06

495 57 7
                                    


Bad Day or Good Day?


Kejadian beberapa hari lalu masih terbayang di benak Rita. Trauma yang dulu sempat hilang kembali muncul sehingga saat ini dia takut untuk menunggu jemputan seorang diri. Hal itu membuat orang tuanya harus menjemput Rita tepat waktu atau setidaknya tidak lebih dari satu jam.

Namun, yang namanya kesibukan itu tidak ada yang tau. Nattawut memiliki tamu yang sangat penting di perusahaannya. Sedangkan Lila harus mengantar Canny ke rumah sakit karena adiknya itu akan mencabut giginya yang sudah membuatnya sakit tiga hari tiga malam.

Rita yang tau akan kesibukan orang tuanya hari ini pun berpikir keras bagaimana agar dia tidak menunggu sendirian. Akhirnya dia mencari Rami untuk menemaninya menunggu jemputan.

"Ram, lo pulang bareng siapa?" Tanya Rita menghampiri temannya yang sedang memakan cilok di meja kantin.

"Gweh pwuang bayeng mamih. Kwenapwa?" Jawab Rami yang baru saja memasukkan cilok ke dalam mulutnya.

"Makanan tu dikunyah dulu, keselek baru tau rasa lo!"

Rami diam dengan ocehan Rita, dia mengunyah cilok dalam mulutnya kemudian menatap sinis temannya itu. "Lo sendiri liat gue lagi makan malah ditanya." Kesalnya.

"Iya kan bisa dikunyah dulu. Jadi lo pulang bareng nyokap lo?" Tanya Rita memastikan.

"Iya. Kenapa tumben nanya?"

Ingin rasanya Rita menceritakan kejadian itu kepada Rami dan meminta tolong kepadanya untuk menemani dia menunggu jemputan, tapi apalah daya dia takut dipandang lemah. "Ngga ada. Gue kira lo udah bawa kendaraan sendiri. Kali aja gue bisa nebeng." Balas Rita.

"Bokap nyokap lo mana?"

"Mereka ada urusan, jadi bakal telat jemput gue. Ya udah deh. Gue mau balik kelas aja."

Rami mengangguk sebagai balasan, dia kembali melanjutkan memakan cilok kesayangannya.

Di sepanjang jalan menuju kelasnya, Rita melamun memikirkan cara agar dirinya tidak sendirian jikalau orang tuanya sangat telat menjemputnya. Lamunan Rita membuat dia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya yang juga tidak melihat jalan.

"Aduh." Keluh Rita.

"Eh Rita, aku minta maaf nabrak kamu. Kamu gapapa?"

"Ehm aku yang salah ga liat jalan juga. Aku gapapa, Ahyun."

"Kamu melamun ya makanya ga liat jalan?" Tanya Ahyun.

Rita tertawa malu karena tebakan Ahyun tepat sasaran. Dia kemudian iseng mempunyai ide untuk bertanya kepada Ahyun. "Iya, aku melamun karena harus nunggu jemputan. Mungkin bakal lama dan aku sedikit takut untuk nunggu sendirian." Jelas Rita berharap Ahyun peka dan menawarkan diri.

Ahyun yang memang memiliki jiwa sosial tinggi pun menawarkan dirinya untuk menemani Rita menunggu jemputan. Lagi pun, Ahyun bisa meminta dijemput agak telat atau mungkin bisa menawari Rita pulang bersama.

"Makasih, Ahyun."

"Sama-sama, kita kan sahabat!"

◦•●◉✿.✿◉●•◦

"Dimana rumah lo?"

"Buat apa nanya? Emang kakak mau nganterin aku?"

"Nanya aja sih, lumayan harga bensin buat anterin lo."

"Ihhh Kak!!! Ngga boleh gitu." Sahut Ahyun yang sudah berdiri di depan pintu mobilnya.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang