sunset

150 22 4
                                    

Waktu yang disediakan untuk berkendara yaitu dua jam. Selama itu, mereka menjelajahi pantai dari saung sampai ujung pantai sesanggupnya. Baik Fushiguro, Yuuji, Kenjaku & Sukuna.. mereka bertiga menyetir APV dengan lihai, seolah terbiasa dengan kendaraan tersebut. Sedangkan yang membonceng tinggal menikmatinya doang.

Yang paling bersemangat ngendarain APV itu sepertinya cuma Yuuji doang. Daritadi dia nyetir kadang sambil berdiri, membiarkan surainya menari-nari tertiup angin. Selama itu juga kadang suka tertawa girang bersama Kugisaki dibelakangnya.

Tidak seperti Fushiguro yang kadang minta tukeran sama Satoru, tapi Satoru gak mau. Katanya gak bisa. Sementara di sisi lain Kenjaku dengan Uraume bertukar posisi.. mereka kelihatan netral aja sih.

Kalau Sukuna sepertinya kayak Yuuji. Dia kelihatan senang, namun menyembunyikannya dalam diam. Sesekali melirik penumpang dibelakangnya.

Sakura sendiri tampak anteng menikmati pemandangan pantai yang begitu indah.

Tak lama kemudian Sukuna berdehem, "Heh, Sakura. lu mau coba menyupir?"

"Eh?" Seperti baru sadar dari lamunannya, Sakura mengerjapkan mata. Lalu reflek menjawab, “Aku kan gak bisa nyetir."

"Nyoba dulu aja.”

“Ntar kalo kita jatoh, atau nabrak bebatuan atau karang-karang runcing gimana?”

“Ya anjir.. gak ada bebatuan gede maupun karang model begituan di sini. Lagian mendadak banget nabrak itu.” Sukuna tergeletak sendiri.

“Heheh, tau aja kan.”

“Gaklah. Jadi, gimana? Mau nyobain gak?”

Sakura diem dulu. Baru menyadari kalau sikap Sukuna gak sebangsat semalem. Hari ini sepupu kampretnya itu kelihatan kalem. Meskipun begitu Sakura harus tetap waspada kan?
“Hng, gak dululah. Takot terjadi apa-apa.”

“Lah, memangnya bakal terjadi apa? Nyoba aja.. mumpung gue lagi baik nih. Ntar gue ajarin. Gak usah khawatir."

Mendengar kalimat itu, plus melihat Sukuna tampak beda gitu pada akhirnya Sakura luluh juga. Sabenarnya Sakura juga pengen mencoba sensasi mengendarai APV. Meski dia tidak bisa mengendarainya, toh ada Sukuna inih.

Mereka pun pindah posisi..

Beberapa meter dari tempat pemberhentian, Sakura masih terlihat oleng membawanya. Hal itu membuat Sukuna berkali-kali membantunya dalam mengendalikan kendaraan tersebut.

Sejujurnya Sakura merasa malu sendiri karena dirinya begitu payah. Disisi lain Sakura entah mengapa tak ingin kelihatan payah di depan Sukuna karena kemampuan berkendaranya yang buruk.

Dan tanpa sadar hal itu malah membuat dirinya dengan Sukuna menjadi dekat.

Sentuhan tangannya saat membantu mengendalikan stang dan pedal rem, tubuh Sukuna yang menempel pada punggungnya, suara Sukuna yang memberi instruksi begitu menggelitik telinga. Semua itu sukses membuat jantung Sakura jadi dag-dig-dug.

‘Ihh, perasaan apa nih? Kenapa lama-lama dengan si iblis ini malah jadi nyaman ya? Dia pake guna-guna keknya nih,’ batin Sakura curiga.

“Sakura, lihat.. pemandangannya jadi lebih bagus bukan?" Sukuna menunjuk matahari yang sudah mulai terbenam.

Kemudian pandangan Sakura pun beralih ke matahari yang kian menenggelamkan diri. Kalau ditatap lamat-lamat, omongan Sukuna barusan ada benarnya.

Jadi kelihatan makin bagus melihat sunset sambil mengendarai APV. Pemandangan yang kini tengah ditatapnya begitu indah. Sakura jadi takjub. "Benar. Itu terlihat indah sekali.”

"Ya, kan?" Ucap Sukuna makin mendekatkan diri di punggung Sakura. "Apalagi langitnya jadi jingga begitu. Lucu."

Sakura tak menjawab. Ia hanya menatap Sukuna yang tengah menunjuk langit sambil terus mempersempit jarak. Ini tentu tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Dan entah situasinya sedang mendukung atau apa... Di matanya, kini sepupu bertatonya itu terlihat makin berkilau dan ganteng. Tanpa sadar lagi, wajah Sakura malah merona.

Seperti tau apa yang sedang dipikirkan Sakura, Sukuna mulai tersenyum miring. Kemudian dengan sengaja Sukuna menyandarkan dagunya di bahu kanan Sakura.

Seketika itu tubuh Sakura menengang. Apalagi wajah sepupunya jadi sedekat itu.

“Wajahmu memerah gitu.. jangan bilang lo terpesona dengan ketampanan gue,” gumam Sukuna malah membuat Sakura refleks pengen nampol mukanya.

Namun belum sempat berniat nampol muka Sukuna, pegangan tangan Sakura yang harusnya fokus nyetir malah oleng. Dan pada akhirnya..

Ngiing! Brug! Duaar!!

“Hwaaa!!”

“Aaaa!”

Mereka berdua pun terjatuh dari kendaraan tersebut.

..
.

Cousin Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang