Happy Reading
🌹🌹🌹
Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh dan hening, akhirnya Sheva dan Elio sampai di sebuah bangunan tinggi. Tepatnya apartemen yang Sheva tempati. Keduanya keluar dari mobil setelah sampai tepat di depan pintu masuk.
Seorang petugas datang menghampiri Elio yang langsung menerima kunci mobil. Kemudian mobil milik Elio segera dibawa pergi oleh petugas untuk diparkirkan. Elio berjalan mendekat ke arah Sheva.
Sheva sendiri merasa bingung dan gugup. Bingung karena Elio terlihat sudah akrab dengan tempat ini. Dan gugup karena Sheva tidak tahu apa yang akan dia tanyakan untuk membenarkan perkataannya tentang ingin belajar kepada lelaki itu.
Semua nilai yang ia dapatkan tidak bisa dibilang jelek atau buruk. Dengan pertukaran pelajar yang hanya dilakukan oleh murid yang berprestasi saja sudah membuktikan jika ia tidak bodoh.
"Ayo!" Elio berjalan terlebih dahulu untuk memimpin jalan.
Sheva yang bingung kenapa malah Elio yang berjalan di depan hanya mengikuti di belakang. Ia melihat suasana lobi yang lumayan ramai. Petugas resepsionis terlihat menunduk hormat saat melihat Elio. Tetapi lelaki itu hanya diam menatap ke depan dan melanjutkan langkah kakinya.
Kedua alis Sheva mengernyit heran melihat apa yang dilakukan resepsionis kepada Elio. Ia berjalan dengan isi kepala bertanya-tanya siapa Elio sebenarnya. Ia yang fokus dengan pikirannya yang lain sampai hampir menabrak Elio yang sudah berhenti di depan sebuah lift yang sedikit berbeda dari lift yang ada di samping.
Sheva berjalan dan berdiri tepat di samping lelaki itu. Ia menyadari jika lift hanya ada di depannya bukanlah lift yang biasa ia pakai. Ia juga melihat jika tulisan yang ada di atas pintu lift depannya memiliki tulisan berwarna emas. Warna pada tulisan yang membuat lift itu berbeda dari lift lainnya.
Bukan hanya itu saja, tetapi keberadaan keduanya juga membuat perbedaan. Di saat lift lain dipenuhi dengan orang di depan pintu, lift yang ada di depan Sheva hanya terisi dua orang. Benar-benar hanya dua orang. Gadis itu dan Elio.
Sheva menatap Elio ingin menanyakan sesuatu tapi mulutnya seperti tidak bisa ia ajak bicara. Akhirnya ia hanya menatap lamat dengan isi kepala menebak-nebak identitas Elio sebenarnya. Apakah lelaki itu mafia? Atau anggota organisasi gelap? Atau seorang pembunuh berantai yang ditakuti dan kenal hukum? Atau anak pejabat?
Tebakannya yang terakhir menurut Sheva tidak mungkin. Karena jika Elio anak pejabat, pasti ia sudah mengetahui itu. Apalagi ia punya sumber informasi yang akurat. Sumber yang kapanpun bisa ia minta dan tidak butuh waktu lama akan ada di hadapannya.
"Suka lo sama gue?" Sheva membulatkan kedua bola matanya karena ketahuan. Elio hanya melirik Sheva sebelum kembali menatap ke pintu lift. Menunggu pintu lift terbuka.
"Gak, ya! Gu-," Sheva tidak melanjutkan ucapannya karena pintu lift sudah terbuka.
Elio melangkah masuk ke dalam lift. Dirinya melihat Sheva yang hanya diam memandang dirinya. Kemudian ia menatap datar Sheva seraya berkata, "Mau gue tinggal?"
"Eh! Tunggu!" Sheva segera masuk ke dalam lift sebelum pintu lift benar-benar tertutup.
Sheva berbalik dan berdiri di samping Elio. Dirinya bingung kenapa pintu lift tidak tertutup padahal dirinya sudah berada masuk.
"Lo belum kasih tau gue lantai apartemen lo," Elio memberitahu Sheva.
"Oh, iya gue lupa. Lantai 1023," Sheva mengumpat dalam hati setelah memberitahu lantai apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! You're Mine!
RandomMurni pemikiran sendiri! No plagiat❌ Plagiat jauh-jauh!!! Hus hus hus... 🌹🌹🌹 "You were the one who entered my world, and you are the one responsible." ~ Elio "S**l! Harusnya dia cuek dan gak usah suka gue. Kalo kayak gini, rencana gue bisa gagal...