Semester pertama, tahun ketiga. Manusia mana yang bisa langsung popular dalam hari pertamanya di sekolah baru, hanya Satoru. Dalam sekali pandang para siswi menjerit-jerit setiap kali tubuh jangkung beraroma citrusnya melintas di tengah-tengah koridor. Ciri khas klasik yang biasa ditampilkan pada murid paling digemari.
Siapa yang menyangka, perpindahannya ke sekolah itu telah direncanakan dari jauh-jauh hari. Memberontak dan diskorsing berkali-kali hingga dikeluarkan dari sekolah secara tidak terhormat. Satoru tahu betapa keras usaha orangtuanya ketika menyogok kepala sekolah dengan lembaran kertas bernilai beserta kartu hitam, tapi dia bersyukur rencana itu gagal total akibat penolakan mentah-mentah.
Salah satu hal yang patut disyukuri, mungkin karena lelah menanggapi sikap manipulatif dan pemberontakannya, sang ayah memindahkan Satoru di sekolah yang sama dengan Suguru dan Shoko. Tentu, guna melanjuti kenakalan mereka yang sempat terjeda selama dua tahun.
Di sinilah mereka, duduk santai di kursi kantin dengan banyaknya jejeran sampah bekas makanan di atas meja. Iris biru kemilau merajalela ke seisi kantin, menatap genit siapa saja yang diam-diam meliriknya.
"Sialan, benar-benar tidak kenal tempat!" Suguru memukul punggung pemuda itu.
"He's a playboy kelas kakap."
Mendengar dua ejekan yang menusuk tepat ke jantungnya, Satoru menanggapi dengan kekehan kecil sambil berkedip ke salah satu siswi yang sedari tadi menarik perhatian. Pemuda berambut putih ini bersandar di kursi sebelum menjawab, "More than that, guys. Lagipula hanya menanggapi godaan mereka, aku bukan pria sombong seperti Suguru."
"Kalau begitu, menjadi sombong jauh lebih gentleman daripada menanggapi godaan murahan mereka."
"Oh, c'mon, Shoko! Itu bukan karakteristikku, terima saja teman baikmu ini apa adanya."
Mata memutar dengan malas menjadi tanggapan kompak dari pria bergaya rambut man bun dan gadis perokok ini. Setelahnya Satoru tampak bangkit dari kursi dengan tatapan yang mengarah ke satu arah tanpa terputus, seringai terbentuk di bibir tipisnya.
"Aku ada urusan mendesak, kalian nikmati saja makanan di sini." Kaki jenjangnya membawa Satoru pergi dari kantin, meninggalkan dua sobat karib yang menatapnya dengan malas dari kejauhan.
"Kau meninggalkan hutang, bukan makanan."
--
Suara decapan dan kecupan berbunyi nyaring di dalam toilet. Tak perlu dijelaskan secara spesifik apa yang sedang terjadi di dalam sana, beberapa siswi memutar balik tubuh mereka dengan panik setelah mendapati suara-suara tersebut berasal dari dua most wanted sekolah.
Deru nafas terengah-engah menerpa bibir keduanya, netra kemilau Satoru menatap dua manik coklat tua yang tajam di hadapan. Berbisik dengan suara serak. "Siapa namamu?"
"Mei Mei. You must be Satoru, no?"
"Exactly." Bibirnya mendekat ke telinga si perempuan dengan seringai yang terus menghiasi wajah tampannya. "You're a good kisser, Mei Mei."
Rona merah di pipi pucat Mei Mei seolah menjadi jawaban. Kegiatan panas itu hendak kembali dilanjutkan kalau saja seseorang tidak mendadak masuk ke dalam toilet dengan santainya, tak menghiraukan dua sejoli ini yang tengah dimabuk nafsu.
Mei Mei memutar bola mata, jarinya menjentik ke arah siswi berambut pendek tersebut. "Kau tidak melihat kami sedang apa di sini?"
Hening melanda sesaat meski pancuran air dari dalam keran memecah kesunyian. Setelah mencuci tangan dan menutup kembali keran, barulah pelaku yang ditanya menghadap ke arah mereka. Sorot mata yang tenang namun terkesan tajam, garis tirus di kedua pipi, serta poni yang menutupi sebagian matanya. Membuat Satoru berdecak kagum selama sepersekian detik.
"Melakukan hal tak senonoh di tempat umum?"
"Sialan!"
Iris hazelnya bergulir menatap sosok jangkung yang berdiri di sebelah Mei Mei, hanya menatap sekilas- namun bagi Satoru cukup untuk membuat jantungnya mendadak hampir keluar dari tempat.
"Good kisser? Ciumanmu tak lebih kaku dari kanebo kering," ucapnya tanpa rasa bersalah. Mengabaikan mata memerah Mei Mei yang telah terbakar amarah. Tangannya melayang di udara hendak menampar si pemilik suara, sebelum dihentikan dengan cepat oleh Satoru.
Setelah puas memberi jawaban menohok, barulah murid itu beranjak pergi dari toilet meninggalkan dua insan yang diliputi reaksi dan rasa berbeda. Yang satu tersulut emosi, satu lainnya menyeringai kagum dengan jutaan arti.
"Who is she?"
"Lesbian bitches, [Name]."
--
[!] DEVIANT GIRL [!]
24/05/2024(🔓) Unlocked Character
Mei Mei
[ 冥冥 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviant Girl | Gojo S.
Fanfic"I like girls." "I can fix it." Perjuangan Gojo Satoru dalam misi merebut hati seorang gadis bermulut keji. Namun tantangan terbesar tak hanya karakteristik gadis tersebut, tapi juga seksualitasnya. (Warn! Out of Character) ©gege.akutami