ELEVEN √

79 4 0
                                    

Happy reading
......

"Apa yang kau lakukan disini?" Suara berat menginterupsi di belakang Jae.

Jae terpaku diam. Enggan untuk menoleh kebelakang.

"Kau tuli atau bisu?" tanya si pemilik kamar sinis.

Jae masih betah dalam keheningan nya tak menoleh atau pun mengeluarkan suara.

Ryu mendekat perlahan lalu berdiri tepat di belakang Jae. "Siapa yang mengizinkan mu untuk masuk?"

Jae mulai tergagap, "A-ku...hanya ingin memanggil untuk sarapan, itu saja." Jae berusaha menahan tekanan yang di berikan Ryu.

"Ya, aku tau." Beranjak pergi dari sana dan Jae masih tetap pada posisi kakunya.

Ryu meninggalkan Jae sendiri tak ada lagi interaksi antara keduanya, semua itu terasa sangat–hampa.
Tapi Jae cukup bingung dengan sikap tenang Ryu yang tidak seperti biasanya, Ryu akan selalu berubah menjadi dingin dan kasar saat berhadapan dengan Jae sengaja atau tidak sengaja. Namun, kali ingin berbeda, memang aura dingin miliknya tak bisa di hilangkan tapi Jae merasa Ryu sudah sedikit berubah. Setelah beberapa saat, Jae pergi meninggalkan kamar Ryu.

Sampai di bawah Ryu terlihat sudah duduk rapi di meja makan dengan secangkir kopi dan koran yang tampak ia baca. Di meja makan semua masakan yang di buat Jae telah tertata rapi, namun Ryu terlihat tidak berminat untuk menyicipi hidangan tersebut dan fokus pada kegiatannya.

"Ryu..." panggil Jae. Sang pemilik nama tidak merespon sama sekali. Tak mendapat tanggapan, Jae memilih untuk menghidangkan makanan untuk sang suami. Setelah siap Jae langsung menyodorkan piring yang penuh dengan makanan itu ke hadapan Ryu.

"Ryu, makanlah." Hah! Mari kita beri semangat pada Jae, karena lagi-lagi ia di acuhkan. Jae menghela nafas panjang, lalu duduk dan mengambil sarapan. Lebih baik ia mengisi tenaga dulu, antisipasi saja. Siapa tau jika hari ini akan ada hal yang tak terduga, jadi Jae butuh tenaga.

Terlalu banyak omong kosong.

Tak ada percakapan apapun, semuanya hening, hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring dan tentu saja itu milik Jae. Karena Ryu sama sekali tidak menyentuh makanan yang di hidangan istrinya itu, bahkan sekarang sarapan Jae hampir habis.

"Ryu, sarapan mu akan dingin jika kau tak memakannya, lebih baik kau makan dulu." Di tengah-tengah sarapannya Jae bersuara meminta Ryu untuk makan. Yang lebih tua menatap sekilas dengan pandangan tajam bak elang, lalu kembali fokus pada benda di tangan nya. Koran pagi sudah di gantikan dengan benda canggih persegi panjang.

Jae tak lagi bersuara, sarapannya pun sudah tandas. Ia beranjak ke dapur dan mencuci piring, makanan yang lain masih tersaji di meja makan, namun Jae belum berniat membereskannya.

Si manis datang dengan sepiring buah strawberry menuju ruang keluarga, menyalahkan TV dan bersantai. Hari ini Ryu akan sehari penuh berada di rumah, mungkin dulu Jae akan biasa aja berdua bersama suaminya itu. Tapi kini, Jae rasanya tertekan, canggung dan—asing.

Beberapa kali Jae mengganti siaran TV. Sampai Jae melihat satu berita yang tampak nya masih hangat dan ia memilih untuk menonton nya, sebenarnya Jae bukan orang yang suka dengan gosip atau rumor yang belum jelas kepastian nya. Tapi entah kenapa berita kali ini terdengar menarik.

"Seorang pengusaha tersohor, Kim Ryu di rumor kan tengah menjalin hubungan romantis dengan putri Presdir Shim dari perusahaan SP Crop, mereka di duga berkencan belum lama ini. Dengan foto kebersamaan mereka yang terposting di akun media sosial Nona Shim Hikyung–"

"Cih! Omong kosong."

Jae langsung memindahkan siaran TV dan di siaran berikutnya ada berita tentang pembunuh berantai yang katanya sedang berkeliaran dan kasus ini masih di usut polisi.

"Kepada para masyarakat di himbau untuk lebih berhati-hati, polisi telah mengumumkan bahwa salah satu tahanan mereka telah melarikan diri. Usahakan jangan keluar pada malam hari dan ingat untuk menjaga kawasan rumah kalian agar tetap aman, karena pembunuh berantai yang sedang berkeliaran menyerang orang-orang secara acak. Tim kepolisian sudah mengutus tiga unit pasukan khusus untuk menangkap buronan ini. Sekali lagi kami himbau untuk selalu waspada."

"Persetanan dengan pembunuh berantai, hati ku jauh lebih sakit dengan berita rumor hubungan suami ku dengan wanita lain." Jae mematikan TV dan beranjak menuju taman belakang.

Sebenarnya Ryu sedari tadi mendengar berita yang tersiar, bahkan ucapan Jae ia dengar dengan jelas. Dimana Jae menggerutu kesal karena rumor murahan yang di beritakan. Ryu tak beraksi lebih, tapi entah kenapa ada gejolak aneh yang hinggap saat ia tau, bahwa pria kecil itu tengah cemburu.
Dan tentang berita pembunuh berantai yang Ryu dengar, ia tak terlalu peduli.

Di taman belakang, Jae menyibukkan dengan menyiram bunga yang ia tanam. Banyak jenis bunga yang Jae tanam, tapi mawar lebih mendominasi karena Jae sangat menyukai bunga cantik itu.

Jae pandai dalam menyamarkan perasaan nya, ia lihai dalam menutup lukanya. Sama halnya dengan sekarang, rumor yang di siaran tadi masih melekat jelas dalam kepala Jae, Ryu, suaminya di kabarkan menjalin hubungan dengan wanita lain. Pernikahan mereka memang masih tersembunyi dari publik, dan khalayak umum belum mengetahui riwayat sebenarnya dari Ryu yang pernah menderita penyakit mental karena semuanya tersembunyi rapat-rapat dan hanya segelintir orang yang tau.

Nama Ryu mulai melejit, karena kemunculannya yang secara tiba-tiba dalam dunia bisnis dan berhasil meraih prestasi yang mengagumkan. Padahal ia masih pendatang baru dan masih terbilang cukup muda.

"Berita sialan! Tidak mungkin Ryu berselingkuh, dia memang membenci ku tapi Ryu bukanlah seorang bajingan bejat yang senang berganti pasangan begitu saja!" Jae kesal, makanya ia terus mengomel.

"Menyebalkan!" raung Jae terdengar hingga ke dapur. Para pekerja yang mendengar nya terkejut kaget. Tak biasanya tuan mereka berteriak sekeras itu.

Ryu juga mendengar nya dan seperti biasa ia akan bersikap acuh dan tak peduli.

"Orang aneh."











Tbc

REVENGE FOR THE FUTURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang