga pelupa ya." kekeh kesal si pemuda.

Tanjiro terdiam, ia mencoba mengingat wajah yang ada di hadapannya itu, mencoba menggali ingatannya yang terselip. Namun yang ada Tanjiro hanya mendapatkan pening yang begitu menyakitkan.

【AN】❀𝗢𝘂𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 𝗜𝘀 𝗘𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝗹 ❀  (𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 𝘟 𝘛𝘢𝘯𝘫𝘪𝘳𝘰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang