6. Ke rumahnya

147 11 10
                                    


bismillahirrahmanirrahim

happy reading

Setelah pembicaraan Athaar dengan Abi dan uminya dua Minggu lalu. Saat ini Athaar ditemani Razi sedang berada di pinggir jalan tepat di depan rumah sang perempuan yang akan dilamarnya.

"Beneran ini rumahnya?" tanya Gus Athaar yang duduk di pengemudi.

Razi yang sedang duduk dibangku penumpang mendengus pelan "Rumah nenek gue" ucapnya membuat Gus Athaar menoleh cepat ke arahnya.

"Kok rumah nenek lo?"

"Ya beneran rumah nya dia lah bukan rumah nenek gue, ya lagian ngapain gue bohong nunjukin alamat rumahnya ga ada faedah sama sekali" ujar Razi.

"Kok gue deg-degan gini ya mau nemuin orang tuanya" gugup Gus Athaar.

"Kalau lo gugup mending gue aja yang ngelamar dia, kelamaan kalau lo mah" Razi ancang-ancang ingin keluar dari mobil yang dicegah Gus Athaar

"Gue tonjok ya lo" ancam Gus Athaar membuat Razi tertawa di tempat nya, memang berdua dengan Razi dia harus ekstra sabar menghadapi kelakuan sahabat nya itu.

"Yaudah mending sekarang kita nemuin orang rumahnya" ajak Razi yang diangguki Gus Athaar.

Mereka berdua pun keluar dari mobil, sebelum itu Gus Athaar mengambil bingkisan tanda bertamu pada orang rumah.

Athaar dan Razi melangkahkan kakinya menuju rumah yang ada di sana, sesampai di depan pintu Gus Athaar mengetuk pintu.

"Assalamualaikum"

Setelah beberapa saat terdengar langkah kaki seseorang, tak lama terlihat seorang wanita paruh baya yang berhijab rumahan berwarna hitam dengan gamis warna coklat susu membuka pintu.

"Waalaikumsalam, cari siapa ya?" tanya wanita itu.

Gus Athaar melirik ke arah sahabat nya, Razi yang melihat itu menganggukan kepalanya pelan. Tanda menyemangati sang sahabat.

"Kedatangan saya ke sini mau bertemu ibu" Ucap Gus Athaar membuat wanita paruh baya itu terkejut.

"Cari saya?" Tanyanya yang diangguki Gus Athaar. "Kalau begitu masuk dulu" ajaknya.

Gus Athaar dan Razi pun masuk mengikuti wanita itu, lalu duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"Sebentar saya bikinkan minum dulu"

"Gak usah bu" tolak Razi

"Udah gak apa-apa" ucap wanita itu tersenyum lembut, senyumnya persis seperti perempuan yang akan di lamarnya. "Kalian berdua mau minum apa?" tanyanya sebelum pergi ke dapur

"Kalau saya apa aja bu" jawab Razi.

"Saya juga" ujar Athaar

Setelah itu wanita itu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

Gus Athaar juga Razi melihat sekeliling rumah perempuan ini, bisa dikatakan dari rumahnya dia bisa menyimpulkan kalau perempuan ini dari keluarga yang cukup berada, tetapi ujar sahabat perempuan tersebut cukup sederhana, begitu kata sepupu nya.

Tak lama setelah itu wanita paruh baya itu datang dengan membawakan tiga cangkir minuman dan sepiring biskuit.

"Maaf ya adanya cuma ini" ucap wanita paruh baya itu.

Zayn & ZerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang