【AN】❀𝗢𝘂𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 𝗜𝘀 𝗘𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝗹 ❀ (𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 𝘟 𝘛𝘢𝘯𝘫𝘪𝘳𝘰)

19 *MEMILIH?*

Halo minna hehe

Penuh candaan, eaa

"Tanjirouuuee whatt are you from!"

Happy Reading semua..

⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙

█▒▒▒▒▒▒▒▒▒10%

████▒▒▒▒▒▒30%

█████▒▒▒▒▒50%

████████▒▒80%

██████████100%

⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙

•

•

▒▒▒▒▒▒▒▒▒10%

(Name) terdiam.

Jauhi Tanjiro?

Kenapa? Mengapa ia harus menjauhi kekasihnya sendiri? Kenapa, apakah ada sesuatu yang terjadi.

Perkataan Kanao barusan membuat mu merasa kaget, tak menyangka memiliki kakak perempuan yang tiba-tiba datang lalu meminta mu menjauhi kekasihmu sendiri.

Apakah ia merasa cemburu? Tapi, bukankah saat itu Kanao sudah menyetujui hubungan nya dengan Tanjiro.

(Name) tak paham. Kamu merasa sesak di dada mu. Mengerutkan alis tanya.

"Kenapa aku harus menjauhi Tanjiro?" ujar mu pelan.

Kanao terdiam. Ia menoleh ragu, entah lah semua terasa aneh dan menyesakkan. Tak pantas sekali Kanao berucap demikian, namun nasi sudah menjadi bubur, Kanao tak bisa mundur dari permintaan nyelenah nya itu.

Memberi alasan? Kanao buntu, ia tak memiliki alasan yang cukup meyakinkan, sama seperti saya 🙋 yang bingung untuk merangkai sebuah kata.

"Aku ingin kau menjauhinya." ujar Kanao.

Kau mengernyit, "Tapi mengapa? Mengapa aku harus menjauhi kekasih ku sendiri?!" ujar mu dengan nada naik.

Kau naik pitam? Tentu saja, iya. Kau yang baru saja bangun dari koma dengan tubuh yang masih lemas, belum juga dijumpai ayang, tiba-tiba kakak mu datang lalu bilang jauhi pacar mu sendiri.

Gimana gak marah coba.

Yayang Jidor memang belum menemui mu, tapi bukan berarti ia tak memiliki rasa lagi padamu. Iya, itu tak mungkin.

Tanjiro juga terluka cukup parah saat itu, luka di dagu nya, kedua jarinya yang patah. (Name) tentu saja mengingat bagaimana gilanya pertarungan itu, walau ia tak sepenuhnya membantu.

Tapi (name) sadar. Terjebak di obi menyesakkan itu, semua percakapan dapat kau dengar. Walau tidak semuanya sih. Sebagian.

Tak dapat jawaban (name) kembali ngegas.

Ia butuh alasan yang jelas.

"Kenapa, nee-chan? Kenapa?!"

Kanao mengigit bibir nya keras, tangannya bergetar disamping tangannya. Ia takut, entah takut karena apa. Tapi Kanao benar-benar merasakan jika hatinya tercabik-cabik saat ini.

"Kenapa? Aku butuh alasan..."

"Karena..." Kanao terdiam lagi. Otaknya berputar keras, bagaimana dia harus menjelaskannya.