11. Hari kelulusan Aisy

85 10 1
                                    

bismillahirrahmanirrahim

Happy Reading

Tepat satu bulan sudah Athaar pergi mengemban pendidikan di negeri orang, dan satu bulan kemudian tepat hari ini merupakan hari kelulusan sang adik, sedari pagi wajah Aisy terlihat murung disebabkan oleh sang  abang yang tidak sama sekali menghubungi nya beberapa hari terakhir, dia kesal karena sudah dipastikan abangnya tidak akan datang pada hari kelulusan nya.

Aisy duduk pada sofa di ruang keluarga menunggu Abi, umi, abang Ali dan istrinya–Arumi, juga Arissa bersama suami dan anaknya.

"Wajahnya jangan ditekuk gitu dek" Ali menghampiri sang adik yang duduk di sofa. Lalu duduk di sebelah nya.

"Ya gimana lagi, keluarga kita ga lengkap" ucapnya. Aisy terlihat menggunakan kemeja putih lengkap dengan jas dan celana berwarna hitam, dan juga  jangan lupakan sepatu pantofel di hari kelulusannya itu.

Fadhil—Suami dari Arissa juga terlihat menghampiri kedua iparnya itu. "Nanti abang beliin action figure kesukaan kamu deh" rayu nya pada Aisy. Aisy menghela nafasnya pelan.

"Ga usah bang, mending uangnya dibeliin mainan buat Shakir" ucapnya, Shakir Afnan—adalah anak dari Fadhil dan Arissa. Ali yang mendengar itu berdecak sambil memutar bola mata malas.

"Gaya-gayaan ga mau, biasanya juga ga nolak" Ali mengacak rambut Aisy, mendengar itu Fadhil tertawa pelan diikuti oleh Ali.

"Bang rusak kan rambut Jafar" Aisy tak menggubris ucapan Ali dia malah merapikan rambutnya sendiri menggunakan kedua tangannya.

"Kenapa ini ribut-ribut" ucap Abi yang baru bergabung di ruang tamu, diikuti oleh umi, Arissa dan Arumi.

"Ini bang Ali ngerusakin rambut Jafar bi" adunya pada sang Abi. Mendengar itu Abi hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Sudah-sudah, lebih baik kita langsung berangkat saja ke hotel tempat acara kamu" Ucap Abi, yang disetujui oleh anak dan juga menantunya.

Mereka semua berjalan keluar rumah, terlihat di garasi mobil ada salah satu akang santri yang lagi memanasi mobil Kyai tersebut.

"Bagaimana, sudah bisa di bawa pergi Umar?" Tanya Kyai pada akang santri yang menjadi sopir dari keluarga ndalem.

Umar mengangguk pelan. "Sudah bisa Kyai" ucapnya sopan, setelah itu mereka semua memasuki mobil. Abi, Umi, dan Aisy satu mobil. Sedangkan Ali, Arumi, Arissa, dan Fadhil satu mobil, yang dikemudikan oleh Ali.

Dua buah mobil tersebut pun pergi dari halaman ndalem menunju ke hotel tempat dimana acara Aisy dilaksanan.

*******

Acara demi acara telah dilaksanakan, dari pertunjukan dari siswa, pemberian hadiah pada siswa dan siswi berprestasi, pidato dari ketua osis, pidato dari kakak kelas yang meninggalkan, dan juga pidato dari kepala sekolah. Saat ini acara selanjutnya adalah pengalungan serta pemberian ijazah pada siswa dan siswi.

Aisy beserta teman-temannya duduk pada kursi khusus dari siswa dan siswi yang akan lulus, sedangkan keluarganya jauh di belakang yakni pada bangku khusus tamu undangan.

"Kenapa tu muka?" Tanya temannya di sebelah pada Aisy.

Aisy menoleh sekilas, "Abang gue ga dateng" ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zayn & ZerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang