08

551 61 16
                                    

Between

"Kak, bisa anterin aku pulang gak?"

"Eh? Jemputan kamu mana?"

"Pak Imam ada urusan mendadak, istrinya melahirkan. Jadi, aku bingung harus pulang sama siapa..."

"Mamah?" Tanya Lentera.

"Kakak tau sendiri kan mamah gimana. Susah dihubungi."

Ah, bagaimana Lentera harus menghadapi situasi ini?

Ahyun tiba-tiba menghampiri Lentera yang sedang menunggu pesanan makanan bersama Arumi. Dia sempat bingung mengapa Ahyun mendatangi mejanya saat di kantin. Walaupun mereka dekat, tapi kedekatan mereka itu tidak pernah sampai pergi ke kantin dan makan bersama.

Arumi yang mengerti akan ekspresi sahabatnya itu mencoba masuk ke dalam topik pembicaraan mereka. Dia paham apa yang membuat sahabatnya memiliki ekspresi bingung.

"Ahyun, dimana rumah kamu?" Tanya Arumi dengan nada bersahabat.

"Di perumahan cemara, jalan adipati. Kak Arumi sendiri dimana?" Tanya Ahyun balik bertanya.

"Wahh, rumah kita searah. Aku juga di jalan adipati, tapi bukan perumahan cemara. Aku di cempaka."

"Kakak di perumahan cempaka? Kok aku gak pernah liat ya..." Jawab Ahyun bingung.

Lentera hanya diam saja memerhatikan obrolan keduanya. Dia tau arah pembicaraan Arumi akan kemana, tapi dia masih bimbang. Di satu sisi dia ingin mengantarkan Ahyun, tapi di sisi lainnya dia sudah memiliki janji dengan seseorang.

"Ahyun, kakak minta maaf." Ucap Lentera dengan tatapan menyesal.

"Kenapa minta maaf, kak?"

"Em, itu... Kakak bukannya gak mau antar kamu pulang. Tapi, kakak sebelumnya udah ada janji sama seseorang." Balas Lentera ragu untuk menatap Ahyun.

"Oh gitu ya... It's okay kak, Ahyun nanti pakai taxi aja."

"No! Kamu gak boleh pulang pakai taxi." Tegas Lentera melarang Ahyun.

"Ihh kak, Ahyun bukan anak kecil."

"Tetep gak boleh. Nanti kakak khawatir kalau kamu diculik. Jangan pakai taxi ya..." Mohon Lentera.

"Huft iya-iya, terus Ahyun pulang sama siapa?" Pasrahnya setelah melihat tatapan memohon Lentera. Ahyun tidak bisa melihat tatapan Lentera seperti itu dan Lentera seperti tau kelemahan Ahyun.

"Sama aku aja. Rumah kita searah juga." Ujar Arumi sambil tersenyum.

"Nggak ngerepotin kak Arumi?"

"Nggak, masih satu arah juga kok."

"Ya sudah, Ahyun pulang bareng kak Arumi ya kak?" Tanya Ahyun menatap Lentera. Dia meminta izin apakah boleh pulang bersama Arumi atau tidak.

Lentera yang ditatap hanya diam. Jujur, dia tidak mau Ahyun diantar pulang oleh siapapun kecuali dirinya. Tapi, dia tidak punya pilihan lain. Lentera membuang napas pasrah dan mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi, sampai rumah nanti langsung kabarin kakak. Terus buat lo sa, jangan bawa motor ngebut! Awas aja kalau Ahyun kenapa-kenapa."

"Idih gak percayaan lo sama gue! Jugaan lo siapanya Ahyun posesif gitu." Balas Arumi dengan maksud terselubung.

Ahyun menatap Lentera. Dia juga penasaran apa yang akan Lentera jawab karena dia sering memikirkan tentang kedekatan mereka. Sudah lebih dari enam bulan mereka saling mengenal dan perhatian yang diberikan Lentera kepadanya itu tidak biasa menurut sudut pandangnya.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang