10

32 4 0
                                    

Ardhan terkaget sedang dimana Ia berada. Ia sungguh mengantuk karena Ia baru tertidur satu jam yang lalu. Sungguh Ardhan tidak bisa tidur semalaman dan malam membuat badannya sakit semua. 

Dering dari ponselnya terus berbunyi dengan malas Ia meraihnya. "Ibu". Nama itu tidak boleh Ia abaikan begitu saja. 

"Assalamualaikum Ibu." Nada suara Ardhan serak terdengar karena memang baru bangun tidur. Ia mengusap wajahnya dan melirik jam di nakas. Sudah pukul enam. 

"Waalaikumsalam Dhan. Kamu baru bangun ya le?" tanya suara lembut terdengar di seberang sana. 

"Nggih Bu. Tadi setelah subuhan Ardhan tidur lagi."

"Kenapa le?. Apa lagi ndak enak badan ya?" Suara ibunya terdengar khawatir. Ardhan tersenyum.

"Enggak kok Bu. Biasa begadang." 

"Sidangnya kan sudah selesai. Kenapa masih begadang. Jangan terlalu di forsir le belajarnya untuk ke London. Beri jeda sebentar. Istirahat dulu ya."

Ibunya memang tidak tahu kemarin malam Ardhan pergi bersama Luna dan setelah itu Ardhan tidak bisa tidur memikirkan banyak hal.

"Ya Bu. Sebentar lagi Ardhan juga mau jogging ini mumpung udaranya masih bagus." Ardhan mulai beralasan. 

"Nah gitu dong. Semangat ya le. Doa ibu selalu menyertaimu."

"Makasih Bu. Ibu sehat-sehat ya."

"Iya Dhan. Sudah ya Assalamualaikum."

Setelah menjawab salam Ardhan menutup telfonnya dan Ia butuh mencuci muka. Sepertinya benar bahwa memang Ia harus olahraga agar menghilangkan penat di kepalanya. 

Saat keluar dari kamar Ia mendapati Rio tengah meletakkan kantung kresek di meja makan. 

"Tumben sepagi ini kamu udah mau sarapan Yo?" tanya Ardhan sambil mengucek kedua matanya yang masih mengantuk.

"Nah mau aku bangunin kamu udah keluar. Ini dari Aluna. Barusan dia nganter ini." kata Rio menunjuk sesuatu di atas meja dengan dagunya.

"Mana sekarang Aluna-nya?" tanya Ardhan sedikit kebingungan karena Luna tak mengabarinya sebelumnya. 

"Udah pulanglah bro. Dia kayak buru-buru gitu tadi."

Tak lama kemudian ada pesan masuk di ponselnya segera Ia buka. 

Aluna

Tadi pagi aku jogging sama Mas Bima ketemu bubur ayam kesukaan Kak Ardhan. Dimakan sama Kak Rio juga ya. 

Ardhan tersenyum. Ia bersyukur Luna masih perhatian padanya. Ia takut setelah malam itu justru Luna menjauhi Ardhan. 

"Iya makasih ya Yo. Buat kamu juga itu." 

Rio tertawa sambil berlalu memasuki kamarnya lagi. "Iya bro. Aluna juga udah bilang tadi."

Tidak butuh waktu lama Ia segera membalasnya untuk mengucapkan terima kasih pada gadisnya. Ia tak segera menyentuh makanan itu karena Ardhan masih harus olahraga sebentar agar badannya lebih bugar lagi.

Ardhan butuh pengalihan sesaat setelah kemarin malam Ia tidak bisa tidur karena memikirkan perasaan Luna. Sudah jelas Luna tidak ingin menjalani hubungan jarak jauh itu. Ardhan tidak bisa memaksanya. Hari ini Ia belum bisa menemui Luna lagi karena masih ada beberapa test persiapan untuk kelengkapan sekolahnya. 

Pesan ibunya benar bahwa Ardhan juga butuh istirahat sejenak dari marathonnya beberapa waktu yang lalu untuk skripsinya.

***

Second SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang