FOURTEEN √

135 6 0
                                    

Happy reading
......

"Jangan sesali hari buruk, bangkit dan tata untuk hari yang lebih baik."

Disaat semua kebenaran itu terungkap, maka di situlah pelaku akan terbungkam tak berkutik. Entah menyesali perbuatannya atau karena kejahatannya terbongkar begitu saja.

"Kau sengaja menikahkan anakmu dengan ku di saat aku masih menjadi orang idiot, agar putra cacat mu itu bisa membodohi ku dan merampas semua harta warisan dari ayahku, begitu 'kan?"

Tuan Lee diam, diam karena fakta yang di beberkan oleh Ryu.

"Sayangnya kau keliru, Tuan. Tanpa kau ketahui aku sudah sembuh tiga tahun sebelum pernikahan sialan itu." Ryu tersenyum puas melihat wajah keriput yang terlihat pucat pasi itu.

"Sebenarnya aku hampir percaya deng—"

"Untuk apa kau ber pura-pura idiot, sialan?!"

BOOM...

Amarah Tuan Lee meledak, wajah yang awal sendu kini berubah mengeras. Yah, sekarang waktunya sandiwara di hentikan, sekarang hanya kenyataan yang akan terlihat.

Ryu tertawa sinis, "Akhirnya kau membuka topeng mu, Pak Tua," cibir Ryu.

"Aku hanya ingin menguji nya, tulus atau tidak. Dan ternyata tidak, untungnya aku belum sepenuhnya percaya."

Ryu berjalan ke meja kerjanya, mengambil berkas yang tersimpan di laci. Lalu menyerahkan nya pada Tuan Lee.

"Apa?!" tanya nya tak santai. Menatap horor pada berkas yang di sodorkan padanya.

"Bukti-bukti kejahatan mu, dari penggelapan saham, sabotase, pelenyapan berencana dan masih banyak yang lainnya. Bagaimana?"

Doble kill. Tuan Lee kembali kaku.

"Hey! Kenapa diam, tak ingin mengambil nya?" tanya Ryu menantang.

Tuan Lee menormalkan ekspresi nya. Bukan lagi raut terkejut, takut atau apa. Sekarang wajah datar yang di perlihatkan oleh Tuan Lee. Sudah cukup untuk sandiwara sekarang, semuanya telah terbongkar dan ini tidak akan berguna lagi. Tuan Lee tau, Ryu itu cerdik, licik dan picik.

"Kau tidak bisa membodohi ku lagi kali ini, Ryu," geram Tuan Lee.

"Benarkah?!" ejek Ryu.

"Kau sudah tau semuanya, tak ada gunanya jika bersandiwara lagi, benar begitu?" Tuan Lee berujar tenang. Berjalan menuju sofa dam duduk santai bersilang kaki dan tangan di rentang di sandaran sofa.

"Huh...tak ku sangka semua rencana yang ku susun rapi terbongkar begitu saja, aku pikir anak sialan itu akan bekerja lebih cepat–tapi ternyata sangat lamban, aku kecewa."

Tuan Lee sama sekali tidak menunjukkan raut penyesalan atau yang lain. Wajah nya tetap datar, menatap gelas kaca dengan minuman haram di dalam.

"Kau saja yang bodoh, tapi permainan mu cukup mengesankan, hanya saja kurang rapi jadi sangat mudah terbongkar." Ryu ikut menimpali dengan cibiran.

"Cih...." Tuan Lee berdecih sebal dengan hinaan yang di lontarkan untuk nya.

"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang, Lee?" tanya Ryu. Terlihat ia sudah kembali duduk santai di kursi empuk kebesarannya.

REVENGE FOR THE FUTURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang