Perasaan

151 20 4
                                    

‘Sukuna bego, bgst, gila, cuih,’ batin Sakura sibuk mengumpat gara-gara kejadian tadi.

Sekarang Sakura lagi duduk di bangku depan kedai minuman. Di depannya ada Yuuji yang ngebantu mengobati luka-luka di kaki Sakura akibat jatuh dari APV.

“Aduuuh! Sakit ji! Jangan di teken-teken gitu, ihh.”

“Iya iya.. padahal gak neken banget,” balas Yuuji sambil lebih hati-hati mengolesi obat merah ke luka goresan di lutut Sakura.

Sementara itu Kugisaki melihat Yuuji dan Sakura dengan tatapan.. gimana gitu. Ada perasaan cemburu tapi Kugisaki tau kalau hubungan mereka cuma saudara sepupu doang, akan tetapi kesal saja melihat Yuuji yang begitu perhatian kepada Sakura.

Saat Sakura dan Sukuna terjungkal dari APV tadi saja Yuuji langsung menghentikan APV nya dan buru-buru menghampiri Sakura dan Sukuna, tepatnya ke arah Sakura. Kalau sama Sukuna dia mana peduli.

..

“Baru sadar gue Sakura mau diboncengin sama si setan itu,” gumam Satoru yang duduk tak jauh dari tempat Sakura, Yuuji & Kugisaki berada.

Satoru lagi duduk bareng Fushiguro.

Fushiguro sendiri mendengus sambil bergidik. “Iya. Untung si tatoan iblis pink Sukuntul itu gak deketin gue lagi. Dih, jijik gue pas tau dia ada si sekitar sini juga.”

Tampaknya Fushiguro masih trauma mengingat dulu Sukuna pernah ganjen sama dia karena mengira Fushiguro itu cewek.

“Awkwkw, iya juga ya.” Satoru malah ketawain Fushiguro.

“Trus lo sendiri gimana sama si Kenjaku itu? Dia kan ikut sama Sukuntul juga. Lo gak kesel ketemu sama dia?” Balas Fushiguro mengingat kalau Satoru sama Kenjaku dulu pernah ada cekcok. Mereka pernah rebutan sahabat cewek mereka yang membuat persahabatan mereka terputus.

Satoru langsung diem. Dia mengedarkan matanya tuk melihat ke arah Sukuna and the genk berada.

Kebetulan Kenjaku juga lagi ngeliat dia sambil bersidekap. Untuk beberapa saat mereka saling melempar pandangan datar. Sebelum kemudian Kenjaku tersenyum miring dan memberikan jempolnya yang mengarah kebawah.

Waktu mereka kebut-kebutan APV tadi memang yang unggul itu Kenjaku sama Uraume. Dan sekarang Kenjaku tampak puas akan kemenangannya.

“Wah, emang ngejak gelud banget si bangsat itu.” Satoru yang gak mau kalah pun balas memberikan jari tengahnya.

..

Sedangkan Sukuna sendiri lagi dibantu babunya, hmm, maksudnya Uraume tuk bantu mengobati luka lecetnya juga.

“Gue kira lu bisa ngendarain apvnya bos. Kok bisa jatuh?” tanya Uraume kemudian.

Sukuna merengut. “Diamlah, tadii yang ngendarain Sakura. Udah gue ajarin.. mana tau kita sampai nyusruk segala.”

“Hahaha, ada-ada aja sih bos.”

“Btw, lu betulan mau deketin sepupu cewek lu itu tuk diajak main anu? Dia kelihatannya baik. Kasian gue liatnya kalo buat Lo mainin perasannya doang,” sahut Kenjaku setelah menyelesaikan acara saling lempar jari tengah tadi sama Satoru dan kini beralih menatap Sukuna.

Sukuna cuma menopang dagunya dan gak jawab apa-apa, tapi pandangannya tertuju pada Sakura. Sukuna jadi teringat dengan masalalunya waktu sebelum pergi ke Las Vegas.

..
.

Waktu kecil.. Sukuna itu sudah menyadari tentang perasaannya kepada Sakura.

Sejak kecil Sukuna itu pendiem banget dan lebih suka ngumpet di dalam kamar. Tapi ia sering melihat Sakura main sama Yuuji ketika sepupu dari Konohanya itu main ke Tokyo bareng orangtuanya.

Sakura memang terlihat lebih akrab dengan Yuuji. Mereka sering melakukan hal bersama-sama... bahkan waktu mau mandi pun kadang bersama.

Sukuna cuma bisa memperhatikan mereka dari kejauhan doang. Dan ia yang dulu masih sepuluh tahun begitu terpesona melihat tubuh Sakura kecil ketika Sakura lagi mandi bareng Yuuji di kolam belakang rumah.

Tubuh Sakura yang ramping, kulit yang putih bersih dan tampak lembut. Tanpa sadar sejak saat itu Sukuna pengen banget ikutan bergabung bersama mereka dan menantikan saat-saat di mana ia bisa mandi bersama Sakura juga.

Namun waktu seolah tidak pernah memihak padanya. Orangtua Sukuna dan Yuuji bercerai yang membuat Sukuna berakhir tinggal di luar negri. Jadi Sukuna belum pernah sempat saling ngobrol dengan Sakura.

Padahal Sukuna masih kecil waktu itu tapi ia terus saja mengingat tentang sepupu ceweknya ntu. Dan semakin tidak percaya lagi kalau dirinya benar-benar mempunyai perasaan yang lebih dari sekedar saudara sepupu kepada Sakura.

Tapi seiring waktu berlalu, Sukuna mulai lupa dengan wajah Sakura. Dia cuma inget nama doang. Bahkan anehnya ketika mengalami mimpi basah pertamanya adalah bersama Sakura yang wajahnya memudar.

Sakura yang mendesah di bawah kungkungannya, peluh membasahi wajahnya, bibir ranum yang tidak henti-hentinya menyebutkan nama Sukuna. Pagi harinya Sukuna bangun dari tidur dengan pikirannya yang selalu membayangkan bagaimana jadinya jika ia benar-benar bisa melakukan seks dengan Sakura.

Tapi waktu itu Sukuna sadar bahwa mustahil baginya untuk memiliki Sakura. Jika Tuhan itu ada wujudnya, Sukuna benar-benar ingin bertanya, kenapa cupid begitu tega memanahkan panah cintanya kepada sepupunya sendiri, yang bahkan mereka gak pernah ngobrol bareng.

Dan saat itulah kepribadian Sukuna mulai gak bener. Ia mencari cewek lain tuk mengalihkan pikirannya dari sepupunya ntu. Akan tetapi berakhir keblabasan, maksudnya bukan cuma satu cewek saja yang dipacarin Sukuna gitu.

Jadi begitulah, makanya Sukuna seneng banget ketika ia pada akhirnya balik ke Tokyo. Kebetulan sekali Sakura berlibur ke rumahnya. Sabenarnya itu adalah sesuatu yang gak disangka-sangka bagi Sukuna sendiri.

.
.
.
















.
.

Mungkin minggu depan cerita ini udah end..

Cousin Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang