"Malam ini jangan pulang.." ucapan Seungmin membuat tubuh Jia memanas, detak jantungnya berdegub tidak karuan. Dia bingung dengan sosok di depannya yang menyandarkan kepalanya pada bahunya. Jia tidak tahu harus berbuat apa karena apa yang dirasakan saat ini adalah pertama kalinya buat Jia.
Seungmin merangkulkan tangannya ke leher Jia, mendorong punggung Jia dengan telapak tangannya agar tubuhnya semakin merapat dengannya. Memeluk Jia dalam.
Sesaat dia mendekatkan wajahnya kepada wajah Jia diapun mencium lembut bibir Jia. Kali ini tidak ada penolakan. Jia sendiri bingung dengan respon tubuhnya. Apakah ini efek dari alkohol yang dia minum?
Ciuman mereka semakin dalam dan semakin panas, sekarang tidak peduli siapa yang memulai duluan, bibir mereka saling memangut lapar satu sama lain.
Seungmin menarik tubuh Jia berjalan bergeser mendekati kamarnya tanpa melepas tautan di bibir masing-masing, saat mereka sudah sampai di kamar, Seungmin mendorong tubuh Jia perlahan dan merangkak di atasnya. Membuka t-shirtnya terlebih dahulu sebelum akhirnya dia menindih Jia dan kembali melanjutkan ciumannya yang panas.
Sepertinya mereka berdua mulai kehilangan kendali.
Tiba-tiba saja ponsel Jia berbunyi. Awalnya dia abaikan tapi deringan telepon itu lama-lama mengganggu juga. Saat Jia mengambil ponsel dari sakunya dia melihat nama tante nya terpampang besar di layar ponselnya.
Seungmin sampai harus menghentikan aktivitas menatap Jia yang kebingungan dibawahnya.
"Ada apa?"
"I-imoku menelepon.. Se-sepertinya aku harus segera pulang.."
"Ah benar, kau seharusnya pulang.. A-aku akan mengantarmu."
Seungmin segera beranjak dari tubuh Jia, dia merapikan bajunya, sementara Jia merapikan rambutnya dan menjawab teleponnya.
"Iya, imo."
"Kenapa lama sekali mengangkatnya. Kau sedang dimana sih?"
"Aku.. ini baru perjalan pulang. Jalanan macet imo."
"Ya sudah imo tunggu. Jangan membuat imo khawatir."
Seungmin pun mengantar Jia. Di mobilnya mereka menjadi sangat canggung.
Dalam perjalanan pulangpun mereka tidak berbicara sepatah katapun.
*****
Sampai dirumah Jia menatap langit-langit sambil memegangi bibirnya.
"Apa tadi barusan? Perasaan macam apa ini?"
Terdengar suara kembang api dari luar. Jia menatap keluar jendela, sepertinya pesta kembang api perayaan pergantian tahun sudah dimulai.
Jia menatapnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Tahun ini dia habiskan dengan rasa galaunya dirumah.
"Arghh bagaimana dengan Minho oppa!!" jeritnya dalam bantal
*****
Setelah libur satu hari karena hari raya tahun baru, esoknya mereka bertemu. Mereka mencoba bersikap biasa saja walaupun sangat sulit untuk bersikap biasa saja.
"Bagaimana tidurmu kemarin?" tanya Seungmin
"Baik. Kamu?"
"Sama."
Setelah itu kembali mereka mengalami kecanggungan.
Seseorang menepuk punggung Jia membuat Jia sedikit lega karena setidaknya mereka tidak berbicara berdua saja.