8. story in Jabal Rahmah

80 15 3
                                    

bismillahirrahmanirrahim

happy reading

Sudah satu minggu, niat Athaar ingin melamar lagi-lagi tertunda. Laki-laki itu saat ini berada pada masjid yang ada di pesantren tersebut.

Mata nya memejam, tapi mulutnya terus berdzikir. Sehabis sholat isya tadi dia memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah, melainkan duduk diam pada masjid.

Pikirannya akhir-akhir ini tidak menentu, membuatnya lebih mengadukannya pada Allah. Sang pemilik kehidupan, dengan dia seperti itu lebih membuatnya tenang.

Aisy melihat sang abang yang masih duduk di Masjid memutuskan untuk menghampiri. Perintah sang umi untuk mencari sang abang karena ingin makan malam, jadi sekarang dia ada di masjid, untungnya tidak kemana-mana abangnya satu ini. Jadi dia tidak perlu mencari kemana-mana.

Terlihat Athaar selesai dengan doa nya, jadi Aisy memberitahu pada sang abang perintah umi nya. "Bang makan malam" ucapnya.

Athaar yang mendengar suara sang adik langsung menoleh terkejut, "Sejak kapan kamu disitu?" tanya Athaar sambil mengernyitkan keningnya.

"Sejak 5 menit yang lalu"

Athaar menghela nafasnya sejenak sebelum berdiri diikuti Aisy di belakangnya, "Kayanya akhir-akhir ini Jafar ngeliat abang kaya banyak pikiran, mau cerita ga?" tawarnya.

Entah perasaannya saja atau memang benar abangnya itu banyak pikiran. Tapi semenjak satu minggu yang lalu tepatnya setelah dia meminta jemput sang abang setelah pulang sekolah, abangnya itu malah menjemputnya dengan teman nya yang bernama Razi, Aisy cukup akrab dengan teman abangnya tersebut. Tapi melihat dari wajahnya Athaar, Aisy memutuskan untuk tidak bertanya.

Kakak beradik itu berjalan pulang ke rumah, sebelum itu Athaar menutup pintu tidak lupa menguncinya.

"Kapan-kapan aja abang cerita, sekarang abang udah laper" ucap Athaar mengalihkan pembicaraan . "Ohh iya gimana sekolah kamu?" tanyanya.

Aisy tidak memaksa abang nya bercerita, cowok yang tingginya tidak jauh dari sang abang itu malah memaklumi, mungkin untuk saat ini abangnya itu memang tidak ingin bercerita. "Ya gitu, tinggal beberapa bulan lagi"

"Kamu mau kuliah apa mau kerja?"

"Jafar si maunya kuliah bang sambil kerja, lumayan kan uang jajan bisa nambah. Takutnya nanti kalau ada keperluan mendadak ga enak bilang sama abi sama umi." ucap Jafar.

"Kalau kamu mau kuliah fokus kuliah aja ga usah kerja, ntar tugas kuliah ga dikerjain malah sibuk kerja lagi. Kalau soal uang, nanti deh bilang sama abang siapa tau bisa bantu kamu" Athaar merangkul pundak sang adik.

Aisy menggeleng pelan. "Ga deh, takut ngerepotin abang" ucapnya.

"Biasanya juga kamu ngerepotin abang"

"Itu kan masih sekolah, nah kalau udah kuliah kan, Jafar mau cari uang sendiri sambil kuliah"

Athaar akhirnya mengalah. "Yaudah terserah kamu, tapi jangan sungkan kalau mau uang, bilang sama abang. Dan juga jangan sampai tugas kuliah nya jadi ga dikerjain"ucap Athaar menambahi.

"Siapp bang" Jafar hormat ala-ala abdi negara pada sang abang tersebut, membuat Athaar terkekeh kecil.

Tak lama setelah itu mereka berdua akhirnya sampai di ndalem, "Assalamualaikum" salam keduanya.

Zayn & ZerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang