14.00
Arbelia masuk kedalam rumah, Ia melihat Baron sedang duduk di kursi ruang tamu sambil memangku Darlia.
"Kak"
Baron melirik Arbelia , Seolah olah mengerti apa yang di maksud oleh adik nya.
" Darlia , mau ikut gak ? Kakak mau ke atas sama kak abel "
" Mau ikuttt "
" Ya sudah , ayo "
Baron mengendong Darlia , melangkah ke ruang kerjanya di ikuti oleh Arbelia di belakang nya.
Sampai di ruang kerja Baron menurunkan Darlia lalu membuka kotak itu.
Belum sempat tangan baron menyentuh kotak tersebut , Arbelia lebih dahulu memegang pergelangan tangan Baron , dengan ekspresi bingung.
" Kenapa ajak Darlia kesini? "
Baron menghela nafas.
" Darlia masih kecil , dia gak bakal ngerti yang kayak gini. Yang Darlia tau itu cuman main , kakak yakin dia gak bakal anggap ini serius "
Baron melanjutkan membuka kotak itu. Isinya masih terlihat sama seperti terakhir dilihat oleh Arbelia.
" Kakak Nemu kotak ini di taman belakang , di bawah ayunan yang ada di pohon "
" Ngapain kakak kesana ? "
" Kakak dulu pernah ngubur kotak mainan di sana , jadi kakak putusin buat gali lagi , tapi waktu kakak keluarin kotak nya isi nya bukan mainan kakak melainkan kertas kertas ini "
" Kakak yakin ? "
" Kakak cuman inget dulu pernah ngubur kotak mainan di sana , tapi kayak nya bukan ini kotak yang kakak kubur "
" Kalo di lihat dari struktur nya , kayak nya ini surat , tapi huruf nya asing banget "
" Itu sama sekali gak kelihatan kayak huruf , itu lambang "
" Lambang apa ? "
" Kakak juga gak tau itu lambang apa. kita gak bisa baca isinya , kakak bakal cari orang yang bisa baca isi kertas ini "
" Mungkin gak kalo ini barang kiriman dari orang buat hancurin keluarga kita? "" Bisa jadi , kakak juga kepikiran kalau ini penyebabnya Kematian papa dan mama , kamu masih mimpi'in itu ? "
" Iya kak "
" Kalau kita bakar ini semua , mungkin gak mimpi kamu bakal berhenti "
" Aku gak tau , tapi jangan kak "
" Kenapa ? "
" Kalau memang ini penyebab keluarga kita jadi kayak gini , berati ini satu satu nya bukti yang kita dapet "
Mendengar perkataan adiknya , Baron terdiam sebentar , ia menutup kotak itu dan meletakan nya di bawah meja.
" Kamu yang sabar ya , kakak janji bakal cari tau semua ini sampai ke akar akar nya "
Baron menepuk pundak Arbelia , memberikan pengertian kepada Arbelia.
" Iya kak , ayo kita selesaikan semua masalah ini bareng bareng "
Baron mengangguk dan tersenyum.
" Oh iya kak , liburan akhir pekan ini aku mau ajak Darlia buat ikut nginep di villa nya Ardan. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream From Hell [ Hiatus ]
HorrorAralic bersujud di hadapan Demon. putus asa dengan kepercayaan yang ia pegangan, Aralic berpaling dan meminta keturunan dari sang Demon. " Manusia lemah ini adalah hamba mu yang setia. Hamba memohon kepada Yang Mulia, berikan saya seorang putra dar...