---
Kalo ada yang tanya, apa sih yang paling mudah di lakukan di dunia? Jawabannya ya, Menyerah.
---"Hah? Renjana yang maju?"
Garistha mengangguk menatap yakin pada Jana yang berdiri di sampingnya lalu kembali menatap Bu Ariani aka wali kelas mereka.
"Aizar ikut lomba kawihan sunda soalnya bu."
Jana tersenyum tipis melihat raut wajah bu Ariani yang seolah paham akan situasinya. "Kenapa gak Anggra aja yang maju buat gambar? dia bagus loh." ujarnya menarik teman kelas mereka bernama Anggraeni sebagai pilihan lain.
Garistha mengeryit tak suka kemudian kembali berucap, "Temen-temen udah sepakat pilih Renjana buat maju. Ibu gak yakin ya sama Renjana?"
"Bukan gitu—" bu Ariani tampak terkejut mendengar ucapan Garistha. "Cuma— yaudah deh, kalo kalian udah sepakat Renjana yang maju ibu setuju. Renjana kamu punya semua alat gambarnya kan?"
Jana yang sedari tadi menyimak kemudian mengangguk ragu. "Beberapa ada bu."
"Kalo kurang lengkap kamu pinjam aja ke Aizar ya."
Jana mengangguk sekali lagi. Setelah selesai memberitahukan segala tentang perlombaan ke Bu Ariani lantas Garistha dan Jana pamit pulang.
Jam sudah menunjukan pukul 4 sore namun mereka masih terjebak di sekolah hanya untuk urusan perlombaan ini. "Bu Ariani kaya ga srek gitu ya sama gue." Ujar Jana nadanya rendah seolah dia mulai tidak percaya diri.
"Ya gimana mau sreg, tuh orang lagian ga tau apa-apa tentang lo—engga deh, tentang kelas kita juga gak tau apa-apa. Doi jadi wali kelas cuma numpang nama di struktur organisasi kelas doang." Garistha mengunci kaitan helmnya dengan kesal, lalu mengkode Jana untuk segera naik keatas motor.
di sepanjang perjalanan Garistha terus saja mengungkit-ungkit kesalahan bu Ariani yang dianggapnya kurang bisa menjadi wali kelas.
"Gue tuh lebih seneng kalo Pa Eka yang jadi wali kelas kita, care dan bapakable banget. Gak kayak Bu ariani."
"Yaudah sih, bentar lagi juga naik kelas." Jana menyudahi rasa kesal Garistha yang membuatnya ikutan kesal juga.
"Mau nyeblak dulu ga Jan?"
"Engga ah, gue lagi ga enak perut."
"Tumben." gumam Garistha yang tak di dengar oleh Jana.
Rumah Jana tidak terlalu jauh jika di tempuh motor dari sekolah, hanya membutuhkan waktu 15 menit mereka sudah sampai di tujuan.
"Yaudah ya, gue pulang. Jangan lupa besok latihan PMR."
Jana mengangguk, melambai pada Garistha yang kembali menjalankan motornya menjauhi pekarangan rumah Renjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Journal
Novela JuvenilKalian pernah gak, ngerasain perasaan stuck di orang lama? sampai-sampai kalian ada di fase mencari orang 'itu' di diri orang lain. "Tapi hal seperti itu kan sudah biasa?"-kata orang. Iya bener. 50% bahkan mungkin lebih, orang di indonesia pasti per...