"AKKHHHHHH" teriak Rasti yang langsung membuat semua orang berlarian ke arah toilet begitu juga dengan anida dkk dan Dila dkk
" Heh, Lo kenapa Rasti?" Tanya Marwah menghampiri Rasti yang sudah terduduk lemas di lantai toilet tersebut
"Iyaa Rasti, Lo kenapa Jawab kita!" Ucap anida yang juga sudah berada di depan Rasti
"I-itu ada d-darah" jawab Rasti sambil menunjuk ke arah cermin
Sontak mereka semua langsung melihat ke arah cermin, dan benar saja ada sebuah tulisan di cermin itu, dan lebih mengagetkannya lagi tulisan itu di lumuri oleh darah
" SIAPA YANG UDAH NGELAKUIN INI?!!" teriak ayu menatap semua orang yang ada di sana
"AYOO JAWABB!!" Teriak Alya juga, tapi tidak ada seorang pun yang menjawabnya
Hingga tatapan mata Alya jatuh pada sebuah tisu yang ada bercak darah di beberapa bagian, dan terlihat tisu itu jatuh dari saku celana seorang gadis, yang ternyata adalah celsi, beberapa saat Alya termenung hingga dia tersadar dan segera melihat ke arah kanan kiri, memastikan apakah ada seseorang juga yang melihat itu, hingga tatapannya beralih ke arah ayu yang juga sepertinya melihat tisu itu, dan saat Alya melihat ayu akan bertindak dengan cepat Alya langsung menghentikannya
"Ayuu, bisa ikut gue sebentar" bisik Alya ke telinga ayu
"Jangan sekarang, gue punya urusan" jawab ayu
"Enggak!, Ini penting dan harus kita bicarakan" bisik Alya lagi
"Huftt, yaudah" ucap ayu
"Okee, ikut guee" ucap Alya dan langsung pergi dari tempat itu di ikuti oleh ayu di belakangnya
Sementara anida, Marwah dan celsi, mereka membawa Rasti ke tenda darurat untuk beristirahat dan menenangkan pikirannya, mereka bertiga sempat mencari keberadaan Alya dan ayu, tapi mereka berdua tidak ada, dan Karna sekarang Rasti lebih penting mereka bertiga memutuskan untuk membawa Rasti saja terlebih dahulu
Sedangkan di tempat Alya dan ayu, mereka berdua sedang berada di hutan jauh dari tempat camping, untuk membicarakan hal, yang tadi mereka lihat
"Ck, Lo kenapa sih bawa gue ke hutan kek gini?" Ucap ayu yang sudah kesal pasalnya tadi dia akan bertanya kepada celsi tentang apa yang dilihatnya tapi karna Alya, dia gagal bertanya kepada celsi
" Tenang dulu, gue ngajak Lo kesini Karna ada hal penting yang perlu kita bicarakan" ucap Alya
"Hal penting apa?" Tanya ayu to the poin
"Lo tadi juga ngeliat itu kan?" Tanya Alya
"Ngeliat apa?, Ngomong yang jelas dong" ucap ayu
"Ngeliat tisu yang jatuh dari saku celananya celsi" ucap Alya
"Hah!, Jadi Lo juga liat?" Tanya ayu
"Iyaa, dan gue mohon Lo jangan langsung gegabah nuduh celsi secepat ini, Karna dari bukti yang gue dapetin beberapa hari ini, pembunuh itu bukan orang lain, bahkan pembunuh itu selalu ada di sekitar kita, selalu memantau apa yang kita lakuin, dan juga pembunuh itu adalah teman sekelas kita" jelas Alya
"Hah!!, Jadi maksud lo, kita sama pembunuh itu sekelas?, Dan Lo minta gue nggak langsung nuduh celsi?" Ucap ayu
"Iyaa kita sekelas, dan untuk celsi, kita nggak bisa langsung nyimpulin bahwa dia itu dalang di balik semua ini, karena bisa jadi dia juga dijebak" ucap Alya
