“Kau ingin kita bertukar peran? Apa kau gila?!” Minho nyaris saja menggebrak meja kerjanya setelah mendengar ucapan Seungmin.
“Kau tahu pekerjaan ini hal yang serius, bukan main-main?!’ Minho bahkan masih meninggikan suaranya.
“Aku tidak main dengan ucapanku hyung.” jawab Seungmin yang sedari tadi mulai bersikap sedikit lembut lantaran lelaki yang dianggapnya kakaknya sendiri itu mulai terlihat marah.
“Kau ingin aku berpura-pura menjadi CEO dan kau menjadi karyawan biasa, bukankah itu terlihat seperti main-main? Ayolah Seungmin kau bukan anak kuliahan lagi. Berhentilah bermain-main karena di gedung ini banyak orang serius untuk mencari uang.”
“Aku menyusulkan ini juga bukan tanpa alasan hyung.”
“Aku ingin menjadi karyawan biasa dan berbaur dengan para karyawan yang lainnya. Ingin melihat kinerja mereka, ingin melihat bagaimana mereka berbicara di belakang atasannya. Dan tentu saja ingin menilai siapa saja yang loyal pada perusahaan ini.”
“Tapi menjadi CEO… Itu jabatan untukmu, mereka akan tahu.. Aku tidak..” Minho sampai tidak bisa berkata apa-apa menyingkapi lelaki yang di depannya itu.
“Tidak akan ketahuan, lagian anak dari Presdir Faith Corps belum pernah di publikasi, kurasa ini tidak masalah. Kalau mengenai rumor yang beredar kau tidak perlu khawatir hyung.”
“Kalau orangtuamu tahu?”
“Bilang kalau aku yang memintanya. Lagian kapan sih mereka memarahimu?”
“Kau tidak tahu saja.” gerutu Minho.
“Sampai dua bulan saja kok. Sampai appa mengumumkanku secara publik sebagai CEO selanjutnya dalam Faith Corps ini. Tidak lebih.”
Minho menghela nafas panjang, menatap Seungmin yang membulatkan kedua bola matanya seperti anak kucing yang mengharapkan makanan. Siapapun tidak akan tahan ditatap seperti itu.
“Okey fine. Dua bulan saja tidak lebih.”
Seungmin mengangguk cepat,”Aku berjanji padamu. Hanya dua bulan saja.”
“Gomawo hyung.” Seungmin kembali meringsek memeluk Minho yang jelas Minho mendorongnya karena kesal.
*****
Jia mengucek kedua matanya berkali-kali saat membuka emailnya dan membaca pengumuman penerimaan kerja.
Dia masih tidak percaya ada namanya di daftar itu.
Sejak seminggu yang lalu Jia begitu gelisah menunggui email itu dan akhirnya hari itu datang juga.
Walaupun sebenarnya dia tidak begitu berharap banyak, tapi dalam hati kecilnya menaruh beberapa harapan disana.
Sambil berteriak dan melompat-lompat dia mengabari tantenya.
“Imo, imo lihat aku diterima kerja di Faith Corps!!”Bahkan tantenya yang tidak menyangka keponakannya bekerja di perusahaan besar itu ikut melompat-lompat dan menciumi pipi Jia.
“Ah, Jia imo senang sekali. Semoga ini menjadi berkah bagi semuanya.” ucapnya kemudian.
Jia bahagia sekali ternyata Tuhan telah merubah takdirnya.
Jia berpamitan dan resign dari pekerjaan part time nya. Dia menyiapkan semuanya dengan baik. Dia bahkan mengambil tabungannya untuk membeli sepatu baru dan beberapa blazer agar menunjang penampilannya di tempat kerja barunya.
*****
Hari yang ditunggupun tiba, Jia sudah bangun lebih pagi dan datang lebih awal. Tampak beberapa karyawan baru yang sudah berdiri disana untuk apel.