bab 4

10.3K 457 6
                                    

Naina menurunkan kopernya. Dia menatap sekeliling kamarnya, ia menatap foto pernikahannya. Rasanya waktu berlalu begitu cepat dan ia masih ingin merasakan kenikmatan pernikahannya. Langkahnya yang terasa berat, setiap melangkah ia merasa menginjak sebuah duri. Ia mengusap pipinya yang terus basah. Sejenak ia menghentikan langkahnya dan menatap pintu di sebrang sana.

"Selamat tinggal Mas, semoga kau bahagia."Dengan rasa perih dan sakit, dia terus melangkah tanpa menoleh ke belakang.

"Nyonya Naina." Bibi Rohya memeluk Naina. Dia merasa cemas pada Naina. "Nyonya mau tinggal dimana?" Tanya Bi Rohya. Ia ingin menawarkan tempat tinggal kampung halamannya.

Naina menggelengkan kepalanya. Ia tidak tau harus kemana, kedua orang tuanya sudah meninggal. Ia hanya seorang diri. Ia baru ingat kalau ia pernah memiliki sebuah rumah di bandung. "Yang jelas aku tidak akan tinggal di sini Bi."

"Nyonya tolong kabari Bibi." Bi Rohya tidak tega meninggalkan Naina sendirian. "Jika ada sesuatu hubungi bibi dan tolong jaga kesehatannya."

Naina mengangguk dan tersenyum. "Tentu saja Bi, aku pergi dulu."Naina melanjutkan langkah kakinya. Dia mengendarai mobilnya dan hari ini ia menemui kedua orang tuanya dan nenek Andreas.

Naina menaruh bunga di atas makam kedua orang tuanya. Sebelahnya ada makam nenek Andreas. Air matanya tak bisa ia tahan, ia menangis di atas tanah sang ibu. Begitu sulit dirinya dan kehidupannya, ia sangat mencintai Andreas namun cintanya menurut Andreas tak lebih besar dari cinta Amira.

"Maafkan Naina Nek. Naina tidak bisa mempertahankan rumah tangga Naina. Naina kalah Nek." Dia menghapus air matanya dan kembali melanjutkan langkah kakinya. Ia menarik dalam nafasnya. "Naina, kau harus kuat."

Pada malan harinya.
Andreas baru saja pulang. Dia duduk di sofa, setelah bertengkar dengan Naina, dia memilih pergi. Selama berumah tangga dengan Naina, dia tidak pernah bertengkar. Terkadang dia yang emosi karena klien atau proyek, tapi Naina selalu menenangkannya.

"Sedang apa dia?" Tanya Andreas. Tiba-tiba ia teringat Naina. Tidak biasanya Naina tidak menyambutnya. Dia melupakan apa yang telah terjadi sebelum sebuah kertas yang menjadi saksi putusnya pernikahan mereka.

"Aku ingin melihat Amira."Andreas menuju ke kamar Amira dan mengetuknya. Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru.

Krek

"Mas." Amira langsung memeluk Andreas. Dia menangis tersedu-sedu di pelukan Andreas. "Aku ingin pergi saja dari sini, tapi aku takut untuk pergi. Aku tidak sanggup lagi berpisah dengan mu."

"Ada apa?" Tanya Andreas melerai pelukannya. "Kita masuk dulu dan kamu ceritakan pada ku." Ia baru saja datang dan di suguhkan dengan isak tangis Amira.

"Mas, Naina begitu tega pada ku. Dia bilang kepergiannya kali ini akan membuat mu sedih dan aku tidak akan pernah bahagia. Bahkan dia mengatakan bahwa aku tidak akan pernah bisa memiliki anak dengan mu." Dia teringat dengan kepergian Naina, sebenarnya ia tau bahwa Naina sudah pergi. Hanya saja, ia tidak ingin mengantar kepergiannya atau mengatakan pada Andreas.

Andreas mengusap punggung Amira. "Kamu tenang saja. Apa yang di katakan oleh Naina tidak akan terjadi." Ia menenangkan Amira. Ia sudah berjanji tidak akan membuat Amira bersedih.

"Mas aku ingin mengatakan sesuatu. Sebenarnya aku tidak memiliki rahim, aku takut kamu meninggalkan ku. Lebih baik aku tidak perlu hidup lagi." Air mata Amira begitu deras, seakan ia tak akan sanggup menampung kesakitan di dalam hatinya.

Andreas mengepalkan kedua tangannya. Dia merasa tidak mengenal Naina. Wanita itu baik, ia rasanya tidak sanggup untuk mempercayainya, tapi Amira tidak mungkin berbohong. "Aku tidak akan meninggalkan mu. Kau tentu tau bahwa aku selalu mencintai mu. Sekalipun kau tidak memiliki rahim, aku akan menikah dengan mu dan kau tidak perlu khawatir."

"Tolong buktikan pada Naina bahwa kamu bisa membahagiakan ku." Amira menyeringai, dengan begini tidak akan ada drama kepergian Naina. Andreas pasti akan melupakan sepenuhnya tentang Naina. Kini dia akan menjadi satu-satunya di hati Andreas.

Benih Rahasia Mantan SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang