Suasana kantor Faith Corps tampak lebih ramai dari biasanya. Tentu saja, hari ini ada wawancara untuk penerimaan karyawan baru.
Beberapa orang tampak memenuhi lobby kantor, mereka mengenakan seragam rapi dan formal lengkap dengan sepatu pantofel hitam. Beberapa terlihat nerveous dan berdoa, beberapa orang juga terlihat berlatih dengan intonasi suara yang lebih percaya diri dan meyakinkan.
Seorang lelaki tampak terduduk disudut kursi. Lelaki itu tampak santai dengan balutan hoodie abu yang menutup kepalanya. Dengan kabel headset yang mengalung dilehernya, tidak lupa berpadu padan dengan sepatu kets nya berwarna putih.
Dilihat dari manapun pria itu tampak bukan seperti pelamar kerja.
Dia sedang menunggu seseorang.
Disaat seorang lelaki dengan pakaian suits rapi berjalan memasuki ruangan, lelaki berhoodie itu mendekatinya.
"Kenapa kau disini?" tanya lelaki berpakaian rapi itu kepada lelaki berhoodie.
"Aku tidak bisa masuk ke ruangan jadi aku menunggu hyung disini." ucapnya sambil tersenyum.
Lelaki berpakaian rapi itu melajukan langkahnya diimbangi dengan lelaki berhoodie itu.
"Seungmin~ssi kenapa kau berpakaian seperti ini. Kau ini sedang di kantor. Harusnya kau memakai pakaian yang lebih rapi."
"Malas." respon lelaki yang dipanggil Seungmin itu.
"Anda bukan anak kuliahan lagi, Seungmin~ssi. Orang tuamu akan segera memperkenalkan kamu ke publik sebagai CEO penerus Faith Corps."
"Masih sekitar sebulan hyung."
"Tapi tetap saja anda harus membiasakan diri dulu."
"Jangan bicara formal seperti itu hyung."
"Aku tidak bisa, kau bukan temanku lagi sekarang."
"Minho hyung."
Lelaki yang dipanggil Minho itu tampak tidak mengindahkan ucapan Seungmin. Begitu dia sampai di ruangannya, dia mengambil sebuah tablet dan menggulirkan layarnya.
"Hari ini kau ada jadwal janji dengan desainer yang akan mengukur tubuhmu. Suits itu akan digunakan untuk pertemuan perdanamu dengan para pemegang saham."
"Kenapa harus dilakukan dikantor sih?" gerutu Seungmin
"Karena kata eommamu kau jarang pulang ke rumah. Sejak kau pulang dari Inggris kau selalu saja pergi. Aku sampai susah dan harus bingung menjawab apa kepada eommamu. Padahal kau bukan tanggung jawabku lagi."
Memang seperti itulah hubungan mereka.
Kim Seungmin sejak dulu suka kebebasan. Dia sebenarnya orang yang cerdas dan sangat mumpuni dalam mengelola perusahaan. Tapi dia tidak mau diatur.
Seperti halnya sekarang. Hanya untuk pertemuan saja harus mengenakan suits dengan desainer terkenal. Menurutnya itu pemborosan. Dan kenapa dia harus pencitraan di depan banyak orang. Bagi dia yang terpenting bisa bekerja itu sudah cukup. Masalah pakaian harusnya tidak perlu sebegitunya.
Tapi beda dengan Minho. Lelaki itu tidak perlu tahu apapun alasannya, dengan menurut saja sudah lebih dari cukup
Lee Minho adalah anak dari tangan kepercayaan appa Seungmin. Mereka tidak sedarah tapi kedekatannya melebihi saudara kandung.
Dia disekolahkan bersama Seungmin di Inggris. Sekalian untuk menjaga Seungmin selama di Inggris.
Selamat berkuliah disana Minho harus lapor 24 jam kepada orang tua Seungmin tentang apa saja yang dilakukan Seungmin selama di Inggris.
