“jadi, bagaimana menurutmu?”
Sakura menatap uang yang telah disodorkan oleh pria berkacamata hitam bulat di depannya yang dia tahu bernama Ebisu. Mereka telah berbicara selama 30 menit tentang membahas perkara kasus dari Shion.
Seorang pria datang ke rumahnya, entah bagaimana dia bisa mendapatkannya alamatnya. Dia memperkenalkan dirinya sebagai pengacara keluarga Miko.
Sungguh keluarga yang pengecut, alih-alih mendatanginya secara langsung, dia malah menyuruh pelayannya.
Bagaimanapun, itu menyangkut tentang nama keluarga Miko. Kasus penyerangan dari si bungsu Shion kepada Sakura memunculkan banyak tanggapan dari orang-orang. Bagaimanapun keluarga Miko adalah salah satu keluarga terpandang. Maka dari itu datang menyogok Sakura untuk memberikan kesaksian palsu. Dari keterangan CCTV, Shion lah yang menyerang duluan. Sekarang hanya tinggal mengubah kesaksian Sakura sebagai korban. Dia menyuruh Sakura menjadi pelaku sebagai alibi penyerangan lebih dahulu sehingga Shion seolah membalas. Dengan begini, Shion tidak akan terkena perkara.
“tidak akan ada penjara, kami menjamin itu. Keluarga Miko akan bersikap seolah-olah memaafkan dirimu, kami pastikan kebutuhanmu akan terjamin”
“kalau begitu lipat gandakan..”
“apa?”
“gandakan” balas Sakura. Saat ini uang menjadi harga dirinya, di tidak peduli dengan seringai menghina di depannya. “aku punya ibu, aku punya pekerjaan, dan jika aku menjadi tersangka utama, aku akan di pecat dan kemungkinan besar tidak bisa mendapatkan penghasilan. Seseorang yang memiliki citra buruk sulit mendapatkan pekerjaan kau tahu?”
“Tch, kau lebih rakus dari yang kukira. Tapi baiklah, akan kami gunakan. Besok, ubah kesaksianmu, oke?”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Angin malam bertiup lembut, menerbangkan asap rokok ke udara. Rambut merah pria itu bergerak perlahan-lahan, menciptakan gambaran keheningan dan kesendirian. Di balik keremangan, dia tersesat dalam dunianya sendiri, jauh dari keramaian dan tekanan kehidupan sehari-hari.
Tidak ada ekspresi di wajahnya, hanya kerutan di dahi yang menunjukkan pikiran yang kacau. Dia merokok bukan hanya untuk menenangkan pikiran, tetapi juga untuk melarikan diri dari realitas yang sulit dihadapinya. Rokok adalah teman setianya, meskipun sementara dan berbahaya.
Lamunannya terputus saat ia mendengar suara langkah kaki dari jauh. Dia menoleh perlahan, matanya masih kosong. Seseorang mendekatinya dari kegelapan, tetapi pria itu tidak bereaksi. Seiring langkah kaki mendekat, cahaya semakin terang, mengungkapkan sosok seseorang yang dikenalnya.
“Yahiko" panggil orang itu dengan lembut.
Pria itu mengangkat pandangannya, matanya masih tanpa ekspresi. "Nagato, kau datang."
Dia berdiri di depannya dengan penuh kekhawatiran. “Yahiko ada apa? tidak biasanya kau memanggilku ke tempatmu” Pria itu tidak bisa menyembunyikan rasa girang di suaranya. Untuk pertama kalinya hal itu terjadi, jantungnya berdetak kencang.
Yahiko hanya menggelengkan kepala sedikit, masih terdiam. Dia menghisap rokoknya lagi, membiarkan asap keluar dari bibirnya. Dalam keheningan, suara langkah kaki mereka berdua terdengar samar di tengah malam yang dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
S E L F
Fiksi PenggemarWARNING ALERT⛔🔞 ●This story contains adult content, profanity and violence● "mau jadi anjingku?" "Uang adalah segalanya, bahkan jika harus menjadi anjing tidak masalah untukku.." "aku hanya ingin hidup tanpa aturan seperti seekor anjing" Haruno Sa...