nama yang saling terucap

42 3 0
                                    

Tahun 2020, 10 tahun silam.

Pukul 21.00 sebenarnya bukan waktu yang tepat untuk berjalan seorang diri di lorong rumah sakit. Namun, apa boleh buat jika insomnia mendera gadis dengan rambut sebahu itu. Untuk mengusir insomnia nya, ia memilih untuk berjalan menuju taman rumah sakit yang tak jauh dari kamar inapnya. Hanya untuk sekedar menikmati angin malam dibandingkan harus terjaga di kamar inapnya seorang diri. Tetapi pada dasarnya, ia bukanlah sosok yang sangat berani sehingga beberapa kali bulu kuduknya berdiri karena suasana lorong sepi dengan lampu yang sedikit temaram. Sang gadis berusaha untuk memasang airpodsnya untuk sekadar menghalau perasaan takut yang datang tiba-tiba. Namun, karena tangan kirinya memegang infus ia jadi tidak bisa mengeluarkan airpods dari kotaknya dengan benar membuat airpods tersebut jatuh bebas. Disusul dengan satu airpods lagi yang turut terjatuh. Sang gadis mendongakkan kepala lalu netranya bersirobok dengan manik mata coklat milik pria yang berdiri tak jauh di depannya. Lantas pandangan keduanya tertuju pada airpods yang tergeletak di lantai dingin rumah sakit.

Dengan gerakan kilat, sang gadis berambut sebahu itu mengambil airpods miliknya disusul oleh gerakan pria di hadapannya. Mereka saling mlemparkan senyum canggung kemudian berlalu dari hadapan masing-masing. Saat airpods tersebut sudah terpasang sempurna, gadis berambut sebahu itu mengernyitkan dahinya heran ketika mendengar airpods sebelah kanannya menampilkan musik yang berbeda meskipun dari penyanyi yang sama. Tersadar akan sesuatu, sang gadis kemudian berbalik badan bersamaan dengn sang pria yang turut membalikkan badannya.

"Sepertinya milik kita tertukar," ucap sang pria sembari mengambil langkah untuk menghampiri sang gadis yang terdiam di tempatnya.

"Ah, iya benar," ucap sang gadis sambil menyerahkan airpods milik sang pria. Mereka saling mengembalikan airpods yang tertukar itu.

"Sepertinya kamu juga penikmat lagu Sleeping at Last," ucap sang gadis yang dibalas anggukan oleh sang pria.

"Dan kamu juga sama seperti saya," balas sang pria disertai senyumnya yang membuat sang gadis sedikit terpaku pada garis bibir yang melengkungkan senyum.

"Raila," sang gadis mengulurkan tangan bermaksud untuk mengajak berkenalan.

Sang pria membalas uluran tangan tersebut, "Januar."

Malam hari pada bulan Juni kala itu menghantarkan perkenalan singkat namun membekas di dalam diri sang gadis. Dalam hati  berharap jika pertemuan mereka tidak hanya terjadi sekali. Ia lantas mendengarkan lagunya disertai senyuman yang terbit di ujung bibirnya. Mendadak rasa takut yang tadi ia rasakan menguar hilang entah kemana.

Sampai pada akhirnya lagu bertajuk You're Enough mengalunkan lirik terakhirnya di telinga sang gadis.

You're enough, you're enough, you are enough
These little words, somehow they're changing us
Let it go, let it go, you are enough
So we let our shadows fall away like dust

Sementara di sisi lain, sang pria mematikan aplikasi pemutar musiknya kala lagu berjudul I'll Keep You Safe selesai dinyanyikan.

the bitterness of winter
or the sweetness of spring,
you are an artist,
but your heart is your masterpiece.

And I'll keep it safe.

****

"Loh Rai, masih hidup?" Raila hanya bisa menatap jengah sang sahabat yang tengah memeluk dirinya erat.

"Anka, please, gue cuma kecelakaan ringan," Raila segera meletakkan tas di bangkunya tepat di samping Anka sahabatnya.

"Makanya ga usah berlagak nolak tebengan orang, jadi keserempet mobil kan," ucap Anka yang dibalas helaan napas lelah dari Raila.

Unspoken ScriptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang